"Ketika kamu menjauh perlahan dari kehidupanku. Aku tak akan memaksamu kembali, hanya untuk membahagiakan aku. Jika semua itu baik bagimu. Aku akan belajar memahaminya."
3 hari berlalu..
Kekecewaanku belum juga surut.
Asya menghilang lagi dari kehidupanku.
Seolah dia tak pernah datang sore itu, tak pernah menceritakan apapun, dan tak penah memelukku semalamam.
Seolah dia tak pernah menemuiku lagi.Seolah dia tak pernah melukaiku, tak pernah meninggalkanku, tak pernah berlaku tak adil padaku..
••••••
Sengat matahari memanggang seisi bumi.
Aku berdiri celingukan di depan gerbang sekolahku.
Sudah 3 hari ini Bima tak pernah mengantar atau menjemputku.
Setiap ku hubungi dia selalu bilang bahwa ia sibuk, banyak tugas.Tapi, ku rasa Bima menghindar dariku.
Menciptakan jarak di antara aku dan dirinya.
Mungkinkah semua ini karena penolakanku?Ku hubungi sekali lagi kontaknya.
Terdengar nada sambung dari ujung sana.
Lima detik kemudian, ku dengar suara bising lalu lintas..
Lalu menyusul suara Bima."Hallo, ada apa Fen?" Bima terdengar biasa saja.
"Hallo, ga ada apa apa. Kamu lagi di jalan ya Bim?" setengah gugup ku sahuti pertanyaannya.
"Iya nih, lagi arah Jl. Suprapto. Kenapa?" Bima benar benar datar terhadapku, seolah dia tak pernah tau kapan jam pulang sekolahku.
"Oh, ya udah hati hati ya Bim" akhirnya hanya kalimat itu yang terucap olehku.
"Iya" Bima menyahut sangat singkat. Lalu sambungan telepom terputus.Ku pandangi sekali lagi layar ponselku.
Sambungan telponku benar benar sudah di akhiri.
Ku simpan ponselku ke dalam saku dengan pasrah.Sepanjang perjalanan pulang ini.
Aku hanya melamun.
Aku benar - benar bingung dengan semua ini.
Entah apa yang harus ku lakukan.Sebelumnya ku fikir dengan menolak Bima, itu akan mempertahankannya untuk selalu ada di sisiku.
Tapi, langkah yang ku ambil malam itu justru menjauhkannya dariku.Ketika kamu menjauh perlahan dari kehidupanku. Aku tak akan memaksamu kembali, hanya untuk membahagiakan aku. Jika semua itu baik bagimu. Aku akan belajar memahaminya.
Aku bingung harus bercerita pada siapa tentang semua ini.
Leila? aku tak ingin menceritakan semua tentang Asya padanya.
Aku tau orang tuanya selalu bertengkar sepanjang malam.
Leila selalu menceritakan semua itu padaku, lalu menangis.
Jadi ku rasa, aku hanya perlu menghiburnya.
Tanpa harus membagi kesedihanku padanya.Aku duduk meringkuk di sofa hitam beludru di sudut kamarku.
Dari sini, aku dapat menyaksikan burung burung kecil yang terbang riang kesana kemari.
Sinar matahari yang mulai condong ke barat menerobos masuk lewat jendela besar di samping kananku.Ku perhatikan daun daun yang berjatuhan dari rantingnya.
Aku terus melamuni kenyataan yang sedang ku hadapi ini.Usia ku masih kurang dari 20 tahun.
Tapi, mengapa permasalahan hidupku ini terlalu runyam?Sesekali ku lirik ponselku.
Tak sedikitpun ada getaran dari benda pipih berwarna putih itu.
Layarnya tetap hitam.
Tak ada pesan ataupun panggilan masuk.Aku benar benar kehilangan Bima.
Dia menjauh dengan tiba tiba.
Aku merindukan cerita cerita konyolnya.
Aku merindukan tingkah nya yang selalu mengundang tawa.
Aaarrrggghhh..
Mengapa satu hal yang di sebut 'cinta' itu selalu hadir dan menyisakan kehampaan setelahnya.Ku sesali keputusan bodohku saat menolak Bima cuma karena takut terluka lagi.
Sekarang, hasilnya tetap saja terluka kan?
Di tinggalkan lagi.
Menunggu lagi, satu hal yang sama sama tak pasti.Aku merasa sendirian saat ini.
Dulu, sebelum Asya pergi. Asya selalu menemani aku, dari pagi sampai rasa kantuk menjemputku.
Dan setelah Asya pergi, Bima hadir mewarnai hari hariku.
Mengubah kesedihanku menjadi tawa.
Kini, Bima pun menjauh.
Lalu, siapa lagi yang mau berbagi waktu denganku?Mamah? Papah?
Mereka berdua tak pernah punya waktu untuk mendengar cerita cerita tak pentingku.
Bahkan, aku sendirian disini pun mereka tak pernah menanyai kabarku.
Tak pernah mencariku walau aku tak pernah mengunjungi mereka.Papah memang sangat mengasihi Mamah.
Selalu memperhatikan Mamah, tapi aku hanya seperti kerikil di tengah tengah keromantisan mereka.
Mamah selalu merasa bahwa dia adalah bagian terpenting dalam hidup Papah, selalu bermanja pada Papah.
Tanpa berfikir, bahwa sebenarnya ada aku.
Hasil dari buah cinta yang mereka tanam.Aku hanya bisa menghela nafas panjang setiap mengingat itu semua.
Tak ada lagi kepedulian yang aku dapat dari lingkunganku.Aku bosan.
Aku putuskan untuk mencari kebahagiaanku sendiri.
Ku cari hal baru yang mungkin akan menyenangkan diriku.Mulai hari ini.
Aku tak akan menjadi Fenita yang dulu lagi.Saat aku dapat menciptakan duniaku sendiri.
Kalian hanya akan menjadi penonton.
Kalian yang menyia - nyiakan aku, tak akan mengambil peran dalam cerita hidupku lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Berkata Lain
RomancePerjalanan hidup setiap orang itu berbeda. Lengkap dengan derai tawa, ataupun derai air mata. Bagaimana sebuah hal bernama cinta mempermainkan setiap hati dengan sangat tega. Dan bagaimana juga hal bernama cinta itu menghadirkan kebahagiaan tanpa ba...