When You Believe 19

824 81 28
                                    

Tinggalkan jejak ya gesss 😘

Ishani duduk tak nyaman di atas ranjang tidurnya, sesekali ia melirik kesal melihat sosok yg duduk dengan santai di sofa pajang dengan tv LED.
"Haruskah kamu terus disini? Sudah dua jam kau duduk disitu tanpa bergerak"
"Aku yakin jika aku pergi kamu akan menangis lagi"
"Oh ayolah aku bahkan sudah berhenti menangis sejak dua jam lalu"
"Lalu?"
"Ya mana mungkin aku menangis lagi"
"Aku tidak percaya"
"Cih memangnya kapan kau percaya padaku"
Ranveer menatap datar ishani yg terus berdecak lidah karna dirinya, bagi ranveer lebih baik melihat gadis itu tengah marah dari pada menangis.
"Keluarlah aku ingin tidur" ucap ishani pelan menarik selimut bersiap untuk berbaring.
"Kamu tidak ingin makan malam dulu?"
"Aku tidak lapar"
"Benarkah?"
"Hm.. pergilah"
Ranveer mengangguk bangkit dari sofa kamar ishani, ia berjalan kearah pintu.
"Kau yakin?"
"Hm"
"Baiklah"
Ranveer menarik tubuhnya untuk keluar, ishani menghembuskan nafas lega akhirnya terbebas dari ranveer.
"Kalo di ingat dia manis juga sih" senyum ishani mengembang begitu saja, ishani menarik selimutnya lebih panjang hingga menuntupi seluruh tubuhnya.

Ishani baru saja terlelap 2 menit, tapi harus kembali membuka matanya kuat saat seseorang menarik selimutnya.
"Hei..ka..u" seruan ishani yg semakin mengecil
"Ranveer kenapa lagi sih aku kan sudah bilang aku mau tidur"
"Makan"
Ishani memicingkan kedua matanya sejak kapan pria itu membawa nampan makanan itu.
"Aku tidak lapar, kamu tidak tulikan"
"Makanlah, aku tidak ingin tengah malam nanti kamu kelaparan"
"Heh"
"Jika kamu tidak makan sekarang tengah malam nanti kamu akan kelaparan"
"Tapi.."
"Cepat ishani, ini di sudah di siapkan mamaku, kamu tega sekali mengabaikan begitu saja"
"Eh baiklah sini, ini karna tante ya bukan karna kamu"
"Hm"
Ishani mengambil nampan yg lengkap untuk ia makan ada nasi dan daging panggang juga air putih serta beberapa buah.

Di sela-sela mulutnya mengunyah sebenarnya fikiran ishani tengah terblokir dengan pertanyaan yg sulit ia tanyakan pada ranveer, tapi ishani perlu mendengar kepastian yg nyanta.
"Ranveer"
"Hm"
"aku boleh bertanya sesuatu"
Ranveer yg duduk di sofa hanya melirik kilas ishani.
"Kenapa kau menyanyikan lagu itu?"
"Heh"
"Maksudku untuk apa kau bernyanyi dengan gitar"
"Hm ingin saja" jawab ranveer datar
"Huh kau ini memang tak ada romantisnya, aku bahkan yg belum pernah mengalami masa kecan sudah membayangkan romantis itu seperti apa?"
"Jadi menurutmu yg kulaukan tadi tidak romantis?"
"Eh maksudmu? Jadi kau bernyanyi untukku?" Ishani tersenyum cerah
"Tentu saja, karna mereka tau status kita pacaran, aku juga ingin orang tuaku semakin yakin dengan ini"

Ishani kembali tersenyum, tapi kali ini senyum hambar ya sehambar hatinya saat ini.
'Sudah ku duga aku tak akan mendapat jawaban yg ku inginkan, aku terlalu percaya diri' lirih ishani dalam hatinya.

Setelah makan ranveer mengambil kembali nampan yg sebelumnya di bawa olehnya, dan tak kembali lagi.
"Apa yg aku harapkan mendapat ucapan selamat malam huh yg benar saja ranveer melakukannya" ishani duduk di sofa kecil yg berada di balkon.

Meski ishani mengakui atau tidak dia cinta atau tidak pada ranveer, kenyataan dia tetap merasa dilema.
"Beginikah rasanya jatuh cinta? Teman-temanku selalu bilang saat jatuh cinta maka aku akan merasa bumga-bunga bertaburan di sekitarku, mana tidak ada satu kelopak bunga yg jatuh? bulan yg terlihat besar, itu kecil tidak besar malah semakin terlihat kecil"
Ishani bergumam sendiri semabari memaikan jarinya seolah berusaha menggenggam bulan.

Ranveer hanya tersenyum melihat sikap ishani, oh tentu ranveer sadar jika ishani masih sangat kekanankan tapi bukankah itu yg membuatnya selalu gemas pada gadis itu.
"Cantik" ucap ranveer menatap gambar ishani di laptopnya, ia menggunakan ground untuk melihat ishani di balkon kamarnya, suara hembusan angin dan ombak tak akan membuat baling-baling ground terdengar oleh ishani, lebih lagi ground tersebut berwara hitam sangat menyatu dengan gelapnya malam yg yg minim penerangan itu.
apa dia terlihat begitu picik?

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang