When You Believe 57

1.2K 90 17
                                    

Ishani membuka matanya perlahan saat hangatnya mentari mulai menyapu kulit wajahnya.

Sedikit gerakan ala bangun tidur ia lakukan untuk merasakan kembali bagaimana tubuhnya saat ini.

Ishani tersenyum dengan wajah yg memanas mengingat semalam adalah malam yg sangat panjang baginya, gairah juga cinta yg begitu besar ia rasakan bersamaan.

Ishani menutup wajahnya dengan kedua tangan, merasa malu sendiri jangan lupakan tubuh atletis ranveer yg begitu hot.

"Hush.. hush mikir apa sih shan" guman ishani sembari terus menggelengkan kepalanya pelan.

Ranveer terkikik melihat kelakukan heboh istrinya di waktu yg masih terbilang pagi.
Ishani yg menyadari kehadiran ranveer pun tersenyum kikuk.

Ranveer duduk setengah rebahan pada sofa rotan samping pintu kaca yg menyadap langsung pada balkon dengan pemandangan menara eiffel.

Ranveer duduk setengah rebahan pada sofa rotan samping pintu kaca yg menyadap langsung pada balkon dengan pemandangan menara eiffel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ishani menopang wajah dengan satu tangan menatap ranveer kagum, ranveer selalu tampan dan semakin tanpan di setiap harinya. Ishani perlu bangga karna pria tampan itu adalah suaminya.

"Good morning sweet heart, mimpi indah semalam?" Tanya ranveer berjalan menuju kasur.
Ishani hanya membalas dengan anggukan serta senyum kecil.

Ranveer duduk samping ishani, membelai rambut ishani penuh sayang, karna istrinya baru saja bangun dari dunia mimpi ishani masih dengan jubah tidur warna putih transparan.

Ranveer menghela nafas panjang, menahan segala godaan setan yg mencoba membuatnya menerjang ishani saat ini juga.
Ingat istrimu sedang hamil. Batin ranveer menguatkan.

"Veer" panggil ishani ragu, saat pria di sampingnya hanya diam menatapnya penuh intens.
"Hmm bagaimana jika kita mulai tournya hari ini, sudah dua hari kita hanya diam di hotel." Saran ranveer.

Ishani mengangguk kembali dengan senyum kecil.
"Aku selalu siap, bahkan saat kita baru sampai paris" ucap ishani sedikit menggerutu.

Ranveer tertawa reyah, salahnya memang karna menahan ishani selama dua hari dua malam dalam hotel, dan alasan utamanya karna ranveer belum ingin berbagi ishani pada dunia. Egois memang.

"Haha maafkan aku honey, kamu tau kan aku ngga bisa biarin pria-pria disini liatin kamu dengan kelaperan. Aku ngga rela loh". Rengek ranveer sok memelas.

Ishani melotot tak percaya dengan sikap ranveer yg terlalu posesif seperti saat ini.
"Perlu ngga nanti jalan-jalanya aku di kereskin sekalian, biar ngga ada yg liat gitu".

Ranveer tersenyum kecut, mendengar ada aura-aura hitam di sekeliling ishani, sudah di pastikan istrinya ini sangat marah padanya.
"Hehe piss.. ngga ko sayang, janji deh kamu mau beli apa mau ngapain aku turutin semua, pengecualian kalo minta suami baru dan ninggalin aku itu jelas dengan sangat keras aku menolak kamu taukan honey aku---" ranveer mulai mengoceh mengatakan berbagai macam hal mengenai besar luas panjang kali lebar cintanya pada ishani dengan berbagai bahasanya.

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang