When You Believe 23

745 70 6
                                    

Sesuai dengan kemarin hari ini bom part 😊 hanya 3 part ya 😂 kalo nambah munhkin kalo masih ada sisa waktu dan tenaga. Sekarang 2 part dulu sisanya menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam.
Hari ini ada 6 part update 😊 3 part When You Believe dan 3 Part Love And Adventure season 2 😏 ngga sombong cuma bangga dikit bolehkan 2 hari nyelesain 6part itu hmm biasa sih hahaha 😂 oke selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak.

"Sekarang kamu tiduran dulu"
"Eh ngga bisa sir saya harus kerja"
"Kerja apa? Bukannya tugas kamu udah selesai? Aku juga belum nyuruh apa pun"
"A..anu tapi saya"
"Hust diem"
Ranveer menarik tangan ishani lagi yg mencoba bangkit dari kursi, ranveer menempatkan ishani duduk diatas pangkuannnya.
"Sir" ucap ishani ragu
"Apa?"
"Disini ngga ada orang selain kita, dan lagi kita ngga ada status seperti kemarin saya rasa hal ini tidak perlu terjadi"
Ranveer mengerutkan keningnya tak suka dengan ucapam ranveer.
"I don't care, kau tau baru-baru ini aku berfikir jika status bukanlah hal penting bagiku itu hanya untuk orang yg tak percaya"
"Hah"
"Ya sudahlah istirahat dulu pasti efek obat itu membuatmu mengantuk bukan?"

Ishani mengaguk sekilas kemudian membenamkan kepalanya di dada bidang ranveer, ada rasa menggelitik bersamaan dengan rasa nyaman di hatinya, dusta jika ia berbohong tidak menyukai pelukan ranveer.

Tunggu ranveer bilang apa tadi? 'Status tidak penting' ranveer bilang status tidak penting, jadi maksudnya.. maksud dia apa? Ayo perfikir shan. Ingat..ingat lagi di mobil ranveer juga bilang dia menyukaiku tunggu apa itu sungguhan? Oh God..
Tanpa sadar ishani menghamburkan senyum di bibirnya pipinya terasa memanas pasti sudah merah merona seperti cabai.

Ranveer membelai ishani agar gadis itu tertidur lelap.di pelukannya, senyum ranveer juga tak bisa di tahan lagi karna terlalu bahagia.
"Sir" ucap ishani tiba-tiba saat mengingat sesuatu.
"Ya"
"Bukannya hari ini anda harus ke moscow"
"Hmm masih ada waktu satu jam lagi kau tidurlah dulu aku akan bangunkan nanti"
"Hmm baiklah"

Saat diruang meeting ranveer memang membicarakan keberangkatannya di moscow untuk menemui rekan bisnisnya, dia juga menyerahkan perkerjaannya sementara selama pergi pada Yovan, aku? pergi ke moscow? Tidak ranveer tidak mengatakan akan mengajakku sedihnya padahal aku sudah berharap akan di ajak.
Sadar diri shan siapa dirimu?

Kantuk di kepala ishani mulai merajai sistem indra penglihatananya, hanya ada kegelapan yg perlahan datang.

****

Ishani membuka matanya perlahan pandangan masih terlihat kabur dan buram, ia terus menerjapkan matanya untuk fokus dan ia bingung berada di mana sekarang.

Ishani menolah kanan kiri kanan kiri kanan dan kiri lagi tak temukan jawaban dimana dia berada, ishani saat ini berada di atas ranjang di ruangan yg sedikit sempit tapi terdapat nakas kecil juga di dalam ruangan yg sangat minimalis itu.

"Oh sudah bangun rupanya"
Suara ranveer yg baru saja masuk.
"Sir saya dimana?"
"Hmm.. dalam jeet pribadiku ini kamar khusus"
"Hah jeet?"
"Ya kamu akan ikut aku ke moscow"
"What??"
Ishani tak bisa menahan rasa kagetnya mulutnya terbuka lebar matanya membulat layaknya bola pingpong minta di pukul, bagaimana bisa ranveer membawanya pergi tanpa seperngatahuannya atau seizinnya, itu sama saja dengan penculikan.

"Aku sudah menghubungi ibumu dia dan dia mengerti"
Ucap ranveer mengerti meski ishani tidak bertanya
"Tap..tapi bukannya di moscow seminggu ya?"
"Iya"
"Tapi baju ganti saya gimana sir"
"Jangan fikirkan tadi aku sudah meminta yovan untuk kerumahmu dan mengambil koper yg sudah disiapkan ibumu"
"Heh ada serius izin sama mama?"
"Aku membawa anak manusia shan sudah pasti aku akan izin lebih dulu aku tidak mungkin membuat orang tua memangis karna kehilangan gadisnya yg ntah dimana"
"Tapi kenapa anda tidak memberitahu saya dulu sir"
"Itu.. karna kau tidur pulas sekali dan tidak mau melepaskan tanganmu dari tubuhku"
"What are you kidding me sir?" Seru ishani kembali shock lebih tepatnya jika benar itu terjadi sungguh sangat memalukan dirinya.

"Sudah jangan difikirkan aku tidak keberatan ko (senyum) cepat habiskan makananmu"
Ranveer kembali berbalik menuju pintu dan menghilang setelah pintu tertutup.

