When You Believe 47

1.1K 80 10
                                    

Seperti hari sebelumnya ishani dan diana bertemu di cafe yg sama tempat duduk sama. Tapi yg berbeda hanyalah tidak ada shakti.

"Shan.." panggil diana enggan.
Ishani yg sedang asik menyantap pasta pun berhenti sejenak untuk menatap diana di depannya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu tapi jangan tidak enak hati oke" ucap diana lagi.

Ishani mengangguk setuju.
"Pak RV baru bekerja di perusahaan seminggu lalukan?"
"Ya" singkat ishani.

Diana mengangguk kecil sebelum akhirnya melanjutakan ucapannya.
"Apa menurutmu tidak masalah jika dia tidak masuk kerja selama 3 hari untuk pulang ke indonesia?"

Ishani terdiam, pertanyaan diana sedikit ambigu baginya.
"Maksudku dia baru bekerja seminggu lalu dia akan libur selama tiga hari, aku hanya takut dia terkesan buruk oleh karyawannya karna sering bepergian" terang diana menjelaskan maksudnya.

Ishani kembali terdiam, memikirkan ucapan diana.

"Honey" panggil ranveer mengejutkan ishani. Ranveer mengerutkan keningnya heran, ishani lebih sering melamun sejak baru memasuki Airport.

"Apa ada sesuatu yg mengganggumu sayang?" Tanya ranveer cemas. Ishani menggeleng cepet tersenyum kilas dan memudar dengan cepat.

"Hmm, aku mengenalmu dan kamu terlihat berbeda sejak kita datang di bandara"
"Aku tidak papa veer" ucap ishani begitu saja, ia kembali menatap jendela di sampingnya.

Saat ini ranveer dan ishani akan pulang ke indonesia untuk beberapa hari, ada beberapa pekerjaan yg akan di lakukan ishani juga ada undangan yg harus mereka datangi.

Ranveer terus menatap istrinya, situasi seperti ini sangat membuatnya tidak nyaman. Ishani hanya diam dan diam.

Sementara itu ishani kembali sibuk dengan fikirannya, kalimat demi kalimat diana terus saja mengganggu fikirannya.

Setelah menempuh perjalanan berjam-jam menggunakan Private Jet mereka tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta siang hari, setelah itu pergi menggunakan mobil untuk sampai kerumah orang tua ranveer.

Mobil ranveer kembali berhenti di sebuah halaman rumah besar kediaman keluarga Wirathmadja Vaghela.

"Selamat siang ma pa" sapa ranveer dan ishani bersamaan.
Ny. Wirathmadja Vaghela tersenyum memeluk ishani, sementara ranveer hendak memeluk ayahnya.

Sayangnya hal itu tidak terjadi karna Tn. WV seperti enggan melakukannya.
"Bagus ya, sampe California ngga ngabarin terus sekarang pulang ke indonesia juga ngga ngabarin" sindir Tn. WV kesal.

Ranveer tersenyum kaku menggaruk leher belakangnya.
"Hehe maaf pa"
"Ngga usah di maafin dady,  iar tau rasa" seru olivia mengompori.
"Liv" seru ranveer sengit.
Mereka mulai adu tatap seperti akan terjadi perang dingin.

Ishani dan Ny. WV hanya dapat menggeleng saja, melihat tingkah keduanya. Mereka pun masuk untuk makan siang bersama, berbincang banyak hal dan lain sebagainya.

Setelah semuanya selesai ishani beranjak lebih dulu untuk ke kamarnya. Di susul ranveer yg mengikuti istrinya tanpa di ketahui ishani.

Ishani membuka pintu balkon kamar ranveer. Menghirup udara sejuk sebanyak mungkin yg ia inginkan.

Ranveer hanya memeprhatikan ishani di balik sela-sela pintu kamar, kecemasan dalam dirinya semakin kuat saat ishani tidak terlalu banyak bicara saat sedang bekumpul tadi, saat semua tertawa ishani juga hanya tersenyum kecil.

Ranveer tau dan terus saja memperhatikan setiap hal kecil yg di lakukan ishani yg sangat jarang terjadi tersebut, bahkan bisa di katakan tidak pernah.
"Sebenarnya ada apa honey" ucap ranveer pelan.

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang