When You Believe 30

829 73 5
                                    

Ishani membuka matanya perlahan, senyum semalam masih begitu terasa untuk pagi hari, semalam adalah kencan yg memang tak akan mudah di lupakan oleh ishani.

"Pagi-pagi udah senyam senyum gitu sih"
"Zen.. kamu disini"
"Iyalah.. sombong amat sih mentang-mentang udah kerja di WV Corp"
"Hehe ngga gitu ko"
"Ngga gimana maksudnya buktinya kapan terakhir kali kita ketemu coba?"
"Iya deh iya maaf"
"Ngga di maafin"
"Elah gitu amat sih"
"Biarin kamu aja gitu, coba sejak kapan kamu pacaran sama RV? Kapan kamu mau cerita sama pafa akhirnya aku tau dari orang lain, padahal bukannya sahabat harus saling terbuka ya"
"Iya maaf zen  maaf aku fikir kanu sibuk jadi"
"Sesibuknya aku pasti bakal luangin waktu ko buat sahabat sendiri, kamu yg sibuk sampe lupa sama aku"
"Maaf"
"Aku seneng sih kamu baik-baik aja, tapi aku juga sedih kalo kamu baik-baik aja dan lupa sama aku"
"Zen ngga gitu.."
"Ya udahlah toh aku kesini cuma mau kasih ini"

Ishani menerima benda yg di berikan oleh zeny sebuah undangan.
"Kamu mau tunangan ko baru.."
"Lebih tepatnya aku ngga tau kapan harus kasih tau ke kamu, aku kesini karna aku inget sahabat aku, tapi kalo kamu lupa sahabat kamu ini mending ngga usah dateng"

Zen bangkit dari duduknya di kursi,berjalan menuju daun pintu.
"Oh ya dulu kamu ingetkan kalo aku pernah curiga kalo RV ngga akan ngelepasin kamu dengan mudah, dan hal itu terjadi sekarang aku ngga tau RV gimana? Tapi papaku bilang dia orang yg licik"

Setelah mengatakan hal itu zeny langsung berlalu seolah hal yg dia katakan hanyalah pbicaraan mengenai cuaca.

Ishani memijat pelipisnya yg mulai pening, baru saja dia menyakinkan diri untuk mrmpercayai ranveer, sudah datang lagi cobaan kepercayaannya.

30 menit sudah ishani sudah bersiap dengan pakaian kasual untuk bekerja hari ini.
Senyumnya masih mengembang tapi tidak dapat di pungkiri juga ucapan zen membuatnya sedikit bimbang.

Kluneng..

From : Veer 👿
Aku udah sampai.

Ishani langsung mengambil tasnya dan menuruni tangga.
"Ngga sarapan dulu kamu"
"Makan di kantor aja ka, veer udah di depan"
"Ouh"
"Ma shani berangkat ya"
"Iya hati-hati ya salam buat veer"
"Iya ma"

Ishani berjalan lemah meninggalkan ritika dan anggun.
"Mah shani ko keliatan beda ya"
"Beda gimana?"
"Tumben ngga semangat biasanya kalo udah soal ranveer semangat"
"Iya sih tapi mama sempet denger kayanya shani agak ribut gitu sama zeny"
"Oh masalah kaya gitu biasa terjadi sih"
"Ya udah kamu lanjut makan gih, katanya hari ini berangkat"
"Iya mah"

Ishani memasuki mobil dengan senyum di pakasakan.
"Morning" sapa ranveer dengan killer smile miliknya.
"Morning"
"Kenapa bete gitu mukanya"
"Ngga papa ayo berangkat"
"Iya deh"

Mobil melaju meninggalkan kawasan komplek perumahan ishani.

Di kantor ranveer sibuk dengan pekerjaannya meski baru kemarin dia pulang dari alaska kerjaan selama seminggu di kantor pun sudah siap di depannya.

Hal itu juga yg membuat ishani semakin galau gundah, jika setiap bekerja ada saja candaan ranveer yg terus menggodanya kali ini bahkan ruangan itu kosong hanya papan nama atas nama pria itu saja yg hadir.

Ishani bangkit dari kursinya menuju kursi ranveer ia memang lancang karna duduk di tempat boss, tidak peduli ishani butuh kehadiran ranveer saat ini, setidaknya kursi itu sedikit mengeluarkan aroma ranveer.
Aroma yg kini di rindukannya, padahal baru semalam ia melepas semua kerinduan selama seminggu tak bertemu.

Pria itu memang membuatnya gila, ishani bisa tersenyum sekarang.
Ishani membuka matanya lebar saat laci meja ranveer masih seperti kemarin, apa ranveer terlalu sibuk hingga lupa menutup laci itu, bagaimana jika ada barang berharga lalu di curi mungkin.

Lagi-lagi frame itu seolah membuat ishani penasaran.
"Oke sekali aja biar ngga penasaran oke? Huhh"

Ishani menarik laci itu hingga terbuka menampakan sebuah lukisan seorang gadis.
Dan gadis itu..

"Ini aku?"
Ishani menutup mulutnya dengan jemari, lukisan itu memang gambar dirinya tali kapan dan dimana ishani lupa, tapi hal yg lebih membuat ishani penasaran adalah kenapa ranveer memiliki lukisan tersebut.

Ishani menutup laci dengam rapat ia kembali duduk di kursinya, kapan dimana? Ishani mencoba mengingat kapan lukisan itu di buat.

"Zen.. iya aku inget pameran seni, tapi bukankah aku belum mengenal ranveer saat itu?"
Ishani memijat pelipisanya lagi ucapan zeny tiba-tiba terniang di ingatannya, ucapan zen yg mengatakan jika ia tak akan lepas dari ranveer.

Ishani juga mengingat saay pembicaraannya dengan zen di cafe.

"Zen bilang kejadian itu seperti di sengaja bukan? Hmm aku harus memastikan hal itu"

Ishani melirik arloginya pukul 10:10 WIB masih ada waktu sebelum ranveer kembali.

Ishani mengambil tasnya bergegas keluar gedung untuk menghentikan taksi.

Sementara itu ranveer baru saja keluar dari ruang meeting langsung menuju ruangannya.
"Shan kita makan sia..ang loh ki kosong"

Ranveer mengambil ponselnya mencari kontak ishani.
"Angkat shan.. kamu sejak pagi melamun terus, ada apa sih"

Ranveer kembali menaruh ponselnya berjalan cepat menuju lobby.
"Lihat ishani?"
"Oh Mrs ishani belum lama pergi Sir"
"Kemana?"
"Saya tidak tau sir Mrs tidak menitipkan pesan"
"Kenapa kamu ngga tanyain sih"
"Mrs ishani terlihat buru-buru sir"
"Bodoh.. dengan dan siapa dia pergi?"
"Sendiri sir naik taksi" ucap resepsionis terbata-bata.

Ranveer langsung berlalu meninggalkan lobby menuju mobilnya, ia terus mencoba menelin ishank meski hasilnya tetap sama.

"pergi dengan terburu-buru telfon ngga di angkat sejal pagi juga dia keliatan murung sekali, ada apa sih shan"

Ponsel ranveer berdering.

"Ada apa?" bentak ranveer tak suka
"Begini tuan, dua orang yg semalam mengganggu nona sudah ada bersama saya jadi apa"
"Sekap mereka dulu sekarang perintakan anak buahmu untuk mencari ishani, dia pergi meggunakan taksi minta data pada yovan di cctv depan, aku yakin ada beberapa petujuk disana, cepat"
"Baik tuan"

Ranveer membanting ponselnya di kursi belakang, ia menghentikan mobilnya ketepi.
Ranveer merasakan hawa panas mulai menanjak hingga kepala.

Ponselnya kembali berdering, ranveer mengambilnya lagi, telfon yg berasal daei yovan.
"Hah yovan bagaimana?"

"Begini tuan, saya melihat rekaman seluruh cctv di di kantor termasuk cctv pribadi di ruangan anda"

"Ya lalu apa? Kenapa? Ada apa cepat katakan sialan"

"Nona melihat lukisan di laci meja kerja anda tuan"

Deng... ranveer langsung membeku diam seribu bahasa.

"Tuan.." saru yovan disebarang sana.

"cari ishani di seluruh tempat kerjanya dulu"

"Baik tuan"

Ranveer menyandarkan kepalanya di bahu kursi, matanya terpejam kuat.
"Akhirnya kebenaran terungkap, apa sekarang kamu punya alasan untuk meninggalkanku honey"

Oke segitu dulu, mohon maaf hanya 4 part selain alasan sebelumnya ada beberapa alasan lain, dan itu real bukan ngeles 😂 sebenernya rencana update udah jauh-jauh hari tapi karna beberapa faktor update di tunda, dan faktor itu di antaranya badmood yg berkepanjangan, masalah perkerjaan,
hp rusak dll 😭 Mohon maaf sekali ya..

Tapi hari ini moodnya lagi bagus sih 😁 selain karna bulan puasa harus semangat, besok hari baik author, hari apa? Hari baik intinya sih 😁 oke segitu dulu adakah yg ingin ditanyakan, silahkan komen, atau di kritik dan lainnya juga.
Oh iya anggep 4 part itu itungan 4 minggu atau satu bulan author ngga aktif ya, hehe sekali lagi maaf dan maaf.

Marhaban Ya Ramadhan 🙏🙏

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang