(SEASON 3)Chapter 48

845 28 0
                                    

Jangan pernah pergi lagi sekalipun kau pergi untuk kebaikanku. Karena bagiku, kepergian dengan alasan apapun selalu saja terasa menyakitkan.

~vry

☆☆☆☆☆

Lucid berani bersumpah. Ini hari terburuk sepanjang hidupnya.

Setelah tadi siang ia menyadari bahwa Caroline adalah komplotan Bella, tepat pukul 3 sore salah satu orang terpercayanya di perusahaan ternyata berkhianat. Ia meraub banyak uang perusahaan dan menghilang begitu saja. 4 jam setelahnya William memberi tahu agar ia dan Bella cepat berbaikan.

Beliau percaya bahwa dengan berbaikan dengan Bella, masalah bisa teratasi karena adanya hubungan antar perusahaan.

Ingin Lucid berteriak bahwa Bella sendiri yang melakukannya. Semua ini dibalik rencana busuk perempuan itu.

Namun mengingat ayah nya yang sudah tua dan mempunyai riwayat jantung, mungkin kabar buruk tadi bisa mengakibatkan sesuatu.

Ia hanya mengiyakan perkataan ayahnya. Sebenarnya, William sudah beberapa kali berkata agar Lucid tak usah memikirkan perusahaannya-yang tak lain adalah anak dari perusahaan William-. Namun Lucid bersikeras untuk membangun perusahaan itu sendiri.

"Aku rasa, perjalananmu ke Indonesia harus diundur beberapa waktu" Kata Elena yang tengah berdiri disebelah kursi Lucid.

Lucid menghembuskan nafas keras. Ia tak bergeming sedikitpun dari laptop yang sedang ia hadap. Namun pernyataan Elena tadi membuatnya menoleh. Dan lagi, ia menghembuskan nafas panjang.

"Yah, kurasa seperti itu" Lucid menyetujui.

Sejenak, ia melirik sebuah kotak yang tergeletak disamping laptop nya. Sebuah kotak berwarna hijau berisi sebuah kalung yang beberapa waktu yang lalu ia beli.

Ia mengambil ponsel dari saku jas nya. Ia baru hendak menelfon Kevin, sebelum sebuah nomor menelfon dirinya.

Dengan kesal, Lucid menjawab telefon itu.

"Hallo?"

"Hei Lucid, aku ingin bertemu dirimu di bar malam ini. Bisa?"

Lucid merasa sesuatu melesat dari dadanya. "Caroline?" Ia memastikan.

"Ya. Aku Caroline. Dan apakah kamu tidak menyimpan nomor telefonku? Oh Lucid, kita ini akan menjadi partner bisnis. Mengapa kau tidak menyimpan nomor ku?" Terdengar suara khas Caroline diujung sana.

"Bisakah kita cari tempat lain selain di bar?" Lucid bertanya dengan nada rendah. Memberi efek suara bass yang sangat jelas.

Caroline tertawa diujung sana. "Aku hanya ingin di bar. Itu lebih terkesan enjoy dan tidak terlalu tegang"

"Itu bukan alasan untuk dirimu memilih tempat sesuka hati" Kata Lucid cepat.

Tawa Caroline terdengar lebih kencang. "Hei hei, bukankah salah satu visi mu dulu adalah menuruti segala yang diminta client agar semua perjanjian bisa dibicarakan dengan baik?"

Skak.

Lucid menghembuskan nafas sebal. "Caroline, kau sangat...."

"Kau lebih memilih membatalkan janji karena aku meminta bertemu di bar daripada perusahaanmu yang tercekik masalah dana?"

Perkataan ketus Caroline seakan menjadi belati yang menghunus dada Lucid. Ia dibuat diam beribu bahasa hanya dengan 1 kalimat tadi.

Dengan sangat berat hati, ia mengiyakan permintaan Caroline.

Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang