5 dari 6 Raja sudah berkumpul di rumah Bosco. Pemberitahuan mendadak yang dilakukan Bosco, di tanggapi serius oleh mereka. Bagaimana pun dari dulu Twelve adalah ancaman serius untuk kegiatan mereka. Dan, sekarang adalah waktu mereka untuk berjaya kembali.
"Terima kasih, kalian bersedia datang kemari. Awalnya, aku pikir tidak ada yang datang. Ternyata, kalian masih menganggap, twelve adalah sebuah ancaman, "
" Sudah tidak usah bisa-bisa. Sebenernya, apa tujuan mu, memanggil kami kemari. Dan, apakah berita, yang kudengar itu benar, kalau twelve, sudah menyatakan sumpah, pada seorang anak baru, "tanya Freddy sang pedagang budak.
" Ya itu benar. Mereka memang melakukan itu, bahkan Edward, juga sudah bersumpah setia, dengan kakak anak itu, "
" Tunggu sebentar, maksudmu Edward kita! Salah satu dari enam raja, bersumpah pada seorang bocah!!! Menggelikan, apakah benar mereka sekuat itu. Sampai-sampai dia tunduk seperti itu, "tanya Lina sang mucikari
" Mungkin dia sudah kehilangan otak. Sayang sekali, Edward Edward kau benar-benar sudah kehilangan masamu, "ejek Diva sang kartel narkoba.
" Berhenti menggunakan suara wanita mu!!! Dassar kau aneh Diva!!! Hei Bosco, aku tidak peduli apapun urusan mu dengan Edward. Aku hanya ingin mengamuk dikota ini, "kata Petra pimpinan para preman.
"Jadi, bagaimana menurut kalian. Apa kalian akan ambil bagian dalam rencana ini. Kita sudah terlalu lama bersembunyi dan menunggu. Bukankah ini adalah saat yang bagus, untuk kita memulai teror dan mengembalikan posisi kita di hadapan bos. "
Mereka berempat saling lirik satu sama lain, kemudian mengangguk tanda setuju. Dengan begitu mereka sudah bersiap untuk memulai kerusuhan di ibu kota.
...........................
2 kemudian, ibu kota telah lumpuh 70%, gerakan 6 Raja yang tiba-tiba membuat polisi bersama tentara gagal mempertahankan ibu kota, ribuan rakyat menjadi korban. Bahkan daerah yang dekat dengan ibu kota sudah melakukan penutupan di perbatasan karena gelombang pengungsi tidak bisa di tampung. Semua sektor sudah hampir lumpuh, korban jiwa di kubu polisi dan Tni sudah ratusan. Baik meninggal maupun luka. Tapi, mereka harus tetap bertahan, bukan hanya untuk melindungi ibu kota tapi juga menyelamatkan para penduduk yang terjebak atau pun sedang dalam tahap evakuasi.
Arjuna, Bayu, Indra, Wisnu bersama Bima dan Andra serta Daniel, juga ada di tengah konflik. Mereka juga ikut mempertahankan ibu kota.
Di pojok ruangan, terlihat Daniel yang sedang menangis, karena gagal menyelamatkan nyawa seorang wanita yang harus melahirkan dini karena pendarahan akibat terkena tembakan. Namun, dia masih beruntung karena janin yang ada di kandungan wanita itu masih bisa di selamatkan, dan sekarang sudah bersama ayah dan saudara-saudaranya.
"Dek, Berhentilah menangis, "Hibur Bayu." Ini sudah takdir dari Allah swt. Janganlah kau bersedih, karena setiap yang bernyawa pasti akan mati, "
"Aku tau bang. Hanya saja, hatiku terasa perih. Melihat anak itu harus kehilangan ibunya, apalagi banyak dari kubu kita dan warga sipil yang menjadi korban. Sebenarnya siapa mereka bang, kalau teroris jelas mereka terlalu kuat,"
"Abang juga tidak tau dek. Kemunculan mereka yang tiba-tiba, membuat kami harus mencari di file-file lama, siapa mereka. Dan sampai sekarang belum ketemu, "
"Apa mungkin mereka jaringan baru?"
"Kemungkinan itu ada. Tapi, untuk lebih jelasnya kita akan di beri petunjuk. Para petinggi Tni dan Polri akan membeberkan semua informasi yang mereka tau, jadi kita tunggu saja. Dek, sebaiknya kau makan dulu, abang mau cek kondisi Juna dan Indra di barak. Dan temuilah Fania dia menunggumu di kantin, bersama Andre dan Bima.