'Senyumku dibawah senja ini bahkan terlalu sesak untuk dinikmati,
Lalu bagaimana cara mu mempertanggung jawabkannya?'
-----"Lo Caca?!!" teriak Ryan pada Nadien yang sedang memainkan kaki dibawahnya,
"Caca Caca! Gue Nadien enak aja"
"Huss.. pas kecil kamu dipanggil Caca tau!" teriak mama Nadien menegur Nadien,
"Tapi kan itu udah lama" ucap Nadien ngeyel,
"Iya intinya lo Caca kan?" ucap Ryan pada Nadien, mimik wajahnya berubah begitu saja,
"Iya" ucap Nadien dengan setengah hati, tapi apa yang dilakukan Ryan selanjutnya berhasil membuat Nadien terpaku, Ryan memeluknya, ya
Ryan benar-benar memeluknya, Nadien yang bingung hanya diam sambil melihat mimik wajah mama Ryan yang juga berubah,"Ian nunggu Nadien.."
"13 tahun Ian nunggu Nadien.." ucap Ryan tepat di kuping Nadien, Nadien yang mendengar itu bergedik, apa maksudnya?
"Maksud lo?" ucap Nadien sambil mengendorkan pelukan Ryan,
"Lo Caca, ia gue makin yakin kalo lo Caca, mirip.." ucap Ryan sambil menatap Nadien dalam,
"Lo....."
"....Ian monkey?" ucap Nadien mengingat-ngingat, Ryan yang mendengar itupun tersenyum hangat,
"Iya..iya..Ian monkey"
----------
13 tahun yang lalu..
Seorang gadis cantik sekitar umur 4 tahun sedang menangis dibawah pohon rindang saat musim panas di New York, ia menangis sambil memegangi tangannya yang sedikit tergores, lalu disisi lain, sekumpulan anak laki-laki sedang bermain bola di sebuah lapangan, salah satu dari mereka, panggil saja ia Ryan, laki-laki umur 7 tahun, mata hitamnya menangkap gadis kecil yang sedang menangis dibawah sebuah pohon besar, seketika kakinya yang sedang beragumen dengan bola itu langsung berlari keluar lapangan,"Yan mau kemana?"
"Permainan nya belum selesai"
"Aduh ganggu aja sih"
Sekiranya itu yang dikatakan teman-teman Ryan saat dengan mudah nya Ryan keluar dari lapangan itu, Ryan menghampiri gadis kecil itu,
"Are u okay?"
"No!! It's hurt" teriak Nadien kecil sambil menunjukkan tangannya yang tergores, air mata menumpuk di pelupuknya, dan sudah mengering di pipinya,
"Can i see your hand gurl?" seketika Nadien menjulurkan tangannya, Ryan yang melihat luka itu langsung mengambil plester yang selalu ia bawa kemana-mana di kantung celananya, ia langsung memakaikan plester itu ditangan Nadien kecil,
"Now, its okay" ucal Ryan sambil tersenyum, Nadien kecil yang sudah tak melihat luka ditangannya, dan tergantikan oleh gambar robot itupun langsung tersenyum bahagia,
"Thank u" ucap Nadien sambil tersenyum lebar dan memeluk Ryan, Ryan kecil awalnya terkejut, tapi akhirnya ia membalas pelukan itu,
"Don't be sad gurl" ucap Ryan sambil tersenyum,
"U like a monkey" ucap Nadien kecil yang tak tahu apa-apa, tiba-tiba saja ia tertawa sambil mengejek Ryan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Loving
Teen Fiction'Jika saja menyadari cinta tidak sesulit menghapus warna jingga di senja itu, mungkin mereka tak akan jatuh terlalu dalam pada kisah ini.' Arsenio Deano Ali, bisa kalian panggil Dean. Mungkin kalian akan belajar tentang kesetiaan dari masa lal...