Fania pov
Pagi ini, cuaca sudah sangat tidak bersahabat. Padahal, hari ini sangat penting untuk adikku Flora. Dia, akan menjalani sidang akhir yang menentukan masa depannya. Semoga saja dia lulus. Berbicara soal adik, kemarin adalah hari yang penuh kejutan untukku. Di pagi hari, aku di datangi orang yang mirip Deep collector, dan mereka mengobrak-abrik rumahku. Di siang hari, saat aku sedang membersihkan kekacauan itu, Flora datang bersama dua orang cowok yang ternyata adalah adikku alias kembaranku. Setidaknya kedatangan mereka menghibur diriku. Terlebih kedua adik lakiku itu, sering sekali ribut. Sifat mereka yang bertolak belakang. Awalnya membuatku bingung, untuk memahami mereka. Terlebih lagi adikku yang paling kecil itu kadang diam, lalu tiba-tiba resek, raut mukanya kadang sedih, tapi bisa langsung berubah jadi ceria. Guruh juga bukan tipikal anak malu-malu. Mungkin pada awalnya dia akan bersikap pendiam dan malu-malu. Tapi, kalau sudah kenal, dia akan memperlihatkan sifat aslinya yang ga tau malu. Agak kontras memang, tapi dia punya cara sendiri untuk menghibur orang. Adikku yang satunya Guntur. Dia, lebih dewasa, lebih galak dan lumayan jahil. Dia selalu marah-marah kalau di dekat Guruh. Tapi, aku tau dia melakukan itu, karena ingin menjaga Guruh yang sejak lahir sudah mengalami cacat bawaan. Dan sepertinya Guruh juga paham soal itu, sehingga dia tidak banyak protes dengan sikap Guntur.
Semalam aku tidak sengaja mendengar Flora dan Guntur, membicarakan soal diriku dan penggagu di kehidupanku dan Flora. Siapa lagi kalau bukan Duo S. Yang di curigai oleh mereka berdua, berada di balik perusakan rumahku. Flora bahkan membuat alasan aneh, agar Guruh tidak mendengar semua itu. Tapi, hal aneh lainnya. Yang membuat kami kaget ialah, Guruh pulang di antar pak Rt dan beberapa warga, dengan kondisi yang parah. Ada beberapa bekas luka sayatan dan beberapa luka lebam yang tidak terlalu parah. Menurut keterangan pak Rt dan warga, Guruh menjadi korban pengeroyokan. Dia di bawa ke lapangan, yang lokasinya memang agak jauh dari pemukiman dan di hajar habis-habisan, beruntung waktu itu, beberapa pemuda yang pulang kerja lewat dan menolongnya. Kejadian itu membuat atmosfer rumah ini. Langsung mencekam. Guntur dan Flora sudah menampilkan mimik muka yang sangat seram. Dan sanggup membuat orang yang masih waras ketakutan. Aku sudah paham keangkeran Flora yang mirip seperti Sakura di anime Naruto. Tapi, keangkeran Guntur kurasa lebih besar daripada Flora. Dan, aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib mereka yang menganiaya Guruh.
"Mbak, ngelamun aja. Ini kemana Jalannya, "Pertanyaan Guntur membuatku sadar dari lamunanku.
"Eh, lurus lalu belok kiri,"
" Bisa gak mbak, jangan melamun di suasana super genting kayak gini. Lagian mbak lamunin apa. Kejadian yang menimpa adik! Ga usah di lamunin, karena dengan melamun juga ga menyelesaikan apapun, "ungkapnya ketus."Guntur, tahan emosi kamu. Mbak Fania kan ga salah apa-apa. Kok, kamu marah-marah sama dia," timpal Flora.
"Gimana gue ga marah-marah Flora. Loe liat, kondisi adek sampai kayak gitu! Mau di taruh mana muka gue kalau sampai ortu tau, ha! Ayah, udah amanatin gue suruh jagain itu bocah, malah gue lengah. Untung aja dia ga sampai mati. "Kata Guntur yang membuat Flora diam.
Kualihkan pandanganku pada Guruh yang duduk di sebelahku sambil tertidur. Kuusap rambutnya, dan dia sedikit menggeliat sambil mendesis kesakitan. Semoga saja tidak ada luka Fatal, kami sedang dalam perjalanan ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya. Ortu kami tidak tau hal ini, Guruh sendiri yang minta untuk di rahasiakan.
"Jadi, adik saya ga ada luka parah kan dok, "tanya ku pada dokter, setelah selesai memeriksa Guruh.
"Tidak ada luka dalam mbak, mbak bisa tenang. Mungkin adiknya bakal mengalami sedikit trauma, jadi nanti tolong di maklumi kalau dia sedikit ketakutan. Adiknya cepet sembuh ya, kasian tu kakak-kakaknya khawatir. "kata Dokter pada Guruh, yang di balas senyuman kecil.
Oke, hari ini masih belum berakhir. Sekarang kami ada di kampus, dan sedang menunggu Flora sidang, kedatangan kami berempat langsung membuat semua orang memandangi kami, duh, berasa artis. Ini pasti karena kami kembar dan di kira mereka kami berpasangan. Apalagi Guruh yang langsung menjadi sorotan dengan kondisinya. Kenapa Guruh ga di tinggal di mobil. Itu karena Flora, ingin kami semua mendampinginya. Suara-suara sumbang itu berakhir saat dosen pembimbing berkenalan dengan Duo G. Dan Flora yang menyindir keras "Loe semua dengar sendiri, sekarang berhenti gosip ga Jelas." yang membuat kami bertiga tertawa. Kejutan ga berakhir di situ, demi apa, aku harus bertemu dengan Sulit, dan mak lampir Siska. Dan walah-walah mereka bawa Andre juga. Ck ck ga bosan amat sok pamer depan aku. Mau apa mereka ini. Flora dan Guntur sudah keluar tunduknya😈😈😈. Sementara Guruh cuman bingung😮😮😮 sepertiku. Drama apa lagi ya allah, duh, ni hari kok gini amat ya. Boleh gak guling-guling😰😰😰.
"Hai Fania, Flora wih gebetan baru nih. Kenalin dong sama aku, "kata Siska dengan intonasi lembut.
Aje gileee. Demi Patrick dan segala kebodohannya. Barusan mak lampir nyapa sambil nuduh kami, dengan suara sok suci. Kepentok apa dia, bahkan Guruh langsung pegang tanganku. Dan lebih parahnya Guruh langsung nyablak. "Mbak yang dandanannya mirip ondel-ondel ini, beneran waras ya. Temen kampus mbak Fan, ama mbak Flor, kok serem sih." perkataan barusan langsung di sambung gelak tawa, banyak orang yang kebetulan ada di situ. Sementara Siska langsung merengut kesal. Kali ini, reseknya Guruh keren abis.
"Mas, ini kok bilang saya kayak gitu. Gak sopan itu mas, "Siska ngomong lagi dengan intonasi super lembut yang ngebuat aku pengen muntah.
"Mas? Siapa yang mbak ondel panggil mas? aku ya, emang kenal! ga usah sok akrab." balas Guruh dan itu ngebuat Siska kaget, secara dia cewek yang lumayan cantik. Duh dek, kakak bangga padamu.
"Eh, mak lampir, ngapain loe berdiri di sini. Minggir kita mau lewat. Loe tau gak, keberadaan loe dan dua makhluk jadi-jadian di samping loe. Bikin mood gue ancur, sama luka adek gue makin parah. MINGGIR!!," bentak Flora. Yang ngebuat mereka shock. Bangga aku jadi kakak mereka.
"Kita bakal minggir kok, cuman kami pengen bicara sesuatu sama kalian, "kali ini Sulis yang maju ke arah Flora, tapi langsung di hadang oleh Guntur.
"Ngapain loe maju-maju. Mundur! Mau ngajak ribut, jangan kira gue takut. Mentang-mentang kampus loe, loe fikir gue ga berani hajar loe," Duh dek Guntur keren. Buktinya si Sulis langsung keder dan langsung mundur. Postur si Guntur memang pas jadi tukang pukul. Duh, fokus Fania.
"Tenang mas, kami ga nyari ribut kok. Tapi, apa mas berani buat masalah di sini. Mas Andre ini, polisi loh. Kalau anda buat masalah di sini, bisa di penjara, "kata Sulis sambil menyeringai begitupun mak lampir.
"Polisi? Orang pucat itu polisi? Serius! Trus mau nangkep gue. Loe fikir gue takut ama penjara, asal loe tau aja, kehidupan gue jauh lebih mengerikan daripada di kurung di balik jeruji besi. Kalau loe mauasukin, ayo aja. Tapi, setelah gue buat loe masuk ke dalam kubur, "kata Guntur sambil mencengkram kerah baju Sulis, dan tu cowok langsung pucat.
Semua orang yang melihat, cuma diam. Aura yang di pancarin Guntur, memang serem. Aku sampe terpaku. Tapi, kok dari tadi Guruh Diem aja. Walah dalah nandi ki bocah siji, kok wes ilang koyo setan. Lah dalah, malah ngobrol karo dosen, dek dek. Apatismu kumat yo. Kae loe mas karo mbakyu mu gek arep gelut. Malah, dek dek haduh😰😰😰, mbak nangis karo guling-guling 😥😥😥. Jalan pikirmu ki pie. Skip skip kembali ke panggung. Eh ke masalah.
"Tenang kami cuma mau kasih ini. "kata Tania." Itu undangan pertunanganku sama Andre. Kalian datang ya, "Mak lampir tersenyum penuh kemenangan.
Kuambil undangan itu dan ku baca. Flora, Guntur dan juga Guruh yang tiba-tiba nongol langsung kepo. Ternyata bener mereka mau tunangan. Bagus deh hidupku aman. "Wah, selamat ya kalau kalian mau tunangan. Semoga cepet nikah." Yes akhirnya bebas, tapi kok mereka malah melongo gitu. Andre juga mandangin aku aneh. Ah sudah ga perlu ambil pusing. Ku salami Siska dan juga Andre, tapi, aduh lepaskan tanganku Andre. Aduh kok kenceng amat.
"Sebegitu ga sukanya kamu sama aku. Sampai kamu tega seperti ini, sama aku, "kata Andre. Duh maksudnya apa ni cowok, kok aku ga ngerti sama sekali, ini ada kenapa sih, kayaknya apatisnya Guruh dah nular. Pusing pusing😰😰😰😰.