Pada Malam dan Kisah Bersamanya

40 4 0
                                    

Seperti bintang - bintang yang tak pernah ingin meninggalkan langitnya, seperti itulah aku yang tak ingin menjauh darimu.


Mike membawakan secangkir teh hangat untukku. Dan secangkir pula untuk dirinya.
Aku masih menikmati suasana malam yang begitu cerah dengan taburan bintang yang berkelipan.

Dari sini, dari tepi kolam renang di villa Mike. Aku berbaring bebas di atas rerumputan hijau yang sedikit lembab.
Awalnya terasa sedikit tak nyaman, tapi lama kelamaan sensasi sejuk dari lembabnya rumput ini membuatku semakin tenggelam dalam keterpukauanku pada sang malam.

Mike masih duduk di kursi panjang di depan teras.
Mike menyeripit sedikit tehnya, tapi matanya masih menatapku lekat lekat, tanpa berkedip ataupun berpaling ke arah yang lain.

Aku berpura - pura tidak menyadari tatapan Mike yang sangat mengganggu itu.
Ku fokuskan fikiranku pada jajaran bintang, namun rasanya tetap saja tak nyaman.

Angin semilir menerpa kulit tipis wajahku, beberapa helai rambutku melambai dan menutupi wajahku.
Ku singkirkan rambut - rambut nakalku itu dari wajahku.
Ku lipat kedua tanganku di atas perutku.

Tanpa ku sadari, kenangan bersama Bima malam itu kembali menghinggapi otakku.
Malam dimana aku masih tertawa bahagia bersamanya, walaupun pada akhirnya Bima meninggalkan aku karena aku menolak perubahan status di antara aku dan dirinya.
Sedikit rasa cemas menguasai diriku, aku takut jika di malam ini akan terulang lagi hal yang sama seperti saat itu.

Memikirkan itu, aku bertanya tanya pada diriku sendiri.
Apa kabar Bima? masihkah ingat akan aku yang pernah tertawa bersamanya?

Ku hela nafasku dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.
Ada rindu yang menyelinap ke dalam hatiku.
Aku merindukan tingkah konyol Bima yang selalu sukses melahirkan tawa dari diriku.
Aku merindukan melaju di atas dua roda bersamanya.
Saat saat dimana aku bebas menikmati panasnya terik matahari dan derasnya hujan di sepanjang jalan yang ku tempuh bersamanya.

Sejauh ini aku meninggalkan dia, selama ini aku tak pernah berkabar dengannya.
Mengapa tiba - tiba aku merasakan kerinduan yang sedemikian hebatnya dalam dadaku.
Ku pejamkan mataku rapat - rapat, tak seharusnya aku mengingat Bima saat ada Mike disini.

Ada Mike yang akan memberikan aku kebahagiaan lebih dari sebelumnya.
Ku yakinkan hatiku, bahwa Mike tak akan membuatku kehilangan seperti yang lainnya.

Mike sudah duduk di sampingku, tangannya membelai lembut rambutku yang mulai melambai lambai terangkat oleh sang angin.
Tangan Mike begitu hangat terasa saat bersentuhan dengan kulit wajahku. Mike masih menatapku tanpa berkedip, sepasang bola matanya yang jernih tampak begitu sempurna dalam pandanganku.
Mike selalu mampu membuatku tehipnotis dengan segala yang dimilikinya.
Dan aku, selalu mengagumi semua yang ada pada Mike tanpa terkecuali.

Aku tersenyum pada Mike selebar yang ku bisa.

"Kamu sering disini Mike?" tanyaku mengawali pembicaraan.

"Aku kesini cuma kalo lagi kepengen aja, biasanya aku sendirian, nenangin diri." Mike menerawang bebas ke angkasa yang menaungi seisi dunia.

"Kenapa kamu ngajak aku sekarang?  nanti kalo kamu terganggu gara gara aku gimana?" aku merasa sedikit tidak enak pada Mike.

"Aku malah suka ditemenin kamu, aku jadi ga sendirian lagi." Mike menggeser duduknya dan meletakan kepalaku di pangkuannya.

Ketika Cinta Berkata LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang