Chapter 16

1.3K 68 3
                                    

"Cid" Alexa menepuk pundak Lucid dari belakang. Lelaki itu menoleh dan tersenyum.

"Akhirnya dateng. Ikut aku yuk" Ia langsung menarik tangan Alexa keluar dari lapangan perkemahan. Tanpa meminta persetujuan dari gadis itu.

Alexa berusaha melepaskan genggaman Lucid. "Mau apa sih? Udah malem tau"

Namun Lucid hanya tertawa kecil. "Kenapa? Takut? Aku bakal ngelindungin kamu. Lagian deket kok. Situ doang"

Alexa menatap punggung Lucid. Kakinya tak lagi menolak mengikuti arah Lucid berjalan.

Mereka menyebrangi jalan beraspal yang ada didekat lapangan. Lalu memasuki hutan yang gelap. Sangat gelap. Mereka berjalan menyusuri deretan pohon pinus yang menjulang tinggi.

Dan selama perjalan, hanya suara burung hantu dan suara ranting diinjak yang mengiringi mereka.

Mungkin sudah 40m mereka berjalan. Dan Alexa merasa jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pukul 9 malam dihutan yang lebat. Apa yang akan Lucid lakukan?

Lucid sempat menoleh kebelakang. Tangan kanannya menggenggam pergelangan tangan Alexa. Dan tangan kirinya memegang senter untuk penerangan.

"Aku memang cowok nakal, ga bisa diem, bandel pula. Tapi aku anak baik kok. Ga usah pasang muka tegang gitu dong." Lucid tersenyum.

Wajah Alexa langsung merah padam saat itu juga. Ia sedikit bersyukur karena sekarang keadaannya gelap. Jadi Lucid tidak bisa melihat wajah merahnya sekarang.

Setelah 5 menit berjalan, mereka sampai disebuah tanah lapang yang ada ditengah hutan pinus. Tidak begitu luas memang. Mungkin hanya seperempat lapangan sepak bola.

Tapi yang membuat Alexa takjub adalah pemandangan langit malam yang sangat indah.

Lucid berhenti tepat ditengah lapangan itu. Ia melepaskan genggamannya dari tangan Alexa. Ia mendongak, menatap kearah langit.

"Kamu suka kan?" Tanya Lucid.

Mata Alexa berbinar. Ini pertama kalinya ia melihat bintang yang sangat banyak dilangit. Begitu bersinar. Begitu indah. Begitu mempesona.

Karena tak ada jawaban, Lucid menoleh menatap Alexa. Lalu tersenyum melihat raut wajah gembira diwajah gadis itu.

Ia lalu mengambil posisi terlentang diatas rumput yang agak basah. Tangan kanannya ia letakkan dibawah kepala.

Alexa menatap Lucid. "Ga usah tidur ditengah lapangan cuy" Ia lalu tiduran disebelah Lucid. Kedua tangannya diletakkan diatas perut. Dan mata mereka tak saling bertatapan. Mata mereka sibuk dengan pemandangan indah diatas mereka sekarang.

"Lex. Seneng ga?"

"Seneng lah. Pertama kalinya aku liat pemandangan kaya gini."

"Alhamdulillah kalo seneng. Ga sia-sia jalan jauh"

"Kok kamu tau tempat ini?"

"Hahaha. Bumi perkemahan yang kita pake itu atas nama keluargaku Lex. Makanya aku tau tempat disini"

"Widih, serius??"

"Iya lah masa aku bohong"

Alexa hanya tertawa kecil.

"Bintangnya cantik ya. Kaya kamu"

Alexa kembali tertawa. "Bisa aja"

Lucid menatap Alexa dari samping. "Serius. Alexa kan cewek baik, penurut, sopan, pinter, cantik lagi."

Senyum tipis tersungging di bibir Alexa. Ia tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Matanya masih tetap menatap ribuan bintang yang ada dilangit.

Sadar kalau Alexa hanya mendengarkan dan tidak ada niatan untuk membalas omongannya, Lucid melanjutkan ucapannya tadi.

"Aku suka kamu, Lex"

Hanya 4 kata sederhana. Namun percayalah, itu membuat hati Alexa seperti terbang kelangit. Senyum yang tadi sempat tersungging, kini semakin melebar.

"Tau ga Lex. Kamu cewek pertama yang berani marahin aku, cewek pertama yang ga suka kalo aku deket kamu. Dan cewek pertama yang suka muncul di otakku saat aku mau tidur."

Aaahhhgggg.... Ingin rasanya Alexa membungkan mulut lelaki itu agar diam.

Seluruh tubuh Alexa bergetar. Pipinya terasa panas. Dan mungkin saat itu ia lupa caranya bernafas.

Alexa beranjak dari duduknya. Ia duduk bersila dan menatap Lucid yang masih dalam posisi tidur.

"Dan kamu cowok pertama yang selalu aku perhatiin. Entah kenapa, ada rasa pingin ngerubah sikap jelekmu itu. Buar kamu jadi lelaki baik."

Lucid menatap Alexa. Setiap kata yang keluar dari mulut gadis itu ia simpan di otak.

Lucid beranjak. Matanya mengunci tatapan Alexa. "Bisa ulangin??"

Alexa menahan nafasnya saat Lucid menatap matanya dengan jarak sedekat ini. Ia langsung membuang muka. Tak kuat rasanya melihat kedua mata coklat Lucid dan wajah tampannya yang bermandikan cahaya rembulan malam.

"Engga. Udah telat. Kalo kamu paham Alhamdulillah. Kalo engga ya udah" Alexa merasa pipinya merah sekarang.

Lucid tertawa melihat tingkah Alexa. Tangannya terangkat dan mendarat di atas kepala gadis itu.

"Iya iya. Ga usah ngambek gitu dong. Aku denger kok"

Demi Tuhan, saat itu Alexa benar-benar kaget saat merasakan sentuhan lembut di kepalanya. Tangan halus Lucid mulai mengusap kepalanya dengan gerakan cepat. Membuat rambut Alexa sedikit berantakan.

"Hiih... Berantakan, Lucid" Kata Alexa sambil berusaha menyingkirkan tangan Lucid dari kepalanya.

Mereka tertawa bersama.

---

"Masuk tenda sana. Udah malem. Tidur nyenyak ya" Ujar Lucid.

Alexa menatap tendanya. Sudah gelap. Pasti Tania dan Zihan sudah tidur. Tatapannya kembali ke Lucid.

"Makasih udah nganter. Makasih juga buat pemandangan indah tadi" Katanya.

Lucid tersenyum. Lalu mengangguk.

"Janji sama aku. Jangan jadi anak nakal lagi, dengerin nasehat ortu, jangan suka nyakitin orang, jangan nganggap kekusaaan bisa jadiin derajatmu tinggi dibanding orang lain, pokoknya..."

Alexa mengehentika kata-katanya saat tangan Lucid kembali menyentuh ujung kepalanya.

"Iya iya. Dasar bawel" Lucid menunduk sedikit. Agar tatapannya sejajar dengan tatapan Alexa.

"Aku tau aku pendek. Tapi ga usah diginiin juga kali" Pekik Alexa sambil menepis tangan Lucid.

Lucid tertawa.

"Udahlah. Selamat malam Alexa" Dan tepat setelah itu, sebuah kecupan mendarat dipipi kanan Alexa.

Mata Alexa membulat. Sudah berapa kali Lucid membuatnya terkejut hari ini?

"Ga usah tegang gitu Lex" Ujar Lucid.

Tanpa mengucapkan apapun, Alexa langsung berjalan cepat menuju tendanya.

Pipinya terasa geli. Geli. Sangat geli. Geli seperti dihinggapi ribuan kupu-kupu.

Sraaakkk....
Alexa membuka resleting yang menjadi pintu tendanya. Dan...

Pash!
Suasana terang. Tania dan Zihan menyalakan senter mereka bersama. Sambil menatap Alexa dengan tatapan tajam.

"NGAPAIN AJA LO SAMPE JAM 11 BARU PULANG???"

☆☆☆
Follow biar bisa dapet notif kalo KKJC Up. Ga nentu soalnya😌

Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang