Haloooooo, duh aku datang bawa ending ni. Hahahaha
Aku gak ahli buat ginian, makanya agak susah. Tapi mengingat cerita ini udah lama banget gantung kan yaa. Lebih baik aku akhiri. Aku mau mulai fokus ke cerita lain biar gak jalan di tempat gara-gara belum mupon dari Im dan Jerry (Up Mr D dan I Love You Miss Innocent) . Meski sebenarnya sedih ninggalin mereka. Kan yaa?. Mereka itu dari kenalan di Badoo, Pe-Ak bareng-bareng. benci jadi cinta, gengsi, kode gak sampai, sampe ke pernikahan. Duh kayak hidupnya aku banget (ngimpi) ahahahha.
Bacanya pelan-pelan ya, ini pengabisan soalnya. wkwkwkw
-----------------------------------------------
"Setelah sekian lama, akhirnya Im benar-benar bisa tenang kak"
Laki-laki yang memiliki senyum manis yang khas itu menatapku, mengalihkan pandangannya dari smartphon yang ia pegang. Setelan Jas putih yang ia kenakan membuat kharismanya semakin bersinar. Aku tau dia setampan ini, pakai apapun dia akan terlihat tampan.
"Ah, kenapa telat datangnya?"
"Nungguin Koh Jerry, lama banget. Tapi kan acaranya belum dimulai juga" jelasku "Kak Afgan keren loh. Istrinya juga cantik"
"Uh, kamu bikin kakak baper" dia memelukku erat.
"Udah deh, nanti aku yang nangis" aku melepas pelukannya. Ah, iyaa nangis kalo ingat kami gak jadi nikah gara-gara ternyata kami saudara kandung satu bapak. Kalo ingat dulu itu rasanya sedih banget. Tapi, bukannya kita sudah menemukan kebahagiaan masing-masing?.
Setelah beberapa bulan menikah, Kak Afgan akhirnya menyusul menikahi seorang penulis yang kabarnya di Jodohin oleh Mamanya. Katanya itu udah persetujuan Pak Erte juga sih. Istrinya ini kayaknya orang baik, manis, dan ramahan. Aku pernah bertemu dua kali dengannya. Hh, orang baik kan emang jodohnya dengan orang baik. Beda lagi dengan aku yang pembangkang orang tua ini jodohnya juga pembangkang orang tua. Hedeh, mau ketawa ingat dosa. Hahahaha, bodo ah!.
"Suamimu mana?" tanyanya mengajakku untuk duduk di kursi tak jauh dari dia berdiri. "Maaf ya Kakak gak pergi ke resepsi kalian di Medan. Kata Pak Erte besar-besaran ya?"
"Mau sebesar apapun, tempat duduk pengantinnya gak ada sandarannya, punggungku kram. Mana itu undangan gak habis-habis. Setelah itu dua hari aku kena encok"
"Hahahaha, sampe segitunya"
"Iyaa kak. Gak semua yang mewah-mewah itu bikin nyaman. Itu, Ce Ayin mesan wedding cakenya setinggi kami, apa dia gak mikir itu mubazir?, trus pisau motongnya itu loh, ngeri banget. Tapi, selebihnya aku senang, aku bisa foto bareng Judika"
"Wah, asik. Kenapa gak mintain tanda tangannya untuk kakak sih?"
"Masih jaman ya minta tanda tangan?. Nanti deh, kalo ketemu Ce Ayin aku minta tolong dia minta tanda tangan Judika"
"Sampe segitunya. Hahaha"
"Kak, kakak cinta sama istri kakak?"
Dia menatapku beberapa saat sambil berfikir "Gimana ya, kamu tau kan kalo kami dijodohin. Kakak Cuma beberapa kali ketemu pas taarufan itu aja. Emang cinta bisa datang secepat itu?. Lihat dari akun Media sosialnya sih, dia baik. Banyak teman. Entahlah. Yang kakak tau, cinta akan datang dengan beriringnya waktu bersama".
"Asiiikkk" Aku cekikikan mendengar ceritanya. "Aku harap kakak dan dia langgeng"
"Kakak juga berharap kalian juga. Kalian itu pasangan yang keren banget. Apa yang kalian lakukan sampe sejauh ini keren banget. Yaa,, dari perjuangan kalian sebelum dan setelah menikah, usahamu untuk mengalah, dewasa banget. Kamu menuntun Jerry untuk membuat keputusan, bukan memaksa. Lalu dia dengan segala pertimbangan, meninggalkan segala kemewahan yang di berikan keluarganya. Nasib kalian, pulang dia lulus CPNS. Kerjanya di kampus kamu pula. Benar ya, akan ada pelangi indah setelah hujan badai"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Raim : My Unfavorite Lecturer ✔️
De TodoSecond story Miss Raim and Her Brondong. Mencintai dan membenci secara bersamaan itu menyakitkan. Terlebih bila harus menahan cemburu.