"Dan ku telah jatuh cinta, ku wanita dan engkau lelaki, perasaan ku berkata, im falling in love. Huuuu" asik banget dah nyuci piring sambil nyanyi lagu kasmaran. Hihihihi.
"Sumbang" Jerry mengantar gelas kotor kepadaku.
Masa bodoh lah "SANG CINTA MENDEKAT LAH" aku meliriknya ketika meninggikan suara. "Apa?" aku menatapnya sinis yang membantu menyusun piring ke rak.
"Fikirmu aku cemburu kamu menunjukkan keromantisan kalian berdua?" dia tertawa remeh "Nggak lah"
"Menurutmu aku melakukan itu Agar kamu cemburu?. Nggak" aku menatapnya serius "Maaf, kamu bukan fokusku lagi saat ini" kataku meninggalkannya.
"Benarkah?"
Aku berhenti melangkah, menatapnya.
"Menurutmu semudah itu melupakan seseorang yang kamu cinta? Heh?"
Aku tersenyum "Tentu saja gak semudah itu" jawabku mendekatinya. "Aku telah mencintai Kak Afgan sejak kelas satu SMA. Menurutmu bagaimana bisa aku melupakannya dengan perasaan selama itu?. Bahkan, saking lamanya, dia mampu merubah perasaanku padamu secepat ini. Maaf, aku gak tertarik lagi padamu" kataku meninggalkannya.
"Mungkin suatu saat aku Kan membuktikannya" katanya menyengir bak pemeran antagonis
"Ih!, berenti deh gangguin hidup aku terus!. Pe-Ak!!"
🍁🍁🍁
Dia berusaha membuktikan ini?.
Gak ngerti deh ilmu hitam apa yang dia pake sampe Pak Erte, Ibu dan Kak Jaya seolah mendukung dia.
Kak Jaya sampe tega gini bohongin aku. Ngajak ngumpul bareng, dia malah ngundang Jerry. Sama Ce Linda pula. Jadi ceritanya aku malah jadi obat nyamuk mereka karena Kak Afgan ngantarin Mamanya ke Sarolangun.
"Jangan main hape kalo lagi ngumpul" Jerry menarik hapeku, diletaknya dalam sakunya.
Ih, upil ayam dia nih!. Sok akrab banget.
"Kembaliin gak" ancamku.
Dia mengangkat bahu pura-pura gak dengar. "Yang, ini rasa apa?" dia mengambil gelas minuman Ce Linda dan langsung menyeruputnya. Ce Linda yang lagi ngobrol sama istrinya Kak Jaya langsung ngalih fokus ke laki Pe-aknya.
"Yang biasa itu Je" dia mengelus pipi Jerry yang mengidik karena minuman itu "Untuk diet aku" katanya tertawa.
Norak!.
Menurutmu aku cemburu?.
Nggak!.
Aku mengambil donat yang terhidang di Meja. Mengunyahnya banyak-banyak.
"Baca Bismillah dulu Im" Kak Jaya berbisik.
"Uhah" jawabku dengan mulut penuh donat.
Uh, ada Blitz, siapa yang motoin aku?. Aku langsung nutup mulut, karena pasti jelek banget dah.
"Ya ampun, jelek banget dia disini. Hahahaha" Hari Pe-Ak memperlihatkan hapenya ke kekasihnya. Lalu ke Ce Linda. Mereka tertawa, lalu melihatku.
Beneran, aku yang di foto dia. Kurang asem!!.
"Di jadiin Meme obat nyamuk lucu kali ya?"
"Gak boleh gitu Har" tegur Kak Jaya.
Cepatlah habis kunyahanmu Im. Habis itu, tonjok habis Hari Alay itu hingga lebam biji matanya!!.
"Mana lihat?" Jerry mengambil hape Itu dari tangan Ce Linda. Foto itu kalo sampe di tangannya, lebih lagi bullyan dia terhadapku.
Dia menatap hape itu, lalu tersenyum. Sudah aku duga!. Huu, rasanya mau nangis. Itu, dia pasti kirim foto itu ke akun dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Raim : My Unfavorite Lecturer ✔️
De TodoSecond story Miss Raim and Her Brondong. Mencintai dan membenci secara bersamaan itu menyakitkan. Terlebih bila harus menahan cemburu.