Suara anak-anak yang terdengar begitu berisik berhasil membangunkanku dan tersadar bahwa waktu sudah menunjukkan pagi hari. Akupun bergegas menuruni tempat tidurku lalu memutuskan untuk menyegarkan diri terlebih dahulu sebab jujur hari ini sepertinya akan banyak sekali hal yang kulakukan. Tapi – langkahku terhenti ketika aku mendengar suara teriakan keras dari luar.
Akupun berlari keluar rumah dan melihat bahwa ada sebuah taman bunga yang cukup luas dan ada seorang anak perempuan berdiri ditengah-tengahnya. Ia berdiri seorang diri dan tidak ada siapapun disana.
Aku terdiam untuk beberapa saat dan menyadari bahwa ada sesuatu yang salah disini – tapi sebelum aku selesai memikirkan semuanya anak kecil tadi mulai menangis dan aku kembali memfokuskan diriku pada anak itu.
Ia menangis karena taman bunga putih itu tiba-tiba berubah warna secara bersamaan. Sebuah warna merah perlahan mengitari anak kecil itu dan dari sisi kanan ada warna merah yang sama tapi dengan jumlah yang lebih banyak seakan merayap secara perlahan merubah secara paksa warna bunga putih itu, dan disisi kiri ada warna coklat keemasan yang juga merubah warna bunga putih itu bersamaan dengan warna merah dari sisi kanan tadi.
Tanpa pikir panjang akupun berjalan keluar bermaksud untuk menarik anak kecil itu keluar dari tengah-tengah taman bunga itu.
"Ella –"
Panggilan itu membuatku langsung menghentikan langkah dan berbalik untuk melihat seorang perempuan cantik berdiri tidak jauh dari posisiku sekarang. Dan tidak perlu waktu lama bagiku untuk menyadari bahwa ini semua adalah mimpi – ini adalah vision – karena perempuan yang ada dihadapanku sekarang adalah Sang Dewi Bulan.
"Dewi –" ucapku pelan dan mengangguk untuk memberikan hormat, Iapun tersenyum kecil lalu berjalan mendekatiku,
Jujur aku memang tidak pernah bertemu secara langsung dengan Sang Dewi tapi aku sudah banyak mendengar bahwa Dewi Bulan terkadang datang dan menemui kita melalui mimpi jadi – menurutku ini semua sudah cukup menjelaskan bahwa perempuan ini memang Sang Dewi.
Aku melihat bahwa Ia terdiam dan menatap kearah anak kecil tadi yang masih menangis berada di tengah-tengah taman itu.
"Anak itu adalah dirimu." Ucap sang Dewi dan aku terkejut ketika Ia mengatakan itu,
"Apa yang ingin kutunjukan disini adalah – apapun yang akan terjadi nantinya itu adalah sesuatu yang sudah kutentukan. Tapi memang harus kuakui bahwa tidak semuanya berjalan sesuai keinginanku karena beberapa hal juga terjadi akibat pilihan-pilihan para leluhurmu yang menyebabkan beberapa hal menjadi rumit. Dan – aku memang sedang berusaha untuk memperbaikinya – tapi aku membutuhkan bantuanmu untuk ini." Tambahnya lagi dan aku mengerutkan dahiku,
"Bantuan apa yang perlu kulakukan?" tanyaku padanya dan Ia tersenyum lalu menarik pelan tanganku lalu mengajakku berjalan mengikutinya untuk memasuki taman bunga putih tadi.
Ia memetik setangkai bunga yang ada lalu menyerahkannya padaku,
"Ini – yang bisa kau lakukan adalah memastikan bahwa bunga ini tetap berwarna putih." Ucapnya padaku,
"Tapi – bagaimana caranya?" tanyaku dan Ia menggeleng pelan,
"Itu adalah tugasmu untuk mencari tahu bagaimana caranya. Tapi percayalah – aku tidak pernah memberikan tugas diluar kemampuan orang itu jadi aku tahu bahwa kau pasti bisa menyelesaikan semuanya dengan baik." Jawabnya dan Ia mengambil lagi bunga putih yang sudah diserahkannya padaku lalu seakan mengerahkan kekuatan miliknya – Ia membuat sebuah lapisan tipis tidak berwarna yang melindungi bunga itu dan membuat bunga itu seakan melayang di udara,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifices | ✓
Werewolf|HIGHEST RANKING: #29 IN WEREWOLF CATEGORY | "Jika kau tidak mau berkorban untuk mencapai apa yang kau inginkan, maka apa yang kau inginkan itu akan jadi hal yang harus kau korbankan." Kalimat itu adalah hal yang selalu diucapkan oleh Pamanku - Pam...