When You Believe 52

797 97 30
                                    

Menjelang siang ini seperti biasa bagi ishani melakukan beberapa aktivitas ibu rumah tangga, meski minggu lalu ranveer sudah mendatangkan art keluarganya yg sudah bertahun-tahun bekerja pada keluarga Wirathmadja Vaghela tetap saja ishani harus melakukan pekerjaan rumah karna di landa bosan.

"Uweek" ishani menutup mulutnya dengan telapak tangan rasa mual yg beberapa hari muncul semakin hari semakin terasa menyiksa baginya.

"Non baik-baik aja?" Tanya bi surti wanita paruh baya yg mulai berkerja padanya mulai minggu lalu.

Ishani menggeleng lemah, sebelum menjawab pertanyaan bi surti. "Ngga papa ko bi mungkin cuma kecapean" ucap ishani sembari tersenyum kecil.

"Tapi muka nyonya pucat loh, mari bibi bantu duduk non. Bibi ambilkan air hangat ya". Ishani hendak menolak tapi bi surti sangat memaksa. Jadi apa yg bisa di lakukan oleh ishani sekarang.

Setelah membantu ishani duduk di sofa, bi surti bergegas berjalan kearah dapar dan kembali dengan membawa segelas ari hangat.
"Harusnya non biarin bibi aja yg melakukan pekerjaan rumah, beberapa hari ini bibi liat non sering lemes gitu" ucap bi surti menyodorkan segelas air di tangannya.

Ishani menerima gelas tersebut setelah berterimakasih.
"Bukan masalah bi lagian rumah ini terlalu besar buat bibi bersihin sendiri kan kalo di kerjain bareng biar cepet selesai".

Bi surti hanya bisa menggeleng saja dengan ucapan ishani ada saja jawaban untuk pertanyaannya, meski bi surti pembantu tapi ishani tidak pernah menganggapnya seperti demikan, ishani malah terlihat lebih menghormatinya.

Dan tentu saja bi surti merasa senang bekerja pada ishani, namun kadang ia juga merasa kasiahan karna ishani selalu terlihat murung saat ranveer tuan mudanya dulu saat di rumah besar pergi bekerja.

Ishani membelenakan mata karna rasa mual itu kembali datang, ia berlari kecil menuju kamar mandi terdekat dari ruang keluarga.

Aneh rasanya mual seperti ada menjanggal tapi saat ishani berusaha mengeluarkannya tetap tidak ada apa pun, juga rasa pusing yg lebih sering datang dari sebelumnya kadang membuat ishani seperti akan pingsan dengan segera.

"Apa aku masuk angin ya? Tapi aku tidur ngga pakai AC karna ranveer selalu pulang pagi, apa mungkin aku kurang darah?" Fikir ishani.

"Non ngga papa? Apa perlu bibi anter kedokter" suara bi surti di luar. Setelah ishani mencuci wajahnya ia pun keluar menemui bi surti yg terlihat cemas.

"Ngga usah bi, mungkin masuk angin doang".
"Aneh" ujar bi surti menatap ishani intens. Ishani sampai melongo melihat bi surti menatapnya dengan serius.

"Aneh gimana sih bi hehe"
"Apa non sedang hamil ya?" Tanya bi surti kemudian.
Ishani merona mendengar pertanyaan bi surti. Mungkinkah?.

"Mak-maksud bi surti gimana sih saya ngga ngerti loh?". Ishani tergagap.
"Ya gejala-gejala non itu lebih mirip orang hamil dari pada orang masuk angin, kita kedoketer aja yuk biar di periksa hehe" girang bi surti tersenyum pada ishani.

Ishani juga tidak menyembunyikan senyumnya, benarkah dia hamil, jika iya tentu saja akan jadi kejutan manis saat kepulangan ranveer nanti. Ishani mencekal kedua bahu bi surti mantap.

"Kita ke apotik aja" seru ishani. Bi surti mengangguk semangat. Setelah bersiap sedikit mereka pergi keapotik dengan supir yg di datangkan langsung oleh ranveer dari indonesia juga sama seperti bi surti

Setengah jam kemudian ishani dan bi surti kembali dengan membawa benda yg sudah di belinya di apotik.
"Ayo non tunggu apa lagi" seru bi surti lebih semangat dari sebelumnya. Sedangkan ishani masih berdiam diri di depan kamar mandi, ada kecemasan dalam dirinya jika hasilnya nanti tidak seperti di bayangkan.

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang