"Oberon berhasil menghabisi 2 dari mereka master," Ace berkata padaku sambil menunjukkan senyum puas.
"Ya, aku tau... Sepertinya anak didikmu itu berkembang jauh lebih pesat dari perkiraanku. Tapi, dia kan hanya mengikutimu. Kesetiaan dia dan teman-temannya padaku, tidak lebih adalah semu. Jadi, ya tak mengherankan dia sekuat ini. Begitu pun dengan yang lainnya. Tidak ada dari kalian, yang setia padaku. Tujuan kalian adalah menjadi Twelve yang baru untuk paman alias bos. Kalian mau menjadi pengawalku, karena kalian paham, ini adalah cara paling cepat untuk menyingkirkan Twelve lama. Membosankan, kalian memang tidak bisa menjadi teman sepermainan ku. "
Suasana hening seketika. Semua orang yang ada di ruangan itu, saling lirik satu sama lain, hingga suara tawa seorang wanita membuyarkan keheningan.
"Bocah ini... Dia bisa melihat dengan jelas niat kita. Sepertinya rumor yang beredar itu benar. Kau berbahaya... Sangat berbahaya, bahkan di banding boss sendiri, level bahaya mu melebihi dia. Ini menarik, jadi setelah tau niat kami. Apa kau akan menghentikan kami, "
"Serius kau bertanya seperti itu? Pertanyaan konyol, aku tak ada niat mencampuri kalian. Lakukan yang kalian suka, karena itu bukan urusanku. Lagipula perang ini tak menarik buatku, karena ada sesuatu yang lebih besar yang akan terjadi. Masih ada sesuatu yang lebih power full daripada 6 Raja di luar sana. Sesuatu yang di sembunyikan dunia dalam bayang-bayang. Baiklah, sekarang saatnya aku pergi. Kalian silahkan teruskan permainan ini. Aku memiliki pekerjaan penting yang musti ku selesaikan, Oh ya aku titip kakak-kakakku pada kalian. Tolong jaga mereka. "
Mereka semua menunduk padaku. Ace dan Aaron mengucapkan hati-hati, sambil tersenyum padaku. Itu lah terakhir kali mereka melihat ku, dan terakhir kali pula aku melihat saudara - saudaraku, hingga suatu hari nanti.
.................
Pertempuran masih terus terjadi. Dengan hilangnya 2 orang dari 6 Raja, Bosco menyadari ada yang tak beres dengan hal ini. Terlebih lagi, sudah beberapa jam dia merasa terjebak dalam labyrinth. Sedari tadi dia tidak menemukan pintu keluar, malah kebanyakan anak buahnya mati, akibat kelelahan dan juga perangkap aneh, yang sangat mematikan. Panah api, ranjau, pasir hisap, tumbuhan pemakan daging, banjir besar yang tiba-tiba datang, bahkan satu per satu anak buahnya menjadi gila, dan menyerang satu sama lain. Tidak jauh berbeda dengan kondisi Bosco. Diva yang mengikutinya malah sudah terluka parah, akibat jebakan, dia mengambil jalan berbeda dengan Bosco, merasa sejak tadi sedang di permainkan dengan pria di hadapannya ini, sejak tadi pria itu tak serius padanya, beberapa tembakan orang itu hanya main-main. Seolah-olah pria ini menginginkan dirinya mati Perlahan-lahan.
"Kau, apa yang kau inginkan dariku, sejak tadi kau hanya bermain-main. Kau berniat menyiksaku terlebih dulu bukan, "
" Oh, ketahuan rupanya. Ya, aku memang berniat menyiksamu terlebih dahulu. Sebelum membunuhmu. Tapi, akan ku beri tahu satu hal. Bocah yang kalian incar sudah pergi, entah dia ingin melakukan apa? Yang jelas dengan kepergiannya, kami tak perlu menahan diri lagi. Jadi, mari kita bermain dengan tenang.
Pria itu kembali mempermainkan Petra tanpa memberi kesempatan Petra untuk melawan. Pada akhirnya jasad Petra di temukan Arjuna dan yang lainnya dengan kondisi badan bolong-bolong di sekujur tubuhnya.
Sementara Bosco masih mengalami penyiksaan tiada tara, Ace dan Grandmaster tiba-tiba muncul di hadapannya, dan mulai mempermainkan dirinya. Dia, hanya memiliki indra penglihatan, sementara indra yang lainnya sudah tak berfungsi. Tangan kanannya putus akibat serangan Ace yang mendadak. Saat ini yang bisa di lakukan Bosco hanya berlari dan terus berlari, dia ingin menghubungi seseorang. Orang yang lebih kuat dari pada dirinya. Memiliki kekuatan yang lebih besar. Serta orang ini mempunyai kekuatan aneh. Bosco ingin mencapainya, namun dia tak pernah bisa, karena Ace membelah dirinya menjadi 2.
"Akhirnya selesai juga. Kuharap ini berjalan lebih lama. Tapi, mau bagaimana lagi. Anak itu sudah tau maksud kita, berlama - lama hanya akan membuat kita celaka. Hey, Grand master, apa kau juga merasa dia berbahaya, "
"Berbahaya? Untuk sekarang tidak, kalau bisa di ukur dengan level, dia hanya rank F, tapi kalau serius, kemungkinan dia adalah rank X. Dia, bahkan kuat dari awal, tapi dia tak sadar. Kalau tentang kekuatan fisik memang dia lemah, tapi... Untuk kekuatan yang lain dia adalah ancaman nyata untuk umat manusia,"
"Ya, dia anak yang harus kita waspadai. Sekarang mari kita menghadap boss, urusan dengan kakak-kakaknya bisa kita selesaikan nanti. "
2 minggu kemudian perbaikan dilakukan di ibu kota, tapi semuanya masih tidak berjalan normal, di karenakan keadaan yang masih carut marut. Para personel Tni dan Porli, bersama masyarakat bahu membahu dalam menanggulangi masalah ini. Sementara Arjuna, Bayu, Indra dan Wisnu, mereka meminta izin untuk tak terlibat. Mereka sekarang sedang berlatih, agar tidak menjadi beban seperti kejadian lalu. Di tambah Guruh yang menghilang tanpa jejak, dan hanya berpamitan pada orang tua mereka saja, membuat mereka benar-benar marah.
"Berlatih terus, apa yang ingin kalian kejar? Si adek, percuma. Hentikan saja, sampai kapan pun kalian tidak akan bisa ngejar dia. "Ucapan Guntur membuat saudara-saudaranya melotot kepadanya.
"Seenaknya saja bicara seperti itu dek, kau dan dia itu sama saja. Tapi, anak itu sama sekali tak menganggap keberadaan kami. Kau tau, aku hanya ingin melindungi dia. Memang kita sudah dewasa. Tapi, tetap saja dia itu hanya badan saja yang dewasa. Pikirannya masih anak-anak. Dia, itu keberadaan yang harus di lindungi, "
"Gue ngerti bang. Tapi, udah gue bilang percuma. Posisinya sekarang terbalik, malah dia yang ngelindungi kalian. Kuberi tau satu hal, kejadian kemarin itu hanya permulaan. Kita bakal mengalami kejadian kayak kemarin mungkin dalam waktu dekat. Jadi, gue saranin kalian berlatih, apalagi gue dengar kalian mendapat teknologi maju yang di kembangkan sama salah satu peneliti (Aaron). Mending kalian belajar deh, dengan teknologi itu. Daripada khawatirin Guruh yang jelas-jelas ga perlu di khawatirkan. "
Guntur berjalan pergi dari ruangan itu. Sementara keempat saudaranya menghela nafas, sambil memandang satu sama lain, berharap adik mereka baik-baik saja.
Di belahan bumi yang lain, Guruh sedang tertawa kecil, melihat sesuatu di depannya. Dugaannya tak salah, ada sesuatu yang di sembunyikan dari dunia
"Akhirnya pintu menuju dunia yang hilang di temukan, di perang berikutnya semuanya akan terungkap. Ini menarik, aku sudah tidak sabar menanti kegelapan yang akan datang. Tapi, untuk sekarang. Saatnya membongkar rahasia ini, dan mengetahui kenyataan aslinya.