'Maaf.
Jika saja saat itu aku mudah melupakanmu, mungkin sekarang
kita tidak akan terjebak dalam
kisah sebuah pelabuhan
pengakhir rindu.'
-----Kapal pecah. Itu adalah perumpamaan yang pas untuk kamar Nadien sekarang. Dengan dibalut kaos oblong berwarna merah muda, dan hotpans nya, Nadien masih tertidur lelap didalam kamar kebangsaan nya itu, sampai akhirnya suara ketukan memenuhi isi kamar Nadien,
"Din..Nadien.." ucap mama Nadien sambil mengetuk pelan,
"Honey..buka pintunya sebentar"
ucap mama Nadien,"Ngga..dikunci kok" ucap Nadien sambil menguap tak berbentuk, ia merubah bentuk tidurnya, dan menarik asal selimut yang ada disekitarnya,
"Mama masuk" ucap mama Nadien yang langsung di hadiahi sebuah kamar yang habis dihadang sebuah gempa bumi, tapi saat melihat wajah polos putri nya itu, ia benar-benar tidak ada perasaan sedikitpun untuk memarahi nya,
"Din.." ucap mama Nadien saat sudah terduduk diatas kasur kebangsaan Nadien itu,
"Iya.. kenapa mah?"
"Mau temenin mama ngga? He..he..he.."
"Kemana mah? Ngantuk aku"
"Kerumah temen kamu kok, yang ituloh, si Dani" ucap mama Nadien asal, 'Dani?!! Dani kuncoro? Dani sugani? Atau Dani Meturu? Ahhhh, yang pasti gue gapunya temen namanya Dani!' batin Nadien,
"Dani? Ngga ada mah, ada jauh-jauh Dena paling"
"Ih beneran masa mama lupa, eh bentar siapa ya.."
"Hayo inget-inget dulu" ucap Nadien sambil tertawa, ia masih menutup matanya, ia sangat senang mengerjai ibunda nya ini,
"Deno ya?"
"Ngga ada temen nama Deno mah"
"Dean! Iya Dean!"
"Oh Dean.." ucap Nadien sambil mangguk-mangguk, seperti belum menyadari apa yang ibunya barusan katakan,
ZENGGGGG, dengan kekuatan segenap bangsa serta rakyatnya, Nadien langsung melotot penuh, begitupula bibirnya yang sudah membulat tak karuan,
"Kamu kenapa?" tanya mama Nadien yang terkejut atas perubahan reaksi mendadak dari anaknya ini,
"5 menit!"
"Hah? Apa yang 5 menit?"
"Tunggu Nadien 5 menit! Nadien siap-siap dulu"
"Yaudah sana"
JEDUGGGGG!
"AWWWWWWW""HAHAHAHAHAHA"
"Isss, mama ngapain ketawa coba"
"Kamu yang kenapa, itu lemari udah 17 tahun ada di situ, dari kamu orok juga, tapi kamu ngga anggap, malah ditabrak asal"
"Ih kan nyawa Nadien masih ada yang di bekasi sama bandung, jadi belum ngumpul, masi proses ma"
"Hiss ngarang, udah sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Loving
Teen Fiction'Jika saja menyadari cinta tidak sesulit menghapus warna jingga di senja itu, mungkin mereka tak akan jatuh terlalu dalam pada kisah ini.' Arsenio Deano Ali, bisa kalian panggil Dean. Mungkin kalian akan belajar tentang kesetiaan dari masa lal...