Re-post. 29.April.2021
Selamat membaca...
Hanya karna mengetahui namaku.
Bukan berarti kalian tahu tentangku 'kan?***
Seorang gadis tomboi berjalan menelusuri koridor sekolahnya. Jam sudah menujukkan pukul 07.15 tanda pelajaran sudah di mulai, tapi gadis itu dengan santainya berjalan di koridor yang sepi.
"ANIN!"
Terdengar teriakkan dari seorang guru membuat gadis itu tersentak dan segera membalikkan badannya. Ia menatap guru yang meneriakki namanya
"Masalah." Gumam gadis tersebut.
"Eh ibu yang cantik." sapa gadis bernama Anin dengan ceriahnya ketika sang guru yang berteriak tadi berada di depannya.
"Ini sudah jam berapa Anin, kamu terlambat lagi?" Tanya guru itu namun gadis bernama Anin atau lebih lengkapnya Shakila Anindiya hanya diam menatap guru yang sedang mode mengomel.
"Sudah dong Bu. Telinga Anin nanti lepas, ibu nggak capek marah-marah terus?"
"Kamu ini..." Guru itu memijit pangkal hidungnya mendengar ucapan Anin murid yang selalu terlambat ke Sekolah.
"Kamu Ibu hukum berdiri di lapangan sampai jam istirahat dan sehabis itu kamu ke ruangan ibu" ucap guru itu.
Anin mengangguk dan melangkahkan kakinya ke arah lapangan ia berdiri menghadap sang merah putih dengan tangan menghormat.
.
.
.TRING.....
Bel istirahat berbunyi. Membuat gadis yang tengah di hukum itu mengehembuskan nafas legah. Anin segera beranjak dari lapangan menuju ke ruangan Guru yang menghukumnya tadi, dan mengabaikan bisik bisik siswa siswi terhadapnya.
Tok. tok. tok.
Anin mengetuk pintu ruang Guru yang terbuka. Anin dapat melihat beberapa guru yang menatap kearahnya, dan terlihat jelas banyak dari guru guru di dalam menatap tidak suka terhadapnya.
"Duduk." Titah guru tersebut. Anin segera duduk di depan guru itu
"Ibu tidak tau harus bagaimana terhadapmu Anin, kamu ini perempuan bersikaplah selayaknya perempuan jangan seperti preman, kamu ini anak sekolah dan bla bla bla" omel guru itu panjang lebar. Anin hanya mendengarkan ceramah gratis dari guru yabg berada di depannya.
"Ini." ucap guru itu tiba tiba membuat Anin tersentak, Anin menatap sebuah kertas yang di berikan padanya.
"Maaf ibu tidak bisa membelamu lagi. kamu di keluarkan di sekolah ini. Sebenarnya ibu berat membiarkan mu di keluarkan di sekolah ini ... kamu anak yang cerdas tapi.___"
"Tidak apa Bu saya mengerti, kalau begitu saya permisi" potong Anin.
Anin menghembuskan nafasnya ia tahu ini akan terjadi. Makanya