Kesalahan Terbesar (29)

110 10 0
                                    

'Teruntuk angin,
Maukah hembusanmu mencicipi sedikit rinduku?
ku tak memaksa, siapa tahu kau suka, ambilah! ku tak menyukainya.
dan bawalah! ajak rindu ini pergi sejauh langit ini membelah.'
-----

"Yang ini Ren"

"Jangan, yang itu terlalu norak warnanya, yang ini aja yang ini"

"Yaudah, terus sweater tadi mana? Yang pink gue pilihin"

"Itu ketiban baju merah—AWWW!! Siapa sih yang naro kerdus disini?!!!"

"Baju yang tadi gue siapin lo berantakin lagi?!!!"

"Ngga sengaja Fanya maaf, sepatu hitam yang Rena pilihin tadi mana?"

"Fan tas nya rapihi—"

"Berisik astaga! Kalian lagi ngapain?" ucap Nadien yang terbangun akibat suara berisik yang sedari tadi ia dengar, suara tak karuan yang berhasil menggedor-gedor memaksa ia membuka matanya,

"Tuh kan Nadien bangun, lo si berisik"

"Ih! Siapa suruh Fanya ngomel-ngomel"

"Dih nyalahin gue lagi?!"

"Udah-udah gausah berantem.." ucap Nadien masih dalam keadaan memejamkan matanya—lagi, ia mengikat rambutnya dalam keadaan meram, dan ia mulai membuka matanya,

"Kalian itu ngap—HAHH?!!!" teriak Nadien yang hampir tak dapat ditahan sama sekali, bagaimana tidak? Didepannya sudah ada 4 koper berisi penuh pakaian teman-temannya serta pakaian nya, lemarinya sudah tak berbentuk, kasurnya sudah 70% dipenuhi oleh baju-baju yang sudah tak karuan, lantai dipenuhi oleh sepatu-sepatu Nadien yang bahkan belum ia sentuh sama sekali dari box nya,

"Kalian.. ngapain?" ucap Nadien hampir tak habis fikir,

"Daripada Nadien capek nyiapin sendiri, mending kita bantuin" ucap Rena kelewat polos,

"Buat?"

"Camping lah Din! Ngapain lagi, lo ga inget sekarang tanggal berapa? Cepet siap-siap, jam 7 semua bis jalan"

"Camping?"

"Iya Nadien sayang!" ucap Fanya gemas,

"G..gue gamau" ucap Nadien dan langsung membuat Fanya dan Rena ternganga besar, tak mengira dengan jawaban yang akan dilontarkan oleh sahabatnya ini,

"Iya.. gue ngga mau, gue udah janji sama Dean, gimanapun dia, gue bakal tetep sama dia, gue bakal jagain dia"

"Bukannya lo sendiri yang cerita kalo dia sakit gara-gara lo? Dan lo masih mau datengin dia?!" ucap Fanya sudah mengeluarkan emosinya,

"Maksud lo apa?" ucap Nadien yang lebih terbawa emosi,

"Udah Fan udah" ucap Rena mencoba membuat keadaan menjadi lebih baik, tetapi nihil,

"Seharusnya lo mikir Din, cinta itu bikin kita bahagia, seneng, bukan malah bikin lo nangis gini, itu yang lo sebut cinta? Terus dia? Nyokapnya aja bahkan nyuruh lo jauhin dia, lo masih mau? Bahkan saat Dean bohong tentang sekarat nya itu atau apalah, lo masih mau bertahan ka—"

Belatedly LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang