When You Believe 37

916 77 10
                                    

Ranveer menatap para tamu yg sudah siap mendengarkan apa yg akan di katakannya.
Karna terlalu sibuk dengan ishani membuatnya tidak fokus tadi. Dan sekarang ranverr bingung harus memulai dari mana.

Ranveer kembali menatap setiap tamu, masih diam belum berniat untuk bicara. Kini mata pria itu berhenti pada sosok yg sempat membuatnya hilang fokus.

Ishani tersenyum tanpa ragu padanya, hanya dengan senyum hanya karna melihat senyum seorang ishani ranveer seperti mendapat sengatan listrik pada tubuhnya.

"Selamat malam semuanya, sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih pada semua yg sudah datang di sini terimakasih karna sudah menyempatkan waktu untuk datang kesini" ucap ranveer tersusun.

Ishani mendadak memasang wajah datar, ada beberapa pertanyaan yg harus ranveer jawab nanti saat sudah turun dari atas panggung.

"Saya berdiri disini, di hadapan kalian.. ya ini sudah sangat biasa saya lakukan tapi malam ini berbeda saya sempat bingung harus mengatakan apa semua ini karna wanita itu" tunjuk ranveer pada ishani. Para tamu menatap ishani sangat jelas berkat lampu sorot juga tentunya.

Disisi lain ranveer mengutuk siapa pun yg membuat lampu sorot begitu terang bahakan dalam jarak bermeter-meter ranveer masih bisa melihat lekuk tubuh ishani.
"Sial" umatnya pelan

"Tapi itu bukan maslah untuk saya" lanjut ranveer mengalihkan perhatian
"Karna malam ini adalah malam yg spesial untuknya, seorang wanita yg berhasil mengambil semunya dari hidup saya, apa yg perlu sayakatakan sekarang.."

"Dia terus saja berhasil mejerat saya, dia selalu berhasil membuat saya hilang arah juga menemukan arah lain disaat bersamaan, dia seperti ranjau"

Ranveer kembali menuruni panggung menghampiri gadisnya yg malah melongo tak paham.

"Maaf harusnya aku menunjukan undangan yg benar padamu honey" ucap ranveer lembut
Tak lama setelah itu lampu di ruangan tersebut mati semua mendadak gelap.

Hanya dalam hitungan detik sebuah cahaya mucul di ujunv pandangan ishani. Lampu sorot berwarna gold menunjukan sebuah dinding yg sudah terpasang oleh frame foto.

Ishani menutup setengah wajahnya, itu adalah fotonya saat masih kecil mungkin saat ia berusia 2 atau 3 tahun.
Lampu sorot itu kembali mati dan berpindah di unjung sebelah kiri ishani. Sebuah frame yg sama hanya di dalamnya menampilkan foto berbeda.

Itu adalag saat dimana ishani tersenyum senang karna menemukan kursi pertamanya di kelas 1 SD.

Ishani semakin melebarkan senyumnya lampu itu terus saja mati dan menyala menampikan potret dirinya saat SMP bahkan saat ia mendapatakan Piagam karna menjadi siswa lulusan terbaik saat SMA. Seperti sebuah potret masa pertumbuhan.

Ishani terdiam sesaat.
Lampu sorot menjadi semakin terang menunjukan sebuah angka "01" berlanjut "05".
Dan sebuah jam yg menujukan pukul 11.58. Ishani mengambil ponselnya di di dompet.

Tepat hari ini dan malam ini.
Seperti sebuah timer dari angka sepuluh menghitung mundur.

10

9

8


7


6



5



4



3



2



1



"Happy Birthday sweet Lady
Ishani Wulan Pramana"

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang