When You Believe 31

744 76 6
                                    

Ishani duduk di sebuah taman kota, demi menata hatinya yg kian mengeluruh, ia tak bisa lakukan hal lain selain menangis.

Beberapa bayangan kejadian beberapa lalu pun telintas kembali.

"Ibu inget sayakan, saya ishani yg kerja di rumah makan ibu beberapa bulan lalu, terus ibu pecat saya.. apa ada orang yg menyuruh ibu melakukannya?"
"Maaf neng ibu sibuk"
"Bu sebentar aja bu tolong saya ngga minta kerjaan ko bu cuma pengen tau aja, tolong bu"
"Hmm.. ibu bingung harus ngomong apa neng"
"Gampang ibu cuma bilang ya atau tidak, bener ada orang yg minta ibu buat pecat saya?"
"Iya neng maaf, orang itu maksa dan ngejamin rumah makan ini, ibu ngga punya pilihan lain, maaf neng"

"Iya shan maafin bapak, bapak ngga tau harus jawabnya kaya apa? Memang saat itu ada orang yg minta kamu buat berhenti kerja jadi badut berung itu"

Ishani melepaskan nafas panjang, semuanya benar-benar sangat sulit di percaya.

Drettt dreettt... ponsel ishani masih terus berdering.
Dilihatnya kontak dari ranveer.

30 panggilan tak terjawab
10 pesan

"Aku ngga bisa terus seperti ini, aku harus mendengar langsung darinya"

Ishani mengetik beberapa kata, selepas itu dia bangkit untuk pergi ke suatu tempat.

To : Veer 👿
temui aku di cafe xxx
Kita perlu bicara.

Ranveer yg masih menyandar di jok mobil tepaku melihat pesan dari ishani, tanpa basa-basi lagi ia langsung menjalankan mesin mobilnya menuju cafe yg di maksud oleh ishani.

Ishani sudah duduk dengan capucion hangat di meja, kebetulan cafe tersebut tidak jauh dari taman sebelumnya.
"Honey.. aku ingin menje"
"Duduk dulu, kau pasti lelah karna terburu-buru kesini bukan?"
"Shan.."
"Aku akan pesankan es latte"
"Jangan seperti itu"
"Apa?"
"Ak..aku akan jelaskan semuanya, semuanya jadi beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya"
"Jadi semua itu benar?"
"Dengar.. emm ya tapi itu tidak seperti.."
"Jas? Ganti rugi? Pekerjaan paruh waktu? Dan hubungan kita?"
"Shan.. itu bukan hal besar"
"Bukan hal besar kau bilang? yg benar saja, kau menipuku dan kau bilang itu bukan hal besar"
"Please believe me, semua itu tidak seperti yg kamu fikirkan, aku sayang sama kamu dan.."
"Untuk semua hal sudah kau lakukan, sekarang bagaimana aku mempercayaimu Tuan, katakan bagaimana? Permaninanmu begitu teratur dengan baik sampai aku yg bodoh ini tak menyadarinya, itu sayang itu cinta? Kenapa harus seperti permainan, apa selama ini juga kau menganggapku mainan hah?"
"Tidak shan, dengar dulu aku jatuh cinta padamu dan itu untuk pertama kalinya aku merasakannya aku tidak tau harus melakukan apa? Dan dan aku bertemu lagi denganmu saat di pesta itu bukanlah kesengajaan aku hanya yakin itu takdir dan..dan memang setelah itu aku melakukan hal bodoh, tapi itu semua demi mendapatkan dirimu shan"
"Cukup, hentikan.."
"Honey please"
"Aku pergi"

Ishani beranjak dari kursi bermaksud untuk pergi meninggalkan ranveer, tapi usahanya gagal karna ranveer sudah menggenggam tangan ishani.

"Lepas"
"Ngga shan, kamu salah paham"
"Lepas!" Bentak ishani hingga membuat pengunjung cafe lain mengalihkan perhatiannya pada ishani dan ranveer.

Mata bening ishani kian membuaram menandakan butiran bening akan muncul dari kelopak matanya, pergi.. pergi secepat mungkin. Hanya itu yg terlintas di benak ishani saat ini.

Ranveer melepaskan tangannya dari lengan ishani tak kuasa melihat mata yg kian memerah dari wajah gadisnya itu.

Kesempatan itu jelas tidak akan di lewatkan begitu saja oleh ishani untuk segera pergi, dengan tangan yg setengah menutupi wajahnya, ishani berlari.. berlari dengan cepat meninggalkan ranveer yg hanya membisu menatap kepergiannya.

Malam hari begitu terang di temani gemerlap bintang dan juga sinar rembulan tak dapat membuat ishani menjadi lebih baik sejak kembali dari cafe setelah meninggalkan ranveer menjauh dari sosok yg selama ini tinggal di hatinya membuatnya semakin menitihkan air mata.

Kian deras seperti tak pernah metih sebelumnya, atau mungkin menang tak pernah merasakan sakit yg seperti saat ini.

Kluneng.. ishani mengambil ponselnya tanpa perlu melihat siapa pengirimnya ishani sudah mengetahui pesan dari mana itu berasal.

From : Veer 👿
Aku tau kamu pasti kecewa dan mungkin kesalahan itu juga sangat sulit untuk kamu maafkan. Aku mengerti :)
Jangan ngambek lama-lama ya
aku ngga akan pernah anggap kepergian kamu tadi siang adalah keputusan untuk pergi yg sesungguhnya, jangan pernah melakukannya jangan pernah meski sekarang kamu sudah memiliki alasan untuk melakukan hal itu.
Aku akan tetap disini di tempat yg sama saat kita memulainya dengan cinta, I Miss you ❤

Ishani semakin terisak, ia melempar ponselnya sembarang di atas ranjang, ishani menjerit sekeras mungkin dalam bantal yg sudah menutupi wajahnya, akan lebih baik jika ia sendiri tak mendengarnya, menangisi orang telah mempermainkan dirinya.

Ranveer yg duduk di cap mobil hanya menghela nafas, ishani tak membalas pesannya.
Sudah 3 jam ranveer berada di luar rumah ishani tapi gadis itu tak mau menemuinya kakanya ritika mengatakan jika ishani sudah tidur, tapi lampu kamarnya saja belum mati lagi pula ranveer lebih yakin jika gadis itu belum tidur.

"Dia pasti sedang menangis sekarang, maafkan aku honey andai aku ada disana aku tak ingin air mata itu terus menetes di pipimu aku tidak ingin kamu melakukannya untukku, aku tak ingin kamu menangis jadi hentikanlah.. aku tau kamu mendengar dan merasakannya bukan? Dengarlah, aku mencintaimu dan akan selalu begitu good night honey, please come back"

Jeduarrr.... guntur bercampur kilatan petir tiba-tiba datang bersamaan derasnya hujan.
Ranveer tersenyum saat rintikan air itu mulai membasahi tubuhnya.

"Berhentilah mengangis hujan sudah datang untuk menggantikanmu, menggantikanmu untuk menumpahkan segalanya"
Ranveer menatap langit matanya tertutup berusaha menikmati sentuhan-sentuhan air yg kian deras.

Kritik saran komen jangan lupa di vote 😘
Maaf ya cuma dikit ya cuma dapetnya segitu 😖

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang