When You Believe 13

776 70 6
                                    

Pagi-pagi sekali ishani sudah bersiap dengan pakaian kerjanya yg sudah di setrika hingga super licin.
Tepat pukul 5 pagi ishani sudah menuruni anak tangga padahal anggun belum selesai memasak.
"Tumben bangun pagi"
"Eh iya mah ada acara di kantor"
"Acara apa?"
"Ulang tahun perusahaan bakal banyak orang luar dateng"
"Hm.. kamu kerja kantoran tapi mama belum tau kamu kerja di bagian apa?"
"Eh shani belum pernah bilang ya ma"
"Boro-boro kamu berangkat pagi pulang sore ngobrol juga tentang kerja kamu seharian aja, ngga pernah ngobrolin yg lain"
"Hm.. maaf ya ma shani jadi jarang ada waktu"
"Hehe ngga papa, tapi ini mama belum selesai masak loh shan"
"ya udah shani bikin roti aja ma, tar gampang sarapan di kantor"
"Ya udah.. ngomong-ngomong jam segini bus udah ada ya"
"Ya ngga tau sih ma, paling naik taksi"
"Mahal"
"Hehe dari pada shani ngojel terus di turuni di hutan"
"Ngawur kamu"
15 menit kemudian ishani sudah selesai dengan acara sarapan paginya, ia juga memeriksa kembali isi tasnya memastikan tak ada yg tertinggal, jarum jam sudah kemabli berpindah di angka 6 tepat.
"Hah udah jam 6 ini mah sama aja berangkat kaya biasanya huh" keluh ishani langsung berpamitan kepada sang ibu.
"Mah shani berangkat ya"
"Iya hati-hati sayang"

Ishani duduk di halte busway yg tidak jauh dari komplek perumahannya, sudah sekitar 10 menit ishani menunggu.
"Shan.." panggil seseorang yg tiba-tiba datang menghampiri ishani, ishani langsung memasang wajah sumringah ketika melihat siapa yg menemuinya.
"James.."
"Iya, kamu kemana aja ko ngga pernah nongol di kampus"
"eh.. anu aku"
"Tunggu kamu kerja?"
"Hehe iya"
"Wah kerja dimana?"
"WV Corp"
"Seriusan hebat dong aku tau perusahaan itu terkenal bangatkan"
"Masa sih" jawab ishani berbohong, ia sendiri tau jika perusahaan yg di pimpin oleh ranveer memang sangat terkenal.
"Oh ya kamu ngapain disini jams?"
"Aku? Aku nginep dirumah temen tuh dikomplek itu"
"Oh"
Mereka pun berbincang-bincang cukup tenang sembari menunggu bus datang, tanpa mereka sadari di sebrang jalan sudah ada mobil sport merah dari lebel Ferarri tampak mengawasi ishani dan jams.

Mobil itu melesat menjauh.. tak lama kemudian mobil tersebut sudah berhenti di depan halte tempat ishani dan jams menunggu. Mobil tersebut tidak pergi melainkan berputar arah.
Ishani sempat bingung begitu juga dengan jams, tapi saat seseorang muncul dari pintu, ishani lebih terkejut lagi.
"Bukannya berangkat kerja ini malah pacaran, ayo kau akan terlambat nanti" ucap ranveer yg langsung menarik lengan ishani untuk mengikutinya memasuki mobil, tapi ranveer menyadari jika beban yg oa tarik sedikit berat, jams juga telah mengambil lengan kiri ishani.

"Siapa ya main tarik-tarik aja di kira sapi"
Ranveer tersenyum sinis tak membalas ejekan james yg garing itu.
"James" panggil ishani pelan ia memberi kode lewat matanya yg sengaja di picingkan jika dirinya dalam masalah.
"Ngga bisa gitu shan dia berani tarik tangan kamu seenaknya"
"Memengnya siapa kau?"
"Aku.. aku temannya ishani kau berani menyakitinya maka kau berhadapan denganku"
"cih.. teman berlaga pahlawan"
"Eh memangnya kau siapa heh?"
"Jams dia bosku" lirih ishani mencoba membuat james mengerti
"Maaf jams lain kali kita bicara lagi" ucap ishani menghempaskan tangan jems dari lengannya.

Ranveer kembali menarik ishani untuk masuk kemobil, ranveer berputar untuk kembali memasuki pintu lainnya, tapi sebelum ia membuka pintu mobilnya ranveer melirik jams dengan senyum seolah menunjukan kemenangan jams hanya bisa mematung tak terima.
Mobil kembali melesat meninggalkan jams yg sudah di puncak kekesalannya.

******

Mobil ranveer berhenti di area parkir khusus VIP, ishani mengela nafas lega karna sepanjang perjalanan ranveer terus diam membuatnya canggung.
Mesin mobil sudah berhenti tapi mereka masih duduk di kursi masing-masing.
"Saya duluan sir"
Baru saja ishani akan membuka pintu ranveer menggenggam tangannya kuat.
"A..ada apa sir?"
"Tunggu sebentar lagi"
Ishani kembali duduk dan harus kembali canggung ia melirik tangannya yg terus di genggam ranveer karna apa.
"Siapa dia?" Ucap ranveer tanpa melihat ishani sedikit pun.
"Eh.."
"Pria yg bersamamu di halte"
"Oh jams dia teman saya"
"Dia menyukaimu?"
"Eh.."
Ranveer menoleh menatap ishani, ia menyerah juga untuk tidak melihat ishani.
"Dia suka padamu?"
"T..tidak, hm mungkin sih saya tidak tahu sir"
"Kalo begitu jauhi dia"
Ranveer melepaskan genggamannya keluar begitu saja meningglakan ishani yg  melongo bingung.
"Dia kenapa?"

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang