Saat ini suasananya aneh. Kenapa aneh? Hello, masa datang ke kondangan ga makan-makan. Eh, bukan kondangan tapi acara lamaran... Tapi, tetep satu persamaan nya, ini tempat makan gratis. Orang kaya ga terima sumbangan. Kalau pun kondangan terima sumbangan. Kita masih bisa makan banyak alias porsi warteg, milih menu ini itu, tinggal tunjuk. Tapi, di sini beda. Katanya orang kaya, masa makanan sedikit. Mana, semuanya makanan luar lagi. Haduh, lidah ku ini, lidah Indo. Kalau makan bumbunya kudu pas, kalau ga ya hambar. Dan tentu saja, setelah pertengkaran aneh, yang berujung orang sekarat. Sekarang aku duduk sendirian sambil cemberut dengan kepala di atas meja. Beberapa orang tadi sempat melirik atau membicarakan ku, tapi bodo amat lah. Yang jelas aku bete.
"Ini, mbak ama yang lainnya kemana? Daritadi ga balik-balik, bete nih. Mending balik ke rumah. Tumben, mereka peduli ama korban keganasan bang Guntur. Biasanya juga cuek aja, dan harus nunggu ampe kapan? Udah hampir sejam dan acaranya belum di mulai. Awas aja kalau molor, nanti rasain akibatnya bang Bima. "
Kudengar derap langkah kaki yang lumayan berisik dari arah depan. Begitu menjulurkan leher(jerapah kali pake julurin leher) aku melihat bang Bima dan saudara kembarnya yang ga mirip sama sekali namanya Bimo, ada di atas panggung, di temani 2 orang perempuan yang... Wow luar binasa terbukanya tu baju, mau obral ya. Baju kurang bahan yang aduh ga banget, ini mau lamaran atau dugem. Please deh ini itu Indonesia, berpakaian lah yang sopan. Ini malah haduh, kayak gitu jadi istri pengusaha ama tentara, gajinya abis cuman buat pakaian kurang bahan. Hampir saja aku tertawa, namun berhasil kutahan. Bapak-bapak tentara dan polisi di sekitarku juga ikut melongo, mungkin mereka sudah punya bayangan, kekacauan apa yang akan terjadi kalau Bima memiliki istri seperti itu. Beberapa tamu undangan juga bisik-bisik, melihat pakaian mereka berdua.
"Wew, gini amat ya. Pakaiannya seronok,bandingkan dengan pakaian mbak Flora ama Silva, jauh banget. Ya, karena ini pakai pakaian terbuka, mereka pakai pakaian tertutup. Entahlah orang kaya memang sulit di mengerti. Darimana baju kurang bahan pantas di jadikan pakaian tunangan. Dan lagi, tu baju ngebentuk tubuh mereka. Kurasa mereka orang kaya baru, makanya pakaiannya ngeri amat.
Setelah kedua pasang itu nongol di panggung. Kedua orang tua dari ketiga belah pihak, juga muncul di sertai tepuk tangan. Berikutnya muncul... Ow, inikah dia sang tante yang di sebut-sebut. Memakai baju warna Pink yang amat mencolok, serta beberapa atribut yang menyilaukan mata. Bahkan mengalahkan toko perhiasan. Di tambah lagi postur badan yang kelewat big size,menjurus ke obesitas. Serius ini manusia, ga mirip sama sekali. Banyak laki-laki dan wanita yang gemuk di negri ini, tapi mereka semua masih memiliki beauty. Nah ini, entahlah. Katanya orang kaya, tau fashion kok gini amat. Tak kira kan, dia langsing terus cakep, ya kayak karakter antagonis di sinetron ama film, tapi ini... Ekspektasi memang tak seindah realita.
"Serius ini... Pantes mbak Flora ga mau ladeni, kayak gitu bentuknya. Tapi, kok gila amat. Mirip big Mom dari one piece!!! "
"Selamat malam semuanya. Senang sekali kalian bisa datang ke acara pertunangan keponakan - keponakan saya. Seperti yang bisa kalian liat, kedua keponakan saya yang sangat saya cintai, akan bertunangan dengan 2 wanita pilihan saya. Keduanya sangat jelas setaraf dengan keluarga kami, dan sangat cocok dengan lingkungan pergaulan kita. Mereka berdua di didik dengan pendidikan terbaik, tata krama yang paling baik, dan tentu saja berasal dari kalangan keluarga baik-baik dengan karir cemerlang. Sehingga bisa di pastikan kehidupan mereka akan sangat nyaman dan tentram, baiklah tanpa menunggu lebih lama lagi acara akan kami mulai. "Si Tante itu berkata santai, setelah merebut mic dari MC.