"Huaa.. malunya aku.. kenapa dia dengan mudah mengatakan hal itu sih ya ampun"
Ishani berusaha sangat kuat untuk mengsetting ulang dirinya harus tenang, stay cool ngga usah nambah bikib malu shan, oke?

****

Hari sudah mulai senja perjalanan yg cukup melelahkan ternyata. Ishani duduk di tepi jendela sementara ranveer duduk di kursi samping dirinya.
Dari jendela kecil itu ishani biaa melihat matahari yg mulai terbenam atau dalam bahas kerennya sunset buru-buru ishani mengambil ponselnya mencari ikon camara di benda pipih itu. Belum sempat menekan klik ishani kembali di usik oleh bayangan sesuatu yg mengingatkannya dan mencegahnya.
"Sir di pesawat bukannya ngga boleh main ponsel ya bakal ganggu jaringan"
"Disini boleh, ada wifi juga ko kalo kamu mau pake"
"Heh serius sir?"
"Ya aku juga sedang menggunakannya nih"
Ranveer kembali tersenyum dengan menunjukan laptopnya yg sangat jelas sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Entah kanapa? Akhir-akhir ini senyum ranveer terlihat berbeda dari sebelumnya, apa cuma perasaannya saja karna menganggap ranveer benar-benar menyukainya? Benarkah ranveer menyukaiku?.

"Shan kamu ngga papa?"
"Ah sir ngga papa ko"
"Kamu udah bengong sejam lebih loh apa yg kamu fikirkan?"
"sir boleh aku bertanya sesuatu, ini seperti meminta pendapat"
"Hm katakan saja"
"Apakah salagh jika kita mencintai orang yg berbeda dengan kita"
"Berbeda?"
"Iya berbeda"
"Semacam hantu begitu?"
"Tidak bukan seperti itu sir"
"Lalu seperti apa? Kau bilang berbeda, apanya yg berbeda dari mencintai sesama manusia? Artinya bukan manusiakan? Alias hantu itu cuma ada di novel"
Mata kanan ishani terasa berkedung sekarang, bagaimana mukin orang secool dingin semacam ranveer berfikir dengan hal-hal mistis seperti itu.
Ishani jadi ragu julukan pebisnis terbaik itu hanya mitos dari ranveer.
"Aku bilang bukan seperti itu, maksudku sepertimu.. seperti dirimu aku bukan orang kalangan atas dan kau.. kau memiliki segalanya apa yg bisa aku lakukan saat aku mencintai dirimu, kau dan aku bagai langit dan bumi" teriak ishani frustasi ia memuntahkan semua uneg-uneg yg selama ini membuatnya jengah.

Ranveer diam menatap ishani polos. Entah apa yg ada di fikirannya sangat jelas seperti tengah mencerna sesuatu.
"Kamu mencintaiku shan?"
"Hah iya.. huhuhu aku tidak sanggup lagi menahannya, aku terus terusan memikirkan dirimu setiap kali berushaa untuk melupakanmu, aku..aku begitu frustasi dengan penekanan batinku"
Ranveer mengusap air mata ishani yg semakin deras membasahi pipinya.

Gadis itu menangis, dan itu karna ia telah mengungkapkan segalanya.
"Aku mengerti, kamu tidak salah shan cinta tidak perlu membandingkan sempurna atau tidaknya dirimu kita akan menyempurnakannya bersama"
"Maksudmu?"
"Aku juga menintaimu shan sejak.. pertama aku menemuimu"
"Sungguh?"
"Aku tidak berbohong"
Ishani tersenyum lega dia juga melihat kejujuran dimata ranveer.
Wajah mereka semakin dekat hingga hidung dan kening mereka sudah menyatu, ranveer memiringkan sedikit wajahnya untuk meraih si kenyal merah muda milik ishani.

"Shan.."
"Hmm"
"Bangun kita sudah sampai"
"Hah cuma mimpi???" Teriak histeris ishani tak terima.

Mobil mewah ranveer sudah memasuki area hotel kelas atas. Ranveer berjalan mendahuli ishani yg baru saja keluar dari mobil yg sama.
"Lihat bahkan dia tidak menunggumu shan, bagaimana bisa kau memimpikannya seperti tadi huh.. padahal tinggal dikit lagi, kira-kiri gimana rasanya bibir ranveer jika menempel di bibirku ya" ishani tertawa geli membayangkan hal senonoh merusak pikirannya ia sedikit berlari agar tak ketinggalan jejak ranveer.

Lift baru saja menutup membawa mereka ke lantai 12. Ishani berdiri sedikit jauh dari ranveer. Kenapa? Sejak bermimpi tadi ishani jadi suka salah fokus setiap ranveer berbicara, kalian tahu apa yg ishani lihat, ya bibir tipis milik ranveer itu.

"Kenapa jauh-jauh gitu"
"Ngga papa sir mau ngaca dikit hehe" ngaco kamu shan
"Kamu aneh, ini idcard kamar hotel kamu, kamarku nemor 222 tepat di samping kamu"
"Kenapa tidak satu kamar saja sir"
"Heh? Maksudmu?"
"Eh ngga gitu sir maksud saya hmm gini maksudnya biar hemat gitu hehe"
"Jangan ngawur kamu shan jangan lagi ucapkan kalimat ambigu lagi"
"Iya sir maaf.. bodoh shan lihat dia jadi ilfeel kan sama kamu"

Kritik saran komen jangan lupa vote ya 😘

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang