When You Believe 12

708 69 9
                                    

Tiga hari pasca insiden pembullyan itu kondisi ishani semakin membaik, bahakan ishani berhasi melupakan bagian-bagian kecil hal menyeramkan itu.
Jika ishani semakin membaik lain dengan Gresilla Wibert dua hari setelahnya keluarganya mengalami kebangkrutan harga saham turun hingga orang tuanya merugi ratusan miliar, gres juga sudah tak tak lagi dilirik berbagai majalah yg dulu menyanjungnya tak ada agensi yg ingin memboyongnya karna isu masa lalunya menyebar cepat.

Suasana kantor jam 9 pagi adalah saat-saat karyawan Wirathmadja Vaghela Corp tengah sibuk dengan tumpukan map dan kertas-kertas, tak lama setelah kehening itu, seorang wanita dengan penampilan kusut berantakan datang mengretak resepsionis.
"Dimana RV?" Teriaknya kecang
"Maaf dengan siapa? Boleh saya tau keperluan anda dengan pak RV?"
"Ngga usah banyak bacot bilang sama bos sialan kamu gres ingin menemuinya cepet lakukan"
"Maaf mrs tapi pak RV sedang tidak di kantor"
"Alah alasan"
Gres langsung berjalan meninggalkan resepsionis berjalan memasuki lift tanpa memeperdulikan suara ajeng reaepsionis yg tadi berbicara padanya.

Gres membuka pintu dengan cepat setelah menemukan ruangan yg ia maksud, di ruangan tersebut hanya ada ranveer tengah sibuk dengan pekerjaannya, sementara ishani tengah menemui bagian adimistrasi untuk melakukan pendataan.

"Rv apa maksud dari semua ini? Kau tidak bisa melakukan itu padaku itu sangat kejam? Kau tidak bisa melakukan itu padaku"
"Apa?"
"Tidak usah berpura-pura aku yakin kau yg melakukan semua ini. Apa salahku hingga kau tega melakukan ini pada hidupku"
Ranveer tersenyum sinis menatap wajah gres malas.
"Kau bertanya apa salahmu?"
Gres terdiam tak ada lagi celotehan darinya seperti di awal ia masuk.
"Kau tidak tahu apa pura-pura tidak tahu? Kau bodoh atau kau memang sangat bodoh, ya dengan bodohnya kau mencari lawan sepertiku"
"Apa maksudmu?"
"Apa perlu aku jelaskan disini salahmu malam itu hah"

Gres terkejut, kini terlihat jelas dari wajahnya yg pucat pasih.
"Kau yakin tidak ingat?"
"I..itu aku tidak sengaja melakukannya rv aku kesal dan.. dan aku khilaf"
"Cih alasan"
"Sungguh rv aku tidak bermaksud begitu"
"Hentikan sialan sekali lagi kau mencoba membela dirimu tak bersalah aku tidak akan segan membawa keluargamu semakin dalam kesulitan, aku akan menjamin kau miskin seumur hidup jika kau masih berani menampakan diri di hadapanku, dengar.. jangan pernah mengusikku, mengusik kehidupanku atau kau akan mati"
Ucap ranveer penuh penekanan di setiap kata-katanya.

Gres tak bisa menahan tangis lagi, ucapan ranveer benar-benar makutkan, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangan tersebut, di pintu gres berpapasan dengan ishani, ia tak bisa melakukan apa pu  kecuali menunduk pasrah akan hidupnya yg mulai hancur dan mungkin akan
semakin hancur.

Ishani memasuki ruangan dengan rasa penasaran tingkat dewa.
"Sir bukankah itu gres?"
"Hm"
"Kenapa dia kemari?"
"Dia menitipkan maaf untukmu?"
"Maaf? Tapi tadi sepertinya dia menangis?"
"Mungkin dia menyesali perbuatannya"
"Tapi.."
"Apa kau sudah dapat data yg kuminta?"
Sela ranveer untuk mengganti topik penbicaraannya dengan ishani. Ishani hanya mengangguk kembali melakukan pekerjaannya.

ishani duduk di kursinya semabari kemungkinan yg terjadi pada gres entah bagaimana ishani bisa teringat ucapan ranveer untuk menghacurkan hidup gres? Tapi untuk apa ranveer malakukan hal itu? Untuk dirinya? Tapi kenapa?
Ishani mengusap wajahnya kasar karna di buat pusing jika harus menanggapi respon ranveer pada masalahnya dengan gres.

******

Selama tiga hari masa pemulihan mental ishani, ranveer juga tak sedingin dulu padanya, meski masih sedikit menyebalkan tapi ya setidaknya dia sedikit berubah beberapa pertanyaan kadang terjawav meski singkat dan di final pertanyaan tetap berakhir dengan keputusan ranveer, ishani sudah mulai terbiasa mungkin dengan sikap ranveer.

Hari ini seperti biasa dengan mobil mewah ranveer, ishani akan menemaninya makan di restoran-restoran terkenal di jakarta. Padahal jika ishani lihat makanan di kantin kantor yg sengaja di gratiskan untuk karyawan adalah makanan enak tapi ya sudahlah toh bosnya menginginkan makanan di luar.

"Sir.."
"Hm"
"Kenapa anda selalu makan di luar?"
"Kenapa?"
"Ko balik tanya?"
"Entah"
"Hufh.."
Ya seperti itulah jawaban ranveer yg tak pernah di harapkan itu, tapi ranveer tak pernah main-main jika berbicara dengan klien dia bak seorang pengacara yg sangat pandai memutar balikan fakta, cara penyampaian yg di sampaikan sangat menyakinkan tak ada yg bisa menolak tawaran ranveer, termasuk jika ada tawaram untuk menikah dengannya dia tampan, pintar juga mapan semua wanita berharap akan hidup bersamanya menyentuh tubuh atletis ranveer yg tersembunyi di balik jas, berani taruhan jika dia memiliki bentuk kotak 6 buah pada perutnya.

"No.. mikir apa sih shan" ishani menggeleng-gelengkan
kepalanya menyingkirkan otak mesum yg entah sejak kapan muncul di sosok polos ishani.

"Shan are you oke" ucap ranveer sembari menaruh punggung tangannya di dahi gadis mungil itu. Ishani mendadak beku dekat jantungnya berpacu tak normal.

"Arrrgghh..." teriak ishani histeris menepis tangan ranveer, reflek membuat mobil ranveer mengerem beruntung jalanan sedang lengah ranveer segera menepikan mobilnya.

"Shan kamu kenapa?"
"Stay away sir please.. don't touch me again" seru ishani yg terlihat susah payah mengambil nafas
"Why"
"Please don't ask me now"
"Owh..Oke"

Ranveer terkekeh melihat tingkah ishani dengan senyum, meski dirinya tak tau apa yg terjadi ranveer hanya menyimpulkan jika ishani sangat menggemaskan dia seperti salah tingkah padanya.

"Tunggu apa kau salah tingkah padaku?" Tanya ranveer tiba-tiba
Ishani tak menerjap begitu ishani meneguk ludah dengan susah payah apa benar ishani salting pada ranveer? Ranveer masih menunggu jawaban ishani dengan kesabaran exstra belum ishani menjawab ranveer sudah menemukan jawabannya lewar rona merah di pipi gadis itu.

"Sith.. dia semakin menggemaskan saja" umpat ranveer dalam hatinya.

"Kita akan ke restoran jepang" ucap ranveer mengalihkan perhatian dua tak ingin ishani lemas karna pertanyaan konyolnya itu.

Mereka sampai dan kedatangan mereka di sambut hangat, pelayan mengantarkan ranveer dan ishani di meja VIP yg terletak di ujung ruangan.
"Kau akan makan apa?"
Ishani membuka buku menu semua jenis makanan di dalam menu adalah makanan yg sangat asing untuk ishani, yg lumrah adalah sussy dan sashime tapi ishani juga belum pernah memakannya.
"Apa disini ada makanan pedas?"
"Hm, kau suka makanam pedas?"
"Mungkin"
Ranveer hanya mengangguk seraya memberikan beberapa rekomendasi makanan yg pedas, semabil menunggu makanan datang mereka pun mengobrol ringan.
"Kau memiliki saudara shan?"
"Ada sir satu kaka perempuan hehe"
"Dimana dia aku tak pernah bertemu dengannya saat di rumahmu"
"Oh dia pulang seminggu atau sebelan sekali"
"Kenapa?"
"Dia bekerja"
"Dimana?"
"Du salah satu bank swasta jakarta timur"
Ranveer hanya mangut-mangut mengerti.
"Kali sir bagaimna? Apa punya saudara?"
"Ya, kami tiga bersaudara dan aku anak sulung"
"Wah.."
"Kenapa?"
"Hehe tidak papa aku tidak menyangka saja anda punya dua adik, yg terlintas di fikiran saya sekarang malah bagaimana anda pada adik-adik anda"
"Hm aoa maksudmu"
"Haha tidak sir saya hanya bercanda"
"shan.."
"Eh iya"
"Bisakah tidak perlu memanggil anda saya"
"Kenapa?"
"Tidak papa"

Mereka mulai menyantap hidangan hidangan yg baru saja sampai di meja hingga ludes tak tersisa, setelah itu mereka kembali ke kantor untuk bekerja kembali.

Maaf sedikit mentog nih 😂
Kritik saran di komen jangan lupa di vote juga gess 😘

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang