'Dan karenanya, aku dapat mengingat secara jelas bagaimana rasanya mempertahankan, memperjuangkan, dan—
melepaskan.'
-----"Lo lagi ngapain si Ren? Ketawa-tawa mulu lo, dihutan gini serem tauga" ucap Nadien pada Rena yang saat itu sedang memegang ponselnya sambil tersenyum malu,
"Lagi chatan sama Leon, he..he.."
"Lah..lah.. maksud lo gimana? Udah baikkan? Kapan—"
"Halo semua! Ngobrolin apaan si berisik gini, sampe kedengeran di luar tenda"
"Iya apa? Perasaan suara gue ga gede-gede amat deh" ucap Nadien yang langsung dibalas tatapan aneh dua temannya,
"Eh serius kok kalian udah baikkan? Kapan?"
"Siapa sama siapa Din?"
"Noh, Rena sama Leon"
"Lah kok bisa?"
"Jadi tuh, Leon tiba-tiba ngechat Rena, bilang kalo disini ada kesalah fahaman, dan pas Rena balik ke jakarta nanti, dia mau ngejelasin semuanya ke Rena"
"Oh gitu, bagus deh, jangan sampe ada salah faham gini lagi lo"
"Oiya Din, Reno lagi di roftoft sama Dean loh"
"Hah?" ucap Nadien sambil melepas earphone yang baru saja dia pasang, ia tak mendengar dengan jelas apa yang Rena katakan barusan,
"Leon lagi di roftoft sama Dean"
"M..maksud lo?" ucap Nadien yang sudah mulai merasakan efek sangat berat di tubuhnya,
"Iya dia lagi di roftoft berdua"
"Diakan gabisa dingin kaya gitu!"
"Lagi ngeroko katanya"
"Be..berdua?"
"Iya" ucap Rena yang langsung berhasil membuat jantung Nadien terhempas berkilo-kilo meter, bagaimana bisa Dean memilih bunuh diri dengan barang haram itu, Nadien kalap, ia tak bisa melakukan apa-apa lagi selain berlari,
"Gue udah bilang! Nggak seharusnya gue kesini!" teriak Nadien sambil mulai menghapus air matanya, jantungnya beragumen dengan hatinya yang sudah tak karuan,
"Nadien lo mau kemana? Din!!" teriak Fanya dari tenda,
"Din!!!" teriak Rena sambil mulai mengejar Nadien, kejadian tersebut dengan mudah mengambil perhatian seluruh murid yang berada di sana,
"Nadien kenapa?" teriak Reno sambil menahan Fanya yang hampir saja berlari mengejar Nadien juga,
"Ngga tau gue juga, tapi yang pasti dia mau ke jakarta"
"Naik apa?!" teriak Reno yang sama paniknya dengan keadaan disana,
"Gatau gue" ucap Fanya sambil berlari mengejar Nadien dan Rena,
Nadien takut. Nadien terlalu takut dengan apa yang akan ia hadapi saat berada di Jakarta nanti, air mata nya dengan baik menari-nari menebarkan asa di hati Nadien, ia takut apa yang ia fikirkan sekarang akan benar adanya, ia takut imajinasi sementara yang ada difikirannya menjadi fakta dalam semalam, ia takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Loving
Fiksi Remaja'Jika saja menyadari cinta tidak sesulit menghapus warna jingga di senja itu, mungkin mereka tak akan jatuh terlalu dalam pada kisah ini.' Arsenio Deano Ali, bisa kalian panggil Dean. Mungkin kalian akan belajar tentang kesetiaan dari masa lal...