"Assalamualaikum Pak Erte, ibu"
"Waalaikum Salam, nah tumben ceria gini" ibu menyambut dengan wajah yang ikutan sumringah.
"Im ada berita baik" aku duduk di antara mereka.
"Apa?" tanya Pak Erte.
"Im kan solat Istikharah. Belajar sih, rencananya malam nanti mau solat beneran. Lalu, hal yang gak terduga terjadi. Selesai Im baca doanya, Allah langsung tunjukkan siapa yang harus Im pilih. Tebak, Im pilih siapa?"
"Jaya?" tebak Pak Erte
Aku menggeleng "Dia, tiba-tiba ada seolah jawaban dari doa Im"
"Dia maksudnya Jerry?" tanya ibu.
Aku mengangguk antusias "Jerry pulang bu, pak. Dia udah pulang. Im yakin seyakinnya Im gak berhalusinasi. Semua anak kos lihat dia. Bayangkan, hampir setahun dia semakin tampan. Lebih tampan dari Tau ming se Pak Erte. Rambutnya pendek, gak jerawatan lagi, gaya berpakaiannya udah rapi seolah model gitu. Dia udah minta maaf sama Im. Im sudah meluruskan masalah kami. Im senang, im senaaaaang banget Pak Erte"
"Lalu Jaya gimana?"
Aku menatap Pak Erte. Seketika bahagiaku hilang.
"Anu, Im sudah telpon dia dan ceritakan semua. Im udah minta maaf dan minta Kak Jaya untuk jelasinnya ke Mama Ina. Bagaimanapun Im gak bisa hidup dengan orang yang gak Im cinta. Kak Jaya ngerti. Kami lebih cocok kakak adik, dia bilang gitu. Dia senang Im sudah mengambil keputusan. Dia mendoakan yang terbaik untuk Im. Im juga berharap begitu untuknya. Bila senggang, Im akan minta maaf secara langsung dengannya dan keluarganya. Utamanya Mama Ina"
"Syukurlah" ibu memelukku. "Ibu berharap setelah ini gak ada lagi wajah sedih yang sering tampak diwajahmu nak"
"Lalu, Jerry gak kesini?" tanya Pak Erte.
"Im sudah kasih tau suruh kesini. Im bilang Pak Erte sama Ibu pasti kangen. Meski parabola udah ganti baru, ibu tetap bitih Jerry untuk perbaiki channel" ceritaku.
"Heeeh, ibu lagi di jualnya"
Hihihihi, gak apa-apa lah sesekali.
🍁🍁🍁
Hampir satu minggu dia gak kerumah juga. Jerry kemana?. Apa menghilang lagi?, atau balik ke Medan?.
Bodohnya aku gak sempat meminta nomornya. Setidaknya aku bisa nanya dia dimana dan kapan bisa kerumah. Ibu dan Pak Erte udah sering nanya.
Gak mungkin Jerry ngilang lagi. Kemarin dia udah minta maaf. Dia udah tau aku minta dia untuk kembali. Semua yang dia lakukan dulu ada alasannya dan bisa ku terima. Dia laki-laki baik dan gak akan seperti fikiran burukku fikirkan.
"Yasinan RT dirumah, tuan rumah malah telat datang" kak rahima menyambut dengan menggerutu.
Aku yang datang lewat jalan samping ke dapur nyengir gak enak didepan ibu-ibu komplek.
"Baru pulang kerja kelompok kak"
"Malam gini?"
"Ya abis besok mau dikumpul. Maap ya, yang penting gak telat-telat amat"
"Orang udah makan juga"
"Wih, bagus dong. Hihihihi"
"Eh, katanya ada Jerry didepan"
"Hah?, beneran?" tuh kan udah aku duga dia bakal datang. Jerry gak pernah ingkar janji.
"Iya, kata Ibu kamu udah buat keputusan dan pilih dia?"
"Dia itu pilihan yang ditunjukkan oleh Allah kak. Hihihihi" deh, senang banget dah aku.
"Keliatan banget senangnya. Dulu aja udah kayak orang gila"
"Biarin 😝"
"Dandan dulu gih, alim-alim dikit pake jilbab siapa tau dia langsung ngebet kawin sama kamu"
"Heu, apaan kawin-kawin" aku meninggalkan dia menuju kamar.
Benar deh, aku harus tampil cantik. Seminggu yang lalu Jerry bilang kalo aku cantik pake Mukena kan?. Uh, gak sabaran mau ketemu.
Beberapa menit kemudian aku mendengar tamu bapak-bapak udah pamit pulang. Aku keluar dan melihat ada beberapa orang yang masih bercerita dengan Pak Erte termasuk salah satunya Jerry. Kami sempat saling tatap lalu mengalihkan pandangan masing-masing. Aku kedapur, Kak Rahima menarikku ke Ruang solat.
"Apa sih kak?"
"Kamu benar-benar gak tau ini atau pura-pura gak tau dek?" tanyanya serius.
"Apa?"
Dia menyerahkan sesuatu kepadaku. Sebuah undangan. Undangan pernikahan siapa?.
Tunangan?.
Kenapa juga ni orang buat nama pake font sambung banyak gaya gini. Gak bisa dibaca. Aku kepo membuka undangan itu. Ada foto dan_
DEG!.
"K.. Kak, Ini Jerry?" aku menatap foto itu memastikan bahwa aku salah lihat. Lama-lama bayangan itu pudar karena airmataku. "Aku salah lihat kan?". Wanita cantik begaun merah disampingnya itu Linda!.
Apa semua ini?.
Baru seminggu yang lalu dia datang dan minta maaf. Lalu kenapa tiba-tiba datang bawa undangan seperti ini?. Apa dia memintaku menjauhinya dengan undangan ini?. Apa...
"Kak, aku mimpi kan? Iya pasti aku mimpi" dadaku sesak sekali. Sakit... Sakit sekali.
Aku gak bisa terima kenyataan ini.
Aku gak bisa!.
😭
🍁🍁🍁
Dari Author
FYI : Di Part 3 bagi kamu yang ngeh pas lagi baca. Ada karakter Bang Dee (Danish Eka Yudanto) di ceritaku MR. D (Project Memikat hati mertua). Sebelumnya juga waktu Pak Erte masuk Rumah sakit, dokter yang mau di jomblangi sama Im (Dokter Didi) ada di cerita yang sama di cerita MR. D season 2 (saking banyaknya cerita😅).
Eniwei, terimakasih untuk dukungan kalian di cerita baru rasa lama ini. Aku pengen ini cepat selesai. Biar bisa mupon 😂.
Jang lupa kasih bintang dan krisannya yaa.
Kiss pake kismiss 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Raim : My Unfavorite Lecturer ✔️
DiversosSecond story Miss Raim and Her Brondong. Mencintai dan membenci secara bersamaan itu menyakitkan. Terlebih bila harus menahan cemburu.