Part 38

5.9K 616 75
                                    



Aku berusaha menghentikan langkah Aiden setelah kurasa kita cukup jauh dari yang lain, dan aku bernafas lega ketika tidak ada satupun yang mengikuti diriku maupun Aiden.

"Apa yang sebenarnya terjadi disini?" tanyaku pada Aiden setelah terdiam beberapa saat, berharap itu dapat sedikit memberikan waktu Aiden untuk menenangkan dirinya.

"I'm so sorry – tapi aku tidak bisa bersikap seakan semua baik-baik saja ketika Ia terus menatapmu seperti itu. Aku bahkan tidak tahu apa yang ada dipikirannya dan itu hanya memperburuk semuanya." Jawab Aiden dan aku langsung mengatupkan bibirku, karena aku tidak tahu harus memberikan respon apa terkait hal itu.

"Aku tahu itu bukan salahmu. Tapi – bagaimana bisa kau bersikap biasa saja? Apa kau tidak merasakannya? Cara Ia menatapmu, berbicara padamu, semua itu – bagaimana bisa kau tidak menyadarinya?" ujar Aiden lagi dan aku hanya menunduk berusaha berpikir apa yang harus kulakukan dalam situasi ini.

Jujur – aku memang tahu ada sesuatu yang membuat Aiden bersikap seperti tadi tapi aku tidak pernah menduga itu semua karena – hal ini.

"Well, aku selalu menganggap bahwa Ace memperlakukanku baik karena Ia membutuhkan kekuatanku – tidak lebih." Jawabku perlahan berusaha mengurangi kemungkinan bahwa aku akan melakukan suatu kesalahan disini. Karena sekali saja aku salah dalam menjawab, maka itu sama saja aku menumpahkan minyak pada sebuah api yang sudah membara.

"Dan maaf aku tidak pernah berusaha untuk peka atau semacamnya –" tambahku tapi aku hanya mendengar Aiden menghela nafas dan berbalik dariku.

Aku tahu bahwa ini bukanlah kesalahanku, tapi aku tidak bisa berhenti berpikir bahwa sisi acuh tak acuhku ikut ambil bagian dalam permasalahan ini. Dan itu membuatku merasa bersalah.

Untuk beberapa saat Aiden hanya terdiam dan tidak mengatakan apapun, Ia seakan berusaha menjernihkan pikirannya. Dan setelah beberapa saat Ia akhirnya berbalik dan menatapku lagi.

"Apa – tidak bisa kalau kau melupakan semua ini dan kembali ke pack?"

Aku terdiam ketika mendengar pertanyaan itu.

Dan aku yakin bahwa Aiden sadar bahwa aku benar-benar terkejut Ia sudah menanyakan itu padaku. Aiden adalah satu-satunya orang yang kupikir akan selalu ada di sisiku – dan aku selalu berpikir bahwa aku bisa mempercayainya soal itu. Tapi – apa yang barusan dikatakannya membuatku seakan – stuck.

"Wait –" ucapku berusaha mengatasi rasa terkejutku, " – kenapa? Kau tahu apa saja yang sudah kita usahakan dan kita perjuangkan disini – bagaimana bisa aku berpura-pura bahwa semua itu tidak pernah terjadi dan kembali pada kehidupan lamaku? Meninggalkan mereka dalam pertempuran yang tidak seimbang dan membiarkan mereka semua – mati."

"Apa itu yang kau ingin aku lakukan?" tanyaku pada Aiden dan pria itu terdiam. Aku tahu bahwa dalam hatinya Ia tidak pernah bermaksud menanyakan hal itu padaku karena Ia tahu seberapa pentingnya ini bagiku – tapi Ia sudah mengatakannya dan apa yang sudah terucap dan terdengar, tidak bisa kita hapus begitu saja.

"Kita bicarakan ini lagi nanti –" ucapku sambil berbalik untuk meninggalkan Aiden karena aku merasa jika ini diteruskan maka itu hanya akan memperburuk hubungan kami.

Tapi Aiden menahan tanganku dan Ia menatapku seakan Ia tidak tahu lagi apa yang harus Ia lakukan. Dia terlihat begitu – tersesat.

"Serigalaku – Ia merasa sangat terancam soal ini. Dan itu – menyakitkan." Ucap Aiden, dan aku menghela nafas pelan sambil berusaha melepaskan tangannya dariku.

Sacrifices | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang