Sebuah Kebetulan (15)

134 13 0
                                    

'Saat kau mulai meninggalkanku, ku baru tersadar bahwa perpisahan ini adalah pelengkap cintaku
di perujung senja.'
-----

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sesuai iramanya, dengan segala kebisuan nya Nadien dengan cepat memasukkan segala perlengkapan sekolahnya kedalam tas, dan langsung meninggalkan kelas, terlalu childish memang, tapi itulah Nadien. Nadien berjalan sendirian di lorong itu, mungkin para murid belum seluruhnya meninggalkan ruang kelas mereka, hanya beberapa, tapi cukup membuat lorong itu perlahan ramai. Dean mencari keberadaan Nadien, Nadien bahkan sangat cepat meninggalkan kelas nya, Dean sedari tadi memang fokus dengan apa yang ada di handphone Allysa, karena itu menyangkut Nadien, ya, Allysa menunjukkan foto-foto aib Nadien yang berhasil Allysa dapat,

 Dean mencari keberadaan Nadien, Nadien bahkan sangat cepat meninggalkan kelas nya, Dean sedari tadi memang fokus dengan apa yang ada di handphone Allysa, karena itu menyangkut Nadien, ya, Allysa menunjukkan foto-foto aib Nadien yang berhasil Ally...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dean sangat senang melihat foto-foto itu, itu menjadi hiburan tersendiri baginya, tapi saat ia melihat kedepan, Nadien sudah tidak ada. Mata elang Dean mengitari sepanjang koridor sekolah, ia mencari Nadien, sampai akhirnya dapat! Ia melihat gadis itu sedang menunduk berjalan ke arah gerbang sekolah, Dean segera memperbaiki letak tas nya dan berlari mengikuti Nadien,

"Na..Nadien!!" panggilan pertama Dean untuk Nadien, tapi mungkin karena kondisi koridor yang ramai kala itu membuat suara Dean hanya menjadi kiasan belaka,

"Nadien!!!" panggil Dean lagi, dan yap! Nadien memutar kepalanya, dan langsung tersenyum, dengan cepat Dean berlari ke arah Nadien dengan senyum mengembang, tetapi bukan Dean yang Nadien lihat, tetapi—Reno?

"Haai Din! Lo pulang sendiri?" ucap Reno pada Nadien, Dean masih dapat mendengar nya dari jauh,

"Mm..kayanya iya deh, soalnya pak Man belum balik tuh dari kampung nya" ucap Nadien sambil membenarkan anak rambutnya,

"Yaudah balik sama gue aja yuk" ucap Reno memberi ajakan,

"Lah tapikan lo anak gajah mada? Trus lo kesini bukannya buat jemput Rena ya?" tanya Nadien,

"Iya tujuan nya emang jemput Rena, tapi kayanya Rena udah ada yang nganterin deh" ucap Reno pada Nadien, Nadien langsung mengitari seluruh pandangan nya, dan ia menemukan Rena sedang berbicara kepada seorang lelaki, tapi sayangnya lelaki itu memunggunginya, jadi ia tidak bisa melihat dengan jelas, siapa lelaki itu, dan apa hubungan mereka?
----------
Leon sedang berjalan di koridor sekolah, santai dan sombong itulah definisi Leon, tidak sedikit para murid perempuan yang meliriknya, bahkan berani menyapanya, tetapi ia tidak menjawab sama sekali, hanya bertopang dagu, dan berjalan dengan iramanya sendiri, sampai akhirnya ia melihat Nadien sedang berjalan sendirian,

"Na..Nadien!!! Woooi Nadien!" teriak Leon dan langsung berlari, tapi terlambat, Reno sudah terlebih dulu menghampiri Nadien, inilah situasi yang Leon benci,

"Leon? Lo..lo Leon kan? Sumpah gue ga salah liat?" tanya seseorang pada Leon, tadinya Leon ingin menganggapnya hanya angin lalu, sampai akhirnya kata yang selanjutnya dia ucapkan membuat Leon menengok seketika,

Belatedly LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang