32. Skandal 2

2K 195 20
                                    

"Anak gadis, beberapa hari ini murung di kamar. Gak kuliah?" tanya Pak Erte berdiri diambang pintu kamar.

"Malas, yang penting udah selesai UAS"

"Hmm, keluar yuk. Temenin bapak nonton. Mumpung penggemar India lagi arisan"

Mengangguk "Nanti Im susul"

"Nah, gitu dong anak Pak Erte" cubit pipiku sebelum keluar.

Mungkin sebaiknya aku ceritakan masalah ini dengannya.

"Pak Erte" aku duduk disampingnya lalu menyandarkan kepala di bahunya.

"Ada apa nak Erte?" ia mengelus rambutku yang mulai tumbuh beberapa centi. "Ada masalah?"

Aku menggeleng

"Trus?"

"Penting ya bagi Pak Erte Im kuliah dan jadi sarjana?"

"Kenapa ngomong gitu?"

Aku menggeleng lagi. "Kalau Im pindah universitas boleh?"

"Ada apa?"

"Terus terang Im gak tahan lagi di Kampus itu"

"Lah, ada apa nak?"

"Pak, jangan suruh Jerry kesini lagi, jangan terima apapun rencana gilanya ya?"

"Loh, kenapa gak boleh?. Rencana gila apa?"

"Menikah dengan Im. Im gak mau Pak Erte. Pak Erte kan tau Im dan Kak Afgan sudah bertunangan. Jerry akhir-akhir ini nekat, udah gila, udah putus urat malunya. Apa dia gak mikir Im ada tunangan dan dia juga ada Ce Linda"

"Nak, kamu sayang bapak kan?"

Lah, kok tiba-tiba mengalihkan cerita gini?.

"Iyalah, kenapa Pak Erte ngomong gitu?" aku mendongak melihat wajahnya memastikan dia serius atau bercanda mengajukan pertanyaan itu.

"Kamu tau, semua yang bapak lakukan adalah untuk menjaga kamu. Karena bapak sayang sama kamu, nak"

Kenapa tiba-tiba perasaanku gak enak gini?.

"Pak?"

Dia tak menjawab, seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Kalau Jerry datang melamar lebih baik di terima. Gak baik selalu menolak lamaran orang"

Mendengar itu aku langsung memperbaiki dudukku, berhadapan dengannya langsung.

Dia serius loh ngomongnya!.

Apa-apaan ini?

"Pak Erte lupa Im sudah bertunangan dengan Kak Afgan?" aku memperlihatkan cincin di jari manisku.

"Tunangan kalo gak melamar juga kan, lebih baik sama yang serius langsung melamar"

Beliau ini ngomong apa sih?!.

Perasaanku sudah gak karu-karuan.

"Pak, Kak Afgan itu belum melamar kan nungguin mamanya. Lagi pula, bukannya Pak Erte sudah bicara langsung dengan Mama Kak Afgan masalah ini?. Untuk apa bertunangan kalo orang lain melamar masih di terima?. Apa bapak gak ngerti makna tunangan itu seperti apa?"

"Jujur, bapak lebih suka Jerry dari pada Afgan"

"Pak!" perasaanku bergemuruh mendengarnya. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu?. "Jangan bilang bapak mau kayak dulu lagi jauhi Im dan Kak Afgan!. Ada apa sih?!. Im itu maunya sama Kak Afgan, bukan Jerry. Ini hidup Im, kenapa malah bapak yang memutuskan?"

"Bapak tau yang terbaik buat kamu"

"Kak Afgan apa gak baiknya sih pak?. Apa selama ini bapak gak lihat kebaikan dia?. Di banding Jerry dia gak pernah buat masalah dalam hidup Im. Yang terbaik bagi bapak belum tentu baik buat Im"

Miss Raim : My Unfavorite Lecturer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang