Bagaimana jika (26)

95 10 0
                                    

'Bintang berbisik pada bulan, bahwa ada hal yang lebih bersinar dari mereka, yaitu kamu. Dan mereka iri akan itu.'
-----

----------
1 jam yang lalu..
Dean baru saja pulang dari sekolahnya, ia sedikit terlambat pulang memang karena ada tugas tambahan dari bu Sena, ia lelah, ia merasa paru-parunya sedikit berdenyut tak sesuai irama, ia hanya akan berusaha meringankan rasa sakit ini dengan obat, perlahan ia mulai membuka laci kamarnya, ia segera mengambil obat khusus paru-paru itu, baru saja ingin meminumnya, tiba-tiba saja ada telfon dari kekasihnya, siapa lagi kalau bukan Nadien? Dengan semangat 45 Dean langsung menaruh kembali obatnya dan segera menjawab telfon Nadien, ia melupakan obatnya,

"Halo?!!" ucap Nadien dengan semangat dari sebrang sana, Dean bisa membayangkan bagaimana wajah Nadien sekarang, Dean sudah tersenyum sekarang,

"Halo? Kenapa Din?" jawab Dean singkat,

"De.. lo baik kan? Gue mau coklat dong" ucap Nadien disebrang sana, jika kalian berfikiran Dean akan berfikir bahwa Nadien perempuan matre? Kalian salah, Dean yakin Nadien tidak memanfaatkannya, Dean yakin cinta Nadien itu nyata, dan Dean menyukai seluruh sifat Nadien, apapun itu, bahkan saat Nadien merengek meminta coklat seperti inipun senyum Dean dapat berkembang berkali-kali lipat,

"Diih..." ucap Dean masih dengan senyumnya, cuma bedanya sekarang ia sudah bangun dari tidurnya, ia segera mencari Jaket terdekat,

"Ihh..plissss, gue mau banget coklat" rengek Nadien dari sebrang sana, yang membuat senyum Dean semakin menjadi-jadi,

"Ogah dah, mager gue.." ucap Dean ingin berpura-pura tidak mengubrisnya sambil mulai mengambil kunci mobil, ia ingin membuat kejutan untuk Nadien, sampai akhirnya ia tidak memperhatikan bahwa ada meja didepannya, dan,
Aduhhhhh!!!

"Kenapa lo?" ucap Nadien yang Dean yakini bahwa ia sangat khawatir sekarang,

"Ngga..ngga kenapa-napa, mager gue Din.." ucap Dean lagi-lagi berpura-pura, sekarang bahkan Dean sudah berada di pintu rumahnya,

"Ihh masa sama pacar sendiri gitu?" ucap Nadien disebrang sana, Dean ingin sekali tertawa sekarang, ia bisa membayangkan bibir maju yang pasti Nadien timbulkan sekarang,

"Gue mager tapi Din" ucap Dean menahan tawanya, sekarang ia sudah berada di mobilnya, bahkan ia sudah menyalakan mesinnya, dan siap untuk menjalankannya,

"Yah yaudah deh, istirahat ya.. love u" ucap Nadien yang berhasil membuat Dean tersenyum hangat, Nadien langsung mematikan telfon nya, apa boleh buat, Dean langsung mencari supermarket terdekat, sesampainya disana ia mencari berbagai macam coklat, tapi akhirnya ia memilih chocolate milka dan kinder, ia mengambil banyak saat itu, karena ia tidak tahu berapa yang Nadien mau,

"Sudah ini saja mas"

"Iya mba.."

"Baik"

"Mba, ada box ngga buat naro chocolate nya, box yang—lucu tapi?"

"Oh ada mas, warna silver tapi"

"Iya saya ambil"
----------
Dean sudah sampai di rumah Nadien, ia meminjam pakaian kurir serta motor dari pos satpam depan komplek Nadien, ia memakai topi hitam menutupi wajahnya, ia segera menekan bel, dan tidak butuh waktu lama kemudian keluarlah seorang Nadien,

Belatedly LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang