Chapter 6

1.7K 81 2
                                    

---

Saat jam istirahat...

"Mau kemana Cid?" Tanya Karel saat melihat Lucid langsung pergi setelah merapikan bukunya. Karena biasanya, mereka tak langsung keluar kelas. Hanya menyuruh orang untuk menbeli makanan, dan mereka hanya duduk menunggu dikelas.
Sekalipun keluar, hanya iseng saja.

"Kantin. Sumpek dikelas" Jawab Lucid sambil berjalan kearah pintu keluar.

Karel hanya ber-oh.

"Lo liat kemarin Lucid pulang bareng cewe?" Tanya Kevin sambil menatap kepergian Lucid.

Karel mengangguk. "Biarin. Dia juga punya hak buat bahagia." Ujarnya.

---

"Lex" Lucid menghampiri Alexa yang tengah duduk disalah satu kursi kantin.

"Pergi. Gua ga mau deket lo" Alexa fokus ke makanannya.

Lucid menarik kursi yang ada disebelahnya. Lalu duduk. Dan menatap Alexa lurus-lurus.

"Gilak. Ternyata ada cewe yang berani bersikap kaya gitu ke gua" Ujar Lucid.

"Gua takut, setan" Pikir Alexa.

Tania datang. Duduk dikursi sebelah Alexa.

"Ngapain?" Tanya Tania sambil menatap Lucid.

Lucid diam. Menatap kearah Alexa. Seakan menuntut Alexa untuk menjawab pertanyaan Tania.

Alexa berdiri. Sambil membawa piring makanannya, ia berlalu. Hendak mencari tempat duduk lain.

Alexa merasa ada yang mengganjal dikakinya saat melewati sebuah meja. Dan...

Brukk..!

Seseorang menjegal kakinya dan Alexa jatuh tengkurap kelantai.

Makanan yang ia bawa berceceran dimana-mana.

"Cika!" Pekik Tania meneriaki perempuan yang menjegal kaki Alexa tadi.

Tania datang dan membantu Alexa berdiri.

"Ngapain Alexa lo?!" Tanya Tania sambil menatap tajam kearah segerombolan perempuan yang duduk ditempat sebelah Alexa jatuh tadi.

"Lah kok kita yang disalahin? Dia aja kali yang jalan ga pake mata" Ujar salah satu dari mereka.

Alexa berdiri "Udah Tan, mungkin gua tadi kesandung" Bisik Alexa.

"Kaki lo ada masalah? Ngapain tuh kaki pake ngelebar dijalan pas ada orang lewat?" Lucid mendatangi meja yang diduduki perempuan tadi.

"Eh Lucid" Cika tersenyum kearah Lucid.

"Jawab woi!"

Brak!

Ia memukul meja tadi. Semua orang dikantin menatap kearahnya.

"Kok lo jadi protektif gitu sih?" Cika berdiri. Membalas tatapan tajam Lucid.

"Gua liat tadi Alexa jatuh karena dijegal kaki lo"

"Wait.. Lo kenal dia? Ya ampun Cid. Kesambet apa lo tiba-tiba kenal cewe baru yang cupu kaya dia. Sedangkan kita yang udah ngejar lo dari abad romawi malah ga digubris sama sekali!" Ujar Cika.

"Lucid... udaah" Alexa menarik baju Lucid.

Lucid menarik tangan Alexa pergi dari tempat itu.

---

"Berani amat tuh anak nyolot sama gua" Gerutu Lucid.

Alexa berusaha melepaskan cengkraman Lucid. "Lepaaasss!!"

"Apasih??" Lucid berbalik. Menatap Alexa. Ia terkejut saat melihat Alexa yang ternyata sedari tadi menangis.

"Lex. Kok nangis?" Lucid melepas cengkraman tangannya dari pergelangan tangan Alexa. Ia mendekatkan tangannya kepipi Alexa. Namun langsung ditepis oleh gadis berambut sebahu itu.

"Makanya gua gamau deket sama lo! Karena deket sama lo gua jadi dibully gini! Lo kira gua seneng deket sama lo? Enggak Cid! Banyak cewe disini yang ga suka gua deket sama lo!" Kata Alexa sambil menatap kearah bawah.

Lagi-lagi, ia tak berani menatap Lucid.

"Ga usah peduliin mereka. Kan gua..."

"Pergi Cid! Gausah ganggu hidup gua! Gua mau belajar tentram disini. Bukannya malah digangguin sama fans lo itu!" Ia menotong omongan Lucid.

Lucid merasa dadanya sesak mendengar itu.

"Lex tatap mata gua." Ujar Lucid lirih.

Perkataan itu tak digubris Alexa. Ia terus saja menangis sambil menatap kearah bawah.

"Gua sebel sama...." Alexa menghentikan perkataannya saat ia merasa seseorang memeluknya.

"Ntar gua bilangin ke mereka biar ga gangguin lo" Bisik Lucid tepat ditelinga Alexa.

Sontak, tangisan Alexa berhenti.

"Ga bakal ada yang berani sama lo sekarang" Sambungnya.

---

Kevin dan Karel duduk ditepi rooftop. Menatap salah satu teman mereka yang berdiri disamping sekolah.

Berdiri sambil memeluk seorang gadis.

"Cewe yang kemarin sempet mau kita bully ya?" Tanya Karel.

Kevin mengangguk. "Cantik" Ujarnya.

Karel menoleh. Rambutnya bergoyang diterpa angin. "Lo ngomong kaya gitu didepan Lucid, sama aja lo bunuh diri" Ujar Karel.

Kevin tertawa.

Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang