Warning : Part terpanjang yang pernah aku buat untuk satu chapter - tapi terpaksa tidak aku pisah karena ceritanya akan terkesan aneh jadi aku putusin untuk tetep jadi satu part aja
Lalu - thanks untuk 1K Views di SACRIFICES inii XD dan karena itulah aku langsung update lagi sebagai ucapan terima kasih ke kaliann semua ^^
love you guys
--
Aku terbangun karena merasakan hembusan angin dingin seakan menyerbuku secara bersamaan. Dan setelah berhasil berusaha membuka mataku – aku langsung berdiri ketika menyadari bahwa aku tidak berada di dalam rumah?
Sebuah lapangan rumput luas yang tertutupi oleh salju tebal berada di sekelilingku membuatku merasakan angin dingin langsung menjalar keseluruh tubuhku bahkan hingga menyentuh tulang serta sendiku. Aku mendekapkan tanganku pada sekeliling tubuhku dan mulai menggigil.
"Hello –"ucapku berusaha memanggil seseorang atau siapapun agar menolongku, karena jujur aku sepertinya tidak bisa berjalan sedikit pun – sebab aku merasa sudah seperti membeku ditengah sini.
Aku akhirnya memberanikan diriku untuk melangkah tapi aku langsung terhenti ketika merasakan sakit pada sekitar dadaku. Aku memejamkan mataku dan berusaha menahan sakit itu – hanya saja itu tidak menghasilkan apapun.
Akupun akhirnya memutuskan untuk tetap berjalan meski harus kesakitan – tapi ketika aku membuka mataku – aku langsung benar-benar membeku ditempat.
Ada sebuah tubuh tiba-tiba tergeletak dihadapanku – dan aku melihat banyak sekali darah disekitarnya. Warna merah darah bercampur dengan warna putih salju membuat warna merah itu seakan menyebar dengan cepat.
Aku bahkan tidak bisa berteriak karena bibirku sudah benar-benar membeku.
Dan hembusan angin membuat semuanya terasa lebih parah – angin berhembus menerpa tubuhku dari arah belakang seakan memaksaku untuk maju melangkah kearah tubuh itu. Akupun berusaha sekuat tenaga melawan angin itu dan sepertinya usahaku berhasil.
Aku langsung berlari dengan sekuat tenaga sesaat setelah angin itu berhenti berhembus – aku berlari seakan itu adalah satu-satunya tali yang bisa menyelamatkan hidupku dari dalamnya sebuah jurang.
Hanya saja aku seakan dapat merasakan bahwa semua tidak akan berhenti dengan mudah.
Aku melihat ada sebuah sosok mencurigakan melewatiku dengan cepat – membuatku langsung berhenti dan menoleh kesekeliling mencari sosok itu. Tapi – nihil. Bahkan bayangannya pun tidak terlihat.
'Bianca –' bisikku berusaha memanggil serigalaku itu tapi tidak ada jawaban. Dan disaat itulah aku menyadari bahwa aku tidak bisa merasakan Bianca sedikitpun.
Jadi – saat ini aku hanya manusia biasa?
'Aku harus pergi dari sini –' pikiran itu terhembus dalam kepalaku dan akupun bergegas menggunakan sisa-sisa tenaga yang kumiliki untuk keluar dari lapangan salju ini.
Hingga aku mendengar suara seseorang mendekat dari sisi kananku – akupun menoleh tapi tidak ada siapapun disana – tapi tiba-tiba terdengar sebuah lagu mengalun perlahan seakan membuatku menyadari bahwa ada sesuatu yang salah disini.
Aku kembali menghadap kearah depan tapi aku langsung berteriak kencang ketika melihat wajah seseorang berada tepat dihadapan wajahku dan Ia menatapku dengan kedua mata besarnya.
Aku langsung bergegas membuka mataku dan menyadari bahwa semua itu adalah – mimpi.
Aku mendudukkan diriku dan berusaha menenangkan detak jantungku yang ikut terpacu akibat mimpi buruk barusan. Tapi tiba-tiba aku menyadari bahwa alunan lagu tadi masih terdengar dan ketika aku mencari asal suara itu – aku menemukan bahwa itu adalah bunyi dering ponsel milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifices | ✓
Hombres Lobo|HIGHEST RANKING: #29 IN WEREWOLF CATEGORY | "Jika kau tidak mau berkorban untuk mencapai apa yang kau inginkan, maka apa yang kau inginkan itu akan jadi hal yang harus kau korbankan." Kalimat itu adalah hal yang selalu diucapkan oleh Pamanku - Pam...