When You Believe 59

1K 76 18
                                    

Ranveer melangkahkan kakinya dengan cepat  begitu memasuki rumah sakit, kadang kakinya memaksa untuk berlari dan segera tiba.

Semakin tergesa-gesa kala ia melihat keluarga besarnya menunggu di depan ruang persalinan.

"Apa aku terlambat?" Tanya ranveer sembari mengatur nafasnya yg tersenggal-senggal.
Tn. Vaghela menggeleng pelan bersamaan dengan helaan nafas lega ranveer.

Namun tak berlangsung lama rasa sesak kembali menyelimuyi dirinya, tatapan sendu ibu saudara bahkan ibu mertua dan iparnya yg datang menahan ranveer untuk bernafas dengan mudah.

"Ada apa?" Tanya ranveer serius.

"Mr. Ranveer Vaghela?" Panggil seorang wanita dengan pakaian putih-putih khas. Ranveer mengangguk.
"Mari ikut ke ruangan saya sebentar". Ranveer rerdiam cukup lama hingga dokter kembali menegurnya.

Begitu tiba di ruangan Dokter, ranveer menempatkan hatinya sebesar mungkin.
"Begini pak, untuk persalinan istri anda kita tim medis akan langsungkan sesegera begitu anda sampai--. Tapi kemungkinan besar resiko keselamatan ibu dan sang anak di pertaruhkan jika istri anda tetap ingin melahirkan secara normal". Jelas dokter serius.

"Jadi istri saya harus operasi?".
"Betul pak, ini demi keselamatan istri juga anak anda, bagaimana apa bapak menyerujui pengajuan operasi ini?". Ranveer terdiam.
"Bisa saya bicara dengan isrti saya dulu dok".
"Hmm-- masih ada waktu sedikit, mohon beri tahu kami secepatnya ya pak".

Ranveer berjalan ragu memasuki ruang persalinan, Tn. Vaghela menepuk bahu ranveer memberi semangat, begitu juga keluarganya tersenyum menyakinkan ranveer.

Ishani terbaring di ranjang, meringis hingga kadang matanya tertutup entah merasakan sakit seperti apa.

Di ambilnya jemari ishani, ranveer mencium punggung tangan ishani dengan lembut.
"Veer sakit--" hanya dua kata itu yg terdengar dari ishani.
"Honey dokter bilang--".
"Aku ngga mau operasi veer, aku bisa melahirkan secara normal" sela ishani meski dengan suara terputus-putus.

"Aku akan jadi seorang ibu, sudah seharusnya aku berjuang demi bayiku bukan?" Sambung ishani dengan senyum lemah.
"Kamu percaya sama aku kan?".

Seperti tercabik-cabik hati ranveer mendengar pinta ishani, ranveer berada di ujung tanduk kedilemaan.

"Maaf Mr. RV bisa kita mulai persalinannya?" Tanya seorang perawat. Ranveer mengambil nafas dalam-dalam.
"Bisa sus, tolong lakukan persalinan secara normal saja". Pinta ranveer mencoba meyakinkan diri sendiri.

"Baik" Dua orang dokter dan beberapa perawat memasuki ruang persalinan untuk membantu.
"Terus beri dukungan pada istri anda pak".

"Baik Mrs. Vaghela tolong dengar arahan saya, terus ambil nafas dan dorong dengan kuat kami tim medis akan membantu anda, dan suami anda bersama anda jangan takut anda bisa melahirkan secara normal". Pandu sang dokter.

Proses persalinan di mulai.
Ishani terus mengikuti aba-aba saat dimana ia harus mengambil nafas dan mendorong.
"Bagus bu-- lakukan lagi".

"Semangat honey kamu pasti bisa, aku disini. Everything is okay" ucap ranveer mengenggam erat tangan ishani.
Ishani berteriak keras meremas tangan suaminya.
"Aakkkhh.---" suara ishani yg mulai habis bersama dengan tangis bayi yg memenuhi ruangan.

Ranveer tersenyum menatap istri dan bayi yg masih belopotan dengan darah. Sementara anggota keluarga di luar ruangan hanya bisa tersenyum haru, saling berpelukan memberi selamat.

"Kita punya ponakan liv?" Ucap bram pada olivia
"Semoga cewek biar ngga sia-sia aku beli baju-baju lucu-lucu waktu liburan kemaren". Cengir olivia senang.
"Ko aku malah ngarepnya cowok ya". Seru brama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang