Chapter 4

1.8K 84 1
                                    

"Kok lu tau?" Tanya Alexa.

"Yaiyalah. Orang gua..."

"Lex! Udah berangkat aja." Sergat Tania tiba-tiba.

Alexa dan David menoleh. Menatap Tania yang sudah duduk diantara mereka berdua.

"Anjay. Dateng dari mana lo?" David geser sedikit. Agak menjauhi Tania.

"Ya elah. Lu liat gua kaya liat setan aja" Ujar Tania saat David menjauhinya.

"Kan lo emang setan. SeTania" Jawab David diikuti tawa nya.

"Kampret emang lu. Ayok Lex ke kelas. Lu juga ngapain si. Pagi-pagi dah ngobrol sama manusia kampret ini" Tania beranjak.

Alexa tertawa melihat tingkah mereka.

---

Alexa mengetuk-ngetukkan bolpoinnya diatas meja. Pelajaran kimia ini benar-benar membuatnya ingin mati.

Ia menoleh kesamping. Menatap keluar jendela besar kelasnya.

Pemandangan yang ada hanya murid lelaki yang bermain basket dilapangan. Bagi kalian memang biasa.

Tapi tidak bagi Alexa.

Alexa menatap seorang diantara banyak orang itu.

Lelaki yang sedang mengoper bola itu.

Lelaki yang rambutnya bergoyang tertiup angin itu.

Ah, mengapa Alexa baru sadar kalau David itu lumayan tampan?

Kriiing....!

Bel istirahat berbunyi. Membuat David dan kawan-kawannya itu bubar menuju keruang ganti.

Alexa menghela nafas. Ia memasukkan bukunya kedalam tas. Ia lalu menghampiri Tania yang sedang merapikan rambutnya.

"Ikut gua ke kantin. Jangan bunuh diri lagi." Ujarnya tanpa menatap Alexa.

Mendengar kata 'bunuh diri' Alexa tertawa.

---

Tania mengambil satu tempat makan besi. Yang disediakan sekolah untuk tempat makan siang para muridnya. Ia lalu berjalan ketempat presmanan.

Alexa tidak mood makan. Ia hanya duduk dikursi sambil menunggu Tania.

Ia menatap sekelilingnya. Kantin yang luasnya 15 x 8m itu sangat bersih dan rapi.

Dan dimeja pojok kantin, terlihat 3 orang lelaki yang duduk sembari bercanda dan tertawa.

Mata Alexa mengarah pada lelaki yang dengan enaknya mengangkat kedua kaki ke meja. Memakan kacang dan dengan mudahnya langsung menbuang kulitnya kelantai.

Padahal sudah jelas-jelas dipintu utama kantin tertulis 'JAGA KEBERSIHAN'

"Ga punya etika." Ujar Alexa lirih.

Lucid menoleh dan mata nya bertemu dengan mata Alexa.

Jarak mereka cukup jauh. Tapi Alexa bisa memastikan kalau saat itu Lucid juga sedang menatapnya.

Dengan satu gerakan cepat, Alexa langsung membuang pandangannya.

"Kenapa Lex?" Tanya Tania sambil menatap temannya itu yang terlihat ketakutan.

"Gapapa" Jawab Alexa singkat.

Oh tidak.

---

"Gua duluan ya bro" Lucid melambaikan tangannya pada Karel dan Kevin yang masih beridiri diparkiran.

Setelah itu, Lucid langsung menginjak pedal gas. Mobil merahnya melaju melewati halaman sekolah.

"Alexa?" Lucid menatap seorang perempuan yang berdiri didepan pagar. Seperti sedang menunggu sesuatu.

Tanpa pikir panjang, Lucid menghentikan mobilnya. Ia membuka jendela dan kepalanya menyundul keluar.

"Lo murid baru yang waktu itu kan?"

Alexa canggung. Andai ia punya kekuatan menghilangkan diri, sudah ia lakukan sedari tadi.

"Iya" Jawabnya singkat.

"Belum balik? Nunggu apa?" Tanya Lucid.

Maksud Lucid baik. Tapi lelaki itu benar-benar tidak bisa mengatur intonasi yang pas saat berbicara.

"Nunggu jemputan, Cid" Jawab Alexa.

"Masuk. Gua anter." Ucap Lucid datar.

"Hah?" Alexa yang tadinya sudah takut setengah mati, sekarang malah serasa diajak bercanda.

Ia menatap sekelilingnya.

Oke. Dia menjadi pusat perhatian lagi sekarang.

Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang