Jadi, ini yang dinamakan cemburu?
☆☆☆
Brakkk!!
Alex menoleh saat mendengar suara keras itu. Segera ia beranjak dari sofa empuknya dan berjalan cepat menuju sumber suara. Ia sudah menduga suara itu dihasilkan oleh benturan pintu yang ditutup secara keras.Alex sampai didepan kamar adik perempuannya. Tak ada suara apa-apa didalam sana. Membuat Alex menyerngit bingung. Tak biasanya Alexa mengamuk seperti ini.
"Lexa?" Panggil Alex sambil mengetuk pintu coklat ini.
Tak ada jawaban.
"Lex lo didalem kan? Jawab gua sekarang" Alex kembali berteriak.
Tetap tak ada jawaban.
Seakan mendapat ide cemerlang, ia mengambil ponsel dari sakunya dan menelfon ke nomor Alexa.
Dan benar. Dering ponsel Alexa terdengar tak jauh dari tempat Alex berdiri.
"Alexandra buka pintunya. Lo ngapain sih pulang-pulang ngamuk gitu. Salam kek sapa kek apa kek. Jangan main dobrak pintu kaya orang emosi gini"
"Iya emang gua emosi!"
Terdengar bentakan Alexa dari dalam sana. Perkataan Alexa tadi membuat Alex mengerutkan kening.
Apa?
Emosi?
Kenapa?
"Lo lagi ada masa..."
"Diem bang! Lexa capek! Mau tidur!"
---
Setelah memperhatikan dengan jeli setiap foto tadi, Alexa langsung melepas celemeknya dan berlari keluar bakery. Masa bodoh dengan Tante Diana yang berteriak memanggilnya atau Joan yang mengatakan kalau tas Alexa ketinggalan.
Yang ada dipikirannya sekarang hanya satu.
Lucid kembali menjatuhkan hatinya.
Alexa mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan 80 km/jam. Tak peduli dengan jalanan ramai atau bunyi klakson yang memekikkan telinga, yang penting Alexa bisa pulang saat itu. Bisa merasakan kesunyian untuk mengintropeksi dirinya sendiri.
Alexa menekan tangannya kuat-kuat ke ranjang. Ia berusaha mati-matian menahan tangis saat Alex berteriak menanyainya.
Dan saat terdengar suara langkah Alex menjauh, disitulah Alexa menghembuskan nafas panjang. Ia melepas kucir rambutnya.
Sudah 3 tahun dirinya dan Lucid menjalani hubungan dengan damai. Tanpa ada masalah sedikitpun.
Sudah 3 tahun Lucid menepati janjinya untuk tidak menyakiti Alexa lagi.
Sudah 3 tahun Alexa mempercayai semua janji dan ucapan Lucid.
Dan sekarang,
Lucid menghancurkan benteng yang dia buat sendiri.
Menghancurkan kepercayaan yang selama ini Alexa ciptakan.
Alexa menghela nafas. Segera ia hapus air mata itu.
"Hah, emangnya gua siapa. Ngarep amat Lucid setia. Dulu aja dia ga nganggep gua waktu ada Bella. Lah sekarang?"
Perlahan, ia berjalan menuju kaca besar yang tertempel disalah satu sisi kamarnya. Terlihat pantulan seorang perempuan berambut panjang, berkaus hijau, dan bercelana jins biru tua.
Ia mendecakkan lidah. Dengan satu gerakan cepat, ia melompat dan menenggelamkan dirinya diatas kasur yang empuk.
"Harusnya, dari dulu gua sadar. Kalo gua ga ada apa-apanya dari sekian banyak cewe yang deket sama dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)
Romantik'Gua ga punya sedikitpun nyali buat ngomong cinta sama lo. Maaf' ~David Saputra Ranggana. 'Ga peduli udah ratusan kali lo nyakitin gua, ga peduli lo ga pernah nganggep gua ada, percayalah, gua tetep cinta sama lo' ~Alexandra Gabriella Putri. 'Gua di...