H-1 sebelum hari Minggu.
Suasana ramai tampak dari kediaman Ima. Orang hilir mudik dengan kesibukan masing-masing untuk menyukseskan kegiatan esok hari.
Tama dan Ima dilarang untuk berkomunikasi meskipun ya harus sistem curi-curian untuk menanyakan hasil akhir dari persiapan. Contohnya menggunakan "email".
Ima menjulurkan kepalanya di pintu. Suasana ramai didalam rumah jelas terasa. Setelah selesai melihat semuanya, Ima menarik diri untuk masuk kembali ke kamar.
"Assalamualaikum." Suara itu nyata sekali di depan kamarnya.
"Wa'alaikumsalam." Ima membuka pintu. Terlihat seseorang kenalan yang tersenyum manis.
"Kamu bisa keluar dari kamar? " polisi Andre memperlihatkan apa yang ia bawa. Ima mengangguk, kemudian keluar dari kamarnya.
"Makasih ya sudah bawain makanan kesini. Moga kamu cepat menikah tahun ini." Ima mengambil beberapa potongan martabak.
"Doakan ya. Rencananya nyusul kamu juga dalam beberapa bulan ke depan." Andre mengunyah makanan.
"Alhamdulillah. Kenalkan dong besok ya." Ima tersenyum bahagia.
"Insya Allah, semoga orangnya bisa ikut ke sini. Oh iya semuanya sudah siap? Apa ada yang bisa aku bantu lagi? Kebetulan sudah lepas dinas." Andre melihat sekeliling yang nampak ramai.
"Kayaknya banyak banget deh. Yang didalam rumah urusan ibu-ibu sama tukang dekorasi. Bapak-bapak dapat diluar. Emang bawa baju ganti kesini tadi?" Ima memperhatikan Andre yang masih lengkap dengan pakaian dinas.
"Bawa." Memperlihatkan tas kecil yang ia bawa. "Ya sudah, kamu masuk sana lagi. Semoga tidak ada halangan acaranya besok. Aku mau ke belakang ganti baju. Makanan itu bawa masuk aja." Andre berdiri dari duduknya.
"Makasih sudah membantu ya. Tuh mama." Ima ikut berdiri. "Aku masuk dulu ya. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." Andre melangkah ke arah ibunya Ima, mencium tangan beliau lalu pamit berganti baju.
Ketika hendak masuk, tukang dekorasi mendekat. "Mbak Ima, minta izin dekor di dalam ya."
"Oh silahkan. Ayo." Ima membuka lebar pintu kamar.
"Kenapa nggak mau di gedung mbak? Calon suami orang kaya loh." Tukang dekorasi yang nampak lemah gemulai itu memulai memasang kain dan pernak pernik lainnya.
"Saya ambil tema di luar mas. Lagian halaman rumah masih luas kok." Ima berucap santai dan menghidupkan televisi. Memindahkan chanel untuk melihat berita siang.
"Eh mbak cantik kok panggil eke mas sih, panggilan diubah jadi mbak. Oke." Mbak Audia yang tidak ingin dipanggil mas itu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Ima terpaku, tangannya gemetaran. Berita di televisi cukup membuat jantungnya berpacu cepat. Airmata keluar tak terbendung.
Tukang dekorasi yang dikenal dengan nama "Audia" itu memalingkan wajahnya ke arah calon pengantin dibelakang. Cepat-cepat ia turun dari tangga, dan hampir terjun bebas ke lantai karena terkait undakan tangga.
"Eh mbak kok nangis? Duh matanya nanti bengkak loh. Kenapa sih?" Audia menepuk-nepuk pundak Ima yang tidak bisa di hentikan tangisnya.
Mbak Audia mengarahkan pandangan ke televisi. Ikut terkejut. "Astaga," menutup mulutnya kaget.
Ima segera keluar dari kamar meninggalkan mbak Audia yang masih termangu. Memeluk ibunya.
"Loh kamu kenapa sih nak?" Ibunya mengelus kepala anaknya.
"Ma, Tama ma." Ima masih tersedu-sedu.
"Memang Tama kenapa?" Ibunya berhenti mengelus dan menatap heran anaknya.
"Berita di tv bu." Ima hanya berbicara sepotong.
"Tentang?"
"Mobil yang sering dipakai Tama hancur ma tabrakan dengan truk kontainer." Ima mengeratkan pelukan ke ibunya.
"Astagfirullah, beneran ini. Korbannya sudah dikasih tau siapa?" Ibunya masih penasaran.
"Nggak tau ma. Tapi Ima hafal banget sama mobil itu." Ima meyakinkan apa yang ia ketahui selama ini.
"Kok nggak didengarkan sampai selesai sih?" Ibunya tiba-tiba gemas dengan kelakuan anaknya.
"Ima buru-buru keluar."
Ibunya menghela nafas berat. Anaknya yang satu ini memang luar biasa. Tidak didengar sampai selesai dan menarik kesimpulan sendiri. Dan yang mengendarai mobil belum tentu itu Tama. Dan bisa jadi mobil itu sama dengan punya Tama. Memang Ima hafal benar itu flat mobil, sampai detailnya.
Polisi Andre yang ingin ke kamar kecil menghentikan langkah melihat adegan tangisan Ima.
"Kenapa bu?" Andre ikut nimbrung.
"Ah berita di tv itu. Mobil yang dikendarai oleh Tama tabrakan dengan truk kontainer." Bu Amira menjelaskan dengan singkat.
"Kejadiannya baru saja bu?" Andre ketularan penasaran.
"Iya."
Dengan cepat Andre menelpon rekan kerjanya yang bagian ditlantas untuk menanyakan kebenaran kejadian kecelakaan itu. Ia melangkah keluar ruangan itu.
Ditengah keheningan tangisan Ima, Ridho juga masuk.
"Kamu kenapa dek? Besok acaranya loh, nanti jadi jelek." Ridho menggeleng kepala melihat kelakuan adiknya.
"Mobil yang Tama sopiri mengalami kecelakaan barusan. Polisi Andre lagi menghubungi rekannya untuk menanyakan kejadian yang sebenarnya. Kita tunggu saja dulu." Ibunya turut sedih terjangkit Ima.
Ridho kaget. Padahal baru 1 jam yang lalu ia berteleponan dengan calon adik iparnya si Tama. Ia menoleh sejenak ke arah adiknya yang tidak berhenti menangis. "Kok jadi begini ya?" Ia mendekat ke arah adik dan ibunya. "Kakak harap kamu lebih sabar lagi dek. Berarti Allah lebih menyayangi dia. Kamu dan kita semua disini harus belajar ikhlas." Ridho mengusap kepala adiknya.
Pukulan berat yang luar biasa disaat seperti ini. Disaat menjelang hari pelaksanaan pernikahan Ima. Orang yang akan menikah dengannya harus pergi untuk selamanya.
»»»💔💔«««
21.3.2018
Assalamualaikum wrwb.
"Kok dikit ?"
Pasti itu pertanyaan semua pembaca yang budiman.
Lah iya dikit, biar kesannya "something" gitu.😂😂
Asalkan jangan dilempar pakai terompah aja.Mendekati "Ending" ya.😩
Siap-siap pindah lapak ke cerita baru. Tetap ada sisi "humor".Tapi buat semuanya jangan lupa berspekulasi ria di part ini.
Karena jalan pikiran kita berbeda, makanya alur juga .......Salam bahagia selalu dari pak dokter Kris dan pak polisi Andre.😘😍
Wa'alaikumsalam wrwb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Bukan Sekretaris (TAMAT)
General Fiction"kamu yakin pengen hidup sama saya? Kamu kan orangnya nggak mau di atur." -Abi Rizki Pratama "Mulutnya ya pak" ~Fatimah Nafisha Azizah #1 Novel @ 11 Mei 2018 #5 General Fiction @ 6 Mei 2018 #9 General Fiction @ 14 April 2018 ◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎...