💑After Married*3

40.1K 1.8K 35
                                    

Kehamilan yang beranjak menuju melahirkan adalah sesuatu yang baru bagi Tama dan Ima.

Kebahagiaan yang luar biasa diantara orang-orang terdekat mereka. Untuk urusan perlengkapan bayi pun mertuanya yaitu bu Riska ambil andil.

"Kalian nggak usah repot. Biar mama aja yang urus semuanya. Apalagi Ima. Jangan sampai capek. Itu cucu pertama mama. Oke." Tidak bisa dibantah lagi ini ucapan mertua.
Sore itu rumah mereka penuh dengan kunjungan kedua keluarga. Baik itu pihak Tama maupun Ima.

Namun sayang, waktu kunjungan itu, Tama sedang mencari pesanan Ima. Bakso cetar bahenol yang disukai sang istri. Meski mendekati masa melahirkan namun tidak menyurutkan keinginan Ima untuk makan bakso tersebut.

"Assalamualaikum." Tama memasuki rumah dengan senyum sumringah. Ia tau kedatangan tamu. Halaman rumahnya penuh mobil dan sepeda motor.

"Wa'alaikumsalam." Jawaban serempak berjamaah.

"Kamu tambah ganteng deh, mentang-mentang mau jadi ayah." Mamanya menepuk bahu anaknya dan memeluk sayang. Ia tau. Sekarang anaknya sangat bahagia dengan kehidupannya. Istri dan juga calon anaknya.

"Gimana kabarnya semua?" Tama menanyakan secara serentak untuk semua tamunya.

"Kami baik. Sepertinya kalian juga sangat sehat. Terima kasih nak Tama, kamu sangat menjaga anak perempuan kami ini." Mertuanya tersenyum tulus.

"Saya yang terima kasih bu, karena mengizinkan saya untuk menjaga Ima sepanjang hidup." Mata Tama berkaca-kaca.

"Kami berharap kalian sama-sama menjaga keluarga kalian dengan baik. Ada anak tentunya membuat kalian memberikan perhatian lebih satu sama lain." Ayahnya, pak Restu ikut memberikan petuah.

"Cuman sikap petakilan dan usil dia pa, Tama belum mempelajari." Tama tertawa diikuti seluruh tamunya.

"Syukurin, balasan kamu yang bikin anak orang merana dulu." Bu Riska ikut menggemparkan tawa orang dalam rumah itu.
"Kalau ingat-ingat kelakuan kalian berdua dulu berasa nggak jodoh. Tapi nyatanya Allah maha tau segalanya. Yang kita kira nggak mungkin itu dijadikan pasti sama Allah. Eh itu ada yang datang. Pasti kurir." Bu Riska berjalan menuju pintu.

"Mama beli apa? Kok alamatnya disini." Tama heran.

"Tadi sempat ke toko bayi. Beli ranjang bayi gitu. Plus kelambu." Pak Restu menjawab keheranan anaknya.

"Lah, kita kan pengen beli sendiri pa." Tama tampak keberatan.

Ima mengusap lengan suaminya yang nampak kecewa. "Kita hargain pemberian mama ya mas."

Tama menoleh ke istrinya. "Tapi yang."

"Nggak papa, uangnya kita pakai buat beli yang lain. Anggap aja itu hadiah untuk si kecil nanti." Lihat istri siapa yang sedewasa ini pikirannya.

Tama tanpa malu, memeluk istrinya. Cukup dipeluk sebagai apresiasi sikap istrinya.

"Nah letakkan disini aja mas. Makasih ya." Suara Bu Riska menengahi pelukan suami istri itu. "Lihat lucu kan." Memperlihatkan tempat tidur bayi ke semua orang.

Semua orang tidak meragukan sang ratunya keluarga Tama. Selera unyu-unyu beliau tak tertandingi.

Orang pertama yang merespon bahagia dengan tempat tidur bayi itu adalah Ima. "Lucu banget ma."

"Tentu dong. Spesial buat cucu." Bu Riska puas

"Mulai deh lebay nya mama." Tama berlalu ke dapur. Mengambil air putih untuk isterinya.

"Itu tuh, anak kurang asem. Mamanya sendiri dikatain lebay. Awas aja istri kamu lahiran nanti kamunya nangis. Mama sunatin kamu." Bu Riska mengoceh panjang yang disambut tawa orang di ruang tamu tersebut.

"Coba aja mau sunatin Tama. Kalau mau berhadapan sama menantu usil itu." Tama tersenyum kemenangan.

"Mau dikasih autan ya mas." Ima berdiri ke arah suaminya.

Ampunnnn.

>>💑<<<

8 April 2018

Assalamualaikum wrwb.

Ah cie cie yang senyum2 di Minggu malam.

Besok udah Senin aja ya. Ujian Praktek anak2 Madrasah. Kebagian jadi tukang kasih nilai. 😂

Makasih yang sudi jadi followers saya. Kasih vote, kasih komentar.💋 Makasih dukungan kalian semua. Cerita ini di rank #18 untuk hari ini. Kalian itu menghidupkan cerita ini.

Perhatian, beberapa part ke depan kita akan pisah sama pasangan ini.

Cek typo. Oke.

Aku pamit undur diri ke lapak sebelah.

Bantuin kasih saran nama buat anaknya si pak bos ya.😉

Wa'alaikumsalam wrwb.

Asisten Bukan Sekretaris (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang