(SEASON 2)Chapter 37

1K 49 2
                                    

Terkadang, kamu harus dengarkan kata hati.
Jangan tanyakan siapa yang kamu cinta.
Tapi tanyakan siapa yang membuatmu merasa bahagia dan dihargai.
~vry
☆☆☆☆☆

LUCID POV
Ia membuka mata. Sinar putih dari atas sana membuat matanya seakan ditusuk. Perlahan namun pasti, ia dapat menangkap bayangan seseorang yang berdiri tak jauh darinya.

"Lucid?"

Ia mendesis keras. Kepalanya terasa berdenyut dan seluruh tubuhnya terasa sakit.

"Ga usah dipaksain. Lo baring aja ga usah banyak gerak" Ujar perempuan tadi.

Lucid menyipitkan mata. "Kak Luna? Ngapain disini? Ga balik ke Singapura?" Tanya nya.

Kak Luna meraih kursi yang berada tak jauh dari sana. Lalu duduk tepat disamping ranjang Lucid.

"Lo kira siapa yang mau jagain lo disini selain gua?" Ia balik tanya.

Lucid tertegun.

Di... sini?

"Kak, gua dimana?" Lucid menatap sekelilingnya. Sebuah kamar berwarna biru pastel mengelilinginya. Dan hanya ia dan Kak Luna disana.

Hembusan nafas Kak Luna terdengar. "Rumah sakit" Jawabnya enteng.

Lucid membuka mata lebar.

Rumah... sakit?

"Lo siap-siap dimarahin bokap. Tuh motor balap lo umurnya belum ada seminggu. Belum lagi..."

Lucid tak mendengarkan ocehan kakaknya itu. Ia menatap sekujur tubuhnya dengan tatapan kosong.

Memori tentang kecelakaan itu muncul.

"David!" Pekiknya keras.

Lucid enggan mengakuinya, namun saat ini ia memikirkan nasib lelaki itu.

Kak Luna menghentikan ocehannya. Ia menatap Lucid. "David kritis"

Deg!
Jantungnya seakan berhenti saat itu.

Ia mengangkat tubuhnya. Hendak pergi menemui dimanapun David berada.

"Aakkh!" Ia memekik kesakitan. Ia baru menyadari tangan kanannya berbalut gips tebal.

Kak Luna beranjak. Ia membantu mengganti posisi Lucid menjadi duduk.

Lucid menaratapi tubuhnya saat ini. Tangan berbalut gips, punggung tangan tertusuk jarum infus, dan ia merasa sesuatu menempel didahi kanannya.

Ia terdiam.

Jika ia yang hanya terjatuh dari motor saja sudah seperti ini, bagaimana dengan David?

Ia menoleh. Mendapati Kak Luna juga menatapnya.

"Sekarang bilang. Ngapain lo kebut-kebutan di perumahan, sama Dav pula"

Lucid mendecakkan lidah. Ia bahkan belum bertemu...

Cklek!

Mereka menoleh.

"Bella udah dibawa pulang sama bokapnya" Ujar Kevin yang tengah berada diambang pintu.

Ia menatap Kak Luna. Namun ujung matanya menangkap Lucid yang sudah berada diposisi duduk dengan kaki lurus kedepan.

"Eh tai lo udah sadar??" Ia menghampiri Lucid.

"Panggil Alexa" Kata Lucid tegang.

Kevin menghentikan langkahnya. Ia lalu tersenyum.

---

Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang