Mike [18+]

41 3 0
                                    

Bukan waktunya untuk terus jadi anak mamah.
Bukan waktunya untuk terus mengemis perhatian orang orang yang udah ga peduli sama kita.

Aku menunggu Mike dengan segudang rasa jenuh.
Ingin ku dobrak pintu di hadapanku, lalu lari dari tempat memuakan ini.

Mike...
Sebenarnya sedang apa dia di luar sana.
Mengapa mengurung aku disini sendirian?
Dasar kurang waras! Aku mengumpat dalam hatiku.

Aku menghampiri jajaran buku di sudut kanan ruangan.
Ku baca satu persatu judulnya.
Semuanya tentang musik.
Rupanya Mike menjadi penggemar musik.
Aku tersenyum sendiri melihat buku buku itu, teringat masa kecil kami.
Dulu, Mike lebih suka main masak masakan denganku.
Tapi, hari ini Mike sudah jadi lelaki dewasa yang memiliki dunianya sendiri.

"I miss you, Fen" sebuah bisikan lembut yang di susul oleh sepasang lengan kekar yang melingkar di pinggangku mengejutkanku.
Aku tak menyadari kalau Mike sudah masuk ke ruangan ini.

"Mike, apa apaan sih?" aku berusaha melepaskan pelukan Mike.

"Kangen" Mike kembali berbisik di telingaku, ada rasa geli yang menjalar ke seluruh tubuhku.
Namun, bau alkohol yang menguar dari mulut Mike membuatku sedikit takut.

Mike mabuk.
Itulah kesimpulan yang ku dapat.

"Pacar kamu kemana?" aku mengalihkan pembicaraan yang tak nyaman tadi.

"Pacar? bukan. Dia cuma perempuan bayaran" Mike mengendurkan lengannya dan aku segera melepaskan diri darinya.

"Mike, kamu ga sayang sama diri kamu sendiri, kalo kamu ketularan HIV atau AIDS gimana?" kata kata itu terlontar dari kedua bibirku begitu saja.

"Aku juga pake pengaman, Fen." Mike mengacungkan sebungkus pengaman di hadapan mataku, langsung ku pejamkan mataku karena aku memang tak ingin melihat benda benda seperti itu.

"Mike, kamu udah gila." aku tetap memejamkan mataku.

"Aku waras, aku sehat" suara Mike terdengar menjauh.

Ku buka mataku dan ku lihat Mike sudah berbaring di ranjangnya.

"Kamu ga tau kan gimana perasaan orang tua kamu kalo mereka tau kamu kaya gini sekarang?" aku berjalan menghampirinya dan duduk disisinya.

"Bukan saatnya untuk terus terusan jadi anak mamah. Bukan waktunya untuk terus mengemis perhatian orang yang udah ga peduli sama kita." Mike masih tetap berbaring dengan mata terpejam.

Aku sedikit bingung dengan kalimat Mike.

"Orang tua kita sibuk dengan urusanya masing masing sedari kita kecil. Bahkan sampe kita gede kaya gini, mereka ga peduli. Jadi, ga ada yang salah kalo aku nyari kesenangan aku itu sendiri, kamu juga sama Fen, jangan terlalu memendam segalanya sendirian. Kamu udah gede, kamu punya pilihan. Jangan mau aja di jadiin boneka" cerocos Mike tanpa jeda.

Dalam hati aku membenarkan kata kata Mike, aku cuma boneka.
Dalam sekejap aku kembali mengingat betapa tak pedulinya mamah dan papah dengan kehidupanku.

"Nanti malem mau kemana Mike?" akhirnya pertanyaan yang tak sempat ku pertimbangkan itu tercetus dari bibirku.

"Nanti malem ada manggung di The Gliters, mau ikut?" Mike menyelipkan kedua tangannya ke bawah kepal.

Ketika Cinta Berkata LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang