'Jika bisa, kan kubuang cintaku sejauh sungai ini mengalir, dan
kan kubuang cinta ini sejauh
ku mencintaimu.'
-----Dibawah terik matahari minggu pagi, sebuah mobil BMW sudah bertengger didepan rumah bercat putih itu, seorang pria dengan sweater abu-abu dan jeans hitam itupun dengan santainya memasuki pekarangan rumah itu, dan memilih duduk di tangga depan rumah tersebut,
Dengan segala keberanian, ia mengeluarkan handphone untuk menyuruh sang pemilik rumah keluar, tapi siapa sangka, bunyi kenop pintu terbuka pun memasuki gendang telinga lelaki itu, ceklekk..
"Lohhh.. kok lo bisa disini?" tanya perempuan yang dengan cantiknya membuat Reno hanya menatapnya dalam diam,
"Ren.. lo kok disini?" tanya Nadien sekali lagi, dan cukup membuat Reno untuk tersadar,
"Aa..ah gue mau ngajak lo jala—"
"Sorry Ren, gue lagi pengen ke gramed, jadi ngga ada waktu buat jalan sama lo, g..gimana?" ucap Nadien sangat tidak enak, sebenarnya ia mengatakan itu kurang lebih karena ia sudah sadar bahwa ia dan Dean bukan lagi sebatas teman, tetapi sudah menjadi sebuah pacar, dan sudah seharusnya ia menghargai perasaan Dean, untuk tidak pergi atau jalan dengan laki-laki lain,
"Oh yaudah kalo gitu, gue aja yang anter lo ke gramed" ucap Reno dengan senyum nya,
"Ngga usah Ren, gue bisa nyuruh pak Ma—" ucapan Nadien terpotong oleh Reno yang secara tiba-tiba menarik tangannya, dan membawa Nadien ke mobilnya,
"Pak Man kasian lo suruh-suruh mulu, pas banget gue lagi gabut, kali-kali gue ngerasain jadi pak Man he..he.." ucap Reno masih dengan senyum di wajahnya,
"Emm gausah Ren, gue bisa naik taksi kalo git—"
"Berisik lo, masuk atau perlu gue angkat lo biar masuk ke dalem mobil" ucap Reno dengan semilir senyum menyeramkannya, dengan setengah hati yang ditutupi oleh tawanya, Nadien masuk kedalam mobil tersebut, tidak terlalu banyak obrolan diantara mereka, hanya beberapa obrolan tidak penting seputar sekolah, teman-teman, sampai membicarakan Rena, sampai akhirnya bangunan bertuliskan 'Gramedia Budi Jaya' sudah ada didepan mata mereka berdua,
"Turun deh lu sono hus.. biar gue markir mobil dulu bentaran" ucap Reno sambil menatap Nadien,
"Oo..ohh oke gue langsung masuk ajaya" ucap Nadien tidak enak, dengan cepat ia masuk kedalam, dengan langkah gontai ia berjalan memasuki toko buku itu, sesekali ia sambil membenarkan bentuk poni nya yang kurang rapi, sampai akhirnya matanya menemukan buku yang menurut dia bagus, ia mengambil 2 novel romance, 1 novel horror, dan 1 novel comedy. Dengan cepat Nadien langsung membawa novel-novel itu ke kasir,
"Sudah ini saja ka?" tanya sang kasir dengan sangat ramah,
"Oh udah mba" ucap Nadien, sambil mengambil dompet di dalam tasnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Belatedly Loving
Teen Fiction'Jika saja menyadari cinta tidak sesulit menghapus warna jingga di senja itu, mungkin mereka tak akan jatuh terlalu dalam pada kisah ini.' Arsenio Deano Ali, bisa kalian panggil Dean. Mungkin kalian akan belajar tentang kesetiaan dari masa lal...