When You Believe 14

749 75 18
                                    

Ranveer masih memeluk ishani dengan erat entah sudah berapa menit ia melakukannya. Ranveer  tidak peduli ia hanya ingin melakukannya.

Beberapa menit setelah ishani meninggalkannya di ruang meeting, ranveee sempat frustasi cemburu? Tentu saja ishani tak penah tertawa seriang itu bersamanya,

Brakkk !
Ranveer menendang meja mewakili kekesalannya, tapi tak lama kemudian ia tersadar ia telah membentak ishani. Dengan cepat ranveer berlari mengejar ishani yg sudah berada di depan pintu lift.

"Shit.. berengsek" umpat ranveer saat ishani sudah masuk kedalam lift dengan pintu yg sudah menutup. Ranveer kembali berlari cepat menuruni puluhan tangga darurat, targetnya adalah lantai 11 ia akan menghentikan ishani di lantai 11 sesekali ranveer melakukan gerakan akrobatik agar lebih cepat pada tujuannya.
Ranveer sampai di lantai 11 lift baru akan sampai tepat di pintu 15 detik lagi, ranveer semakin mempercepat langkahnya dan tiba di pintu samping lift umum tersebut. Dengan nafas terengah-engah ranveer menekan tombol lift agar terbuka, ranveer tersenyum lega saat menemukan gadisnya yg menangis. Dia menangis?
Ranveer langsung memeluk ishani dengan erat.
"Maaf" hanya satu kata yg dapat ranveer katakan hanya satu kata yg bisa ucapkan ia tidak ingin membuat setiap kalimat panjangnya terasa seperti alasan yg kalut.

Ishani sedikit lega mendengar ucapan ranveer, sebenarnya dia tidak marah pada ranveer bahkan semua ucapan pedas ranveer seolah bukan hal yg menyakitkan toh ia pernah mendengar yg lebih parah, ia hanya kecewa karna ranveer yg mengatkannya, seperti tidak terima jika ranveer yg mengatakannya.

Ranveer menerjapkan matanya beberapa kali.

'Apa yg barusanku lakukan.. bodoh, meminta maaf? Untuk apa? Tentu saja karna aku sudah berkata kasar tapi dengan memeluk ishani seperti ini itu tidak benar, sith.. aku membiarkan emosi menguasaiku, bodoh' keluh ranveer yg mengrutuki dirinya sendiri di dalam alam bawah sadarnya.

Ranveer melepaskan dekapannya perlahan dengan canggung.
"Tapi lain kali jangan lakukan lagi atau aku benar-benar menganggapmu penggoda"
"Heh" pekik ishani tak terima baru saja ia berada di atas awan karna sikap manis ranveer tapi sudah kembali di jatuhkan.
"Huh ranveer tetaplah ranveer" gumam ishani pelan.

Pintu lift terbuka di lantai dasar, ishani sudah tidak merasa sekesal sebelumnya setelah mendengar pengakuan salah ranveer meski tetap menyebalkan di akhir kata. Ah sudahlah.

******

Sudah banyak orang berkumpul, hanya karyawan saja karna tamu sudah berhampuran keluar, mungkin mereka mempersiapkan diri untuk acara nanti malam di rumah ranveer, atau lebih tepatnya rumah orang tuanya.

Seorang pria paruh baya beridiri diatas mimbar, setelah menyapa karyawaan pria itu mengucapkan inti pembicaraannya.
Ishani yakin jika pria paruh baya itu adalah Tuan besar Wirathmadja Vaghela ayah ranveer karna banyak karyawan yg juga mengenalnya beliau memang sedikit mirip dengan ranveer meski sudah tak muda masih terlihat tampan seperti ranveer.
Ishani mengangguk mantap dengan senyum di bibirnya tanpa di sadarinya sendiri, ranveer juga melihat detik-detik dimana senyum ishani muncul.

"Terimakasih sebelumnya karna sudah bekerja dengan baik saya hargai bagaimana pencapaian kalian untuk membantu kesuksesan WVCorp ini dan seperti di tahun-tahun yg lalu liburan gratis untuk 50 karyawan akan di adakan kembali itu sudah akan menjadi konsistensi perusahaan yg berawal oleh RV putra saya"
Tn. WV yg semula tak menemukan ranveer di kerumunan orang akhirnya dapat di temukan ketika para karyawan menoleh kearahnya dengan serentak, tapi ranveer sendiri tak menyadarinya karna dia tengah fokus menatap ishani.

Tentu saja pemandangan langka itu tak sedikit membuat yg lain penasaran, apa lagi Tn. WV yg sudah tak sabar mendengar penjelasan dari ranveer nanti.
Ishani yg terus menatap Tn. WV takjub mendadak bingung saat beliau menghentikan ucapannya, begitu juga dengan karyawan yg lain yg tengah melihatnya dengan beragam macam eksperesi.
"Apa yg mereka lihat" pekik ishani ia tersadar ketika menoleh kearah kesamping kanan tempat ranveer berdiri, ranveer menatapnya dengan.. dengan.. dengan pandangan yg sulit di jelaskan.
"Sir.." ucap ishani yg menyadarkan lamunan ranveer, ranveer melihat sekelilingnya dengan heran.
"Ada apa?" Tanyanya polos

Tn. WV hanya menggeleng kembali melanjutkan ucapannya, ia mengucapkan maaf karna hanya mengundang sebagian karyawannya saja karna akan lebih banyak orang-orang yg bekecimpung di bidang bisnis yg meramaikan pesta perusahaan itu, Tn. Wv hanya takut karyawannya malah jadi ragu dan segan untuk menikmati pestanya.
Dan pengumuman siapa saja karyawan yg akan berlibur gratis akan di umumkan besok, tidak tanggung-tanggung selain membawa anggota keluarga dan 50 pekerjanya tempat yg akan di tuju untuk berlibur adalah negara Thailand.

Ishani mendadak melow mengingat dirinya baru bekerja beberpa bulan di perusahaan, tidak ada kesempatan untuknya terpilih bukan.
"Harusnya aku tidak senang dulukan ya"
"Kenapa?"
"Eh sir, tidak papa"
"Kau mau kemana?"
"Pulang, acaranyakan sudah selesai"
"Akan aku antar"
"Saya rasa tidak perlu sir"
"Aku memaksa"
"Hmm baiklah maaf merepotkan anda"
"Satu lagi jangan pernah panggil aku dengan sebutan anda"
"Lalu?"
"Kau bisa memanggilku kamu seperti yg kau lakukan pada siwon"
"Hmm karna dia lagi"
"Kenapa tidak suka"
"T..tidak sir"
"Bagus.. ayo pulang jam 7 akan ku jemput lagi"
"Heh ada apa?"
"Apa perluku jawab?"
"Tapi aku tidak di undang"
"Aku yg mengundangmu secara pribadi"
"Eh"
Ishani masih melongo entah sudah berapa kali ia melakukanya seharian ini, ranveer terus menariknya hingga memasuki mobil.

Oke part ini yg paling sedikit dari sebelumnya.. tapi setidaknya aku berusaha geess 😭 maaf mungkin besok dapet ilham yg baik jadi bisa lancar sampe 1500 kata atau lebih seperti biasanya.. itu juga kalo bisa sih 😂 jangan lupa di vote dan di komen kritik sarannya boleh.

Btw ada yg mau kasih saran ranveer nanti ngelamar ishani gimana? yg anti-mainstream gitu 😂 jawaban unikz nanti aku coba kembangkan dengan imajinasiku wkwkw hehe salam hangat dari aku 😘😘😘

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang