Apa hal yang membahagiakan lainnya adalah suami yang siaga. Yang siap pontang panting bahkan jungkir balik untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh sang istri mantan asisten yang ratu debat.
Contohnya saat ini kehamilan 3 bulan Ima, Tama harus turun tangan mencari bakso langganan istrinya. Yang ternyata tutup karena yang punya lagi ke Sumatera. Allahu Akbar.
Sampai nangis menggegerkan warga pun, warung bakso itu nggak akan buka. Ima meraju sejadi-jadinya. Tama sampai kebingungan untuk mencari cara merayu sang istri."Sayang, warungnya nggak buka. Kata karyawannya hari Sabtu nanti baru buka. Ganti bakso lain mau?" Tama masih setia membujuk.
"Nggak usah deh. Kita jalan-jalan yuk." Ima mengganti idenya.
Tama mengembangkan layar kebahagiaan. "Kemana?"
"Kita ke Suriah aja gimana?" Ima ngidam apa bikin kisruh.
Wajah Tama langsung kaget. Itu jalan-jalan yang mengorbankan tiga nyawa sekaligus. "Kamu nggak serius kan sayang? Itu negara lagi konflik."
"Ulu ulu suamiku sayang, gitu aja serius banget." Ima berlalu ke dapur sambil tertawa.
Tama dikerjain untuk yang kesekian kalinya oleh istrinya yang menjadi ratu hatinya.
Tama sampai terduduk di sofa. Ima hanya melihat dari pintu dapur. "Mas, ayo sini dulu. Tadi aku nyoba resep ayam rica-rica."
Kali ini Tama kembali bergegas ke dapur. Sebelum Ima menghidupkan code blue dari dapur.
Terpampang diatas meja makan semangkuk besar ayam rica-rica. Menggugah selera. Namun tidak dengan cabe yang mewarnai masakan itu. Melihatnya saja Tama sudah ngeri. Istrinya itu pemakan cabe level high. Tama tidak akan sanggup mengimbangi selera istrinya.
Berat. Memang. Tama takkan sanggup. Hendak menyuruh istrinya tapi sedang hamil.
"Segitu takutnya sama masakan aku, mas." Ima membuyarkan khayalan Tama.
"Hah." Tama kaget.
"Tenang aja. Itu sudah dikasih gula jawa juga. Meskipun kelihatan banyak cabe tapi nggak sepedas yang dulu itu mas. Nih coba." Ima menyendok ayam rica-rica beserta nasi ke arah Tama.
Tama ragu. Istrinya bisa saja melakukan yang tidak terduga. Tapi. Ini demi bayinya. Tama akan sanggup.
Perlahan Tama maju untuk menerima suapan dari sang istri.Alhamdulillah. Hal baik sedang berpihak pada Tama. Istrinya memang tidak main-main. Tidak semenakutkan cabe yang bertaburan diantara ayam rica-rica. Tama memakan setiap suapan dari istrinya.
Kalau tau gini, udah dari dulu sebenarnya nikahan sama cewek doyan cabe ini. Kan nggak perlu drama selama 3 tahun ini.
Tama senyum-senyum. Ima curiga.
"Mas itu dikunyah yang benar nasinya. Jangan senyum-senyum." Ima menegur suaminya yang tetap mempertahankan senyum misteri. "Oh iya. Ini ada undangan Andre. Dia nikah minggu depan. Wajib datang katanya." Menyerahkan undangan yang terbungkus rapi.
"Dia sendiri yang ngasih?" Tama menatap Ima.
"Iya. Tadi pagi. Tenang mas. Dia nggak sendiri, sama calonnya juga." Ima tau jalan pikiran sang suami.
"Heh, Ima. Istri kesayangan Tama. Boleh minta satu permintaan aja. Tetap selalu cinta dan sayang sama mas kesayangan mu ini sampai kita tua." Tama menggenggam tangan istrinya.
"Itu makanannya aku kasih baygon deh mas. Tadi itu banyak nyamuk." Ima menuju kulkas.
Tama syok berat. Itu beneran? Baygon? Tama batuk berat.
◎◎◎💕💕◎◎◎
7 April 2018
20 Rajab 1439 HijriyahAssalamualaikum wrwb.
Nih aku kasih ekstrak ekstrak lainnya. Kita mainnya lompat2 gitu ya.😂
Karena kebanyakan yang "Gamon" dari ini cerita aku ucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk kalian semua.
Antusias dan kebahagiaan dari kalian yang sudah bersedia mengikuti cerita ini adalah penyemangat saya untuk terus berkarya.
Yuk mampir ke lapak yang satunya ya.. jangan cuman disini bos dan asistennya aja ya.😁😀
Cek typo ya sahabat semua.😀
Baygon oh baygon. 😆
Salam bahagia selalu dari bos dan asisten.😍😘
Wa'alaikumsalam wrwb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Bukan Sekretaris (TAMAT)
General Fiction"kamu yakin pengen hidup sama saya? Kamu kan orangnya nggak mau di atur." -Abi Rizki Pratama "Mulutnya ya pak" ~Fatimah Nafisha Azizah #1 Novel @ 11 Mei 2018 #5 General Fiction @ 6 Mei 2018 #9 General Fiction @ 14 April 2018 ◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎...