Untuk Apa Kembali?

64 3 2
                                    

"Mengapa sesulit ini mempercayai semuanya? Mengapa begitu susahnya meyakini bahwa ini benar benar terjadi? Kau yang dulu pergi menyisakan luka. Kini hadir lagi sesaat untuk menambah pedihnya."

Aku masih terduduk di lantai ruang makan rumahku.
Ku yakinkan sekali lagi pada diriku sendiri bahwa ini semua hanya mimpi burukku.

Tapi, semua ini nyata.
Apa yang baru saja ku dengar adalah kenyataan yang harus ku terima.
Aku ingin marah.
Tapi pada siapa? Siapa yang harus di salahkan?
Aku?
Asya?
Ku rasa tidak.

Anya. Semua ini karena Anya.
Dia merebut Asya dariku dengan caranya yang sangat gila.
Dia menghancurkan Asya, masa depan Asya.
Semuanya hilang.

Segala kebaikan Asya padanya, di balas dengan kekejian seperti ini.
Asya yang sering kali melukai aku hanya karena dia.
Masih saja semua itu kurang baginya.

"Aaaaaaaaarrrrrgggghhhh" aku berteriak sekeras mungkin.. Tak peduli apa yang di fikirkan orang lain saat mendengar teriakanku.

Ku lempar semua benda yang teraih oleh tanganku ke berbagai arah.
Aku marah, aku benci, aku kecewa, aku mengamuk sajadi jadinya pada semua benda di rumahku.
Dalam sekejap, ruangan yang semula tertata rapih kini menjadi kapal pecah.
Berantakan dan tak beraturan lagi.
Asya yang selalu ku puja kini telah menjadi milik wanita lain.

Jika kemarin aku masih mengarapkan dia kembali untuk menyambung apa yang sempat patah.
Hari ini aku merasa tak ada lagi kesempatan.

Seribu pertanyaan berkecamuk dalam benakku.
Mengapa? Mengapa? dan mengapa?
Ku biarkan air mataku mengalir begitu saja.

Seperti ada beban ribuan ton menghimpit dadaku.
Rasanya sesak.
Berat.

Sedemikian jauhkah Asya menghianati janjinya.
Aku tak peduli pada ceritanya.
Setengah hatiku meragukannya.
Jika memang bukan dia yang menghamili Anya, mengapa dia rela mengorbankan aku.

Sikapanya yang sudah berubah di bulan bulan terakhir saat kebersamaannya denganku.
Sedikit menguatkan dugaanku, bahwa memang Asya ayah dari makhluk kecil tak berdosa itu.

Jika memang bukan Asya ayah dari anak yang di lahirkan Anya.
Lalu, mengapa Anya tega merusak masa depan Asya.
Anya menaruh hati pada Asya, aku tau itu.
Tapi, jika Anya sampai sejahat ini.
Aku sungguh tak menyangka.

Untuk apa kau kembali?
Untuk apa menguak kembali luka yang sedang ku obati ini.
Mengapa datang di saat aku hampir sembuh?

Hanya untuk menyakitiku lebih dalam lagi?
Jika aku tau kenyataannya sepahit ini.
Aku tak akan bertanya apa alasanmu.
Aku tak akan memaksamu menjelaskan semuanya hari ini.

Jika saja aku tau.
Akan ku persiapkan dulu hatiku.
Agar tak lagi terluka sedemikian dalamnya.

Tapi Asya..
Inilah hidup yang harus kita jalani.
Bersama atau tidak, kita masih harus terus melangkah.
Janji yang pernah kita buat dulu, anggap saja itu tak pernah ada.
Biarkan semua pengharapanku padamu habis, tandas dan mengering.
Aku hanya ingin melupakan mu.

Melindungi hatiku dari luka.

------------------------------------------------------

kalo kalian jadi Fenita, apa yang akan kalian lakukan?

Melupakan?
Atau tetap menunggu Asya?

Ayo di tunggu pendapatnya..

Ketika Cinta Berkata LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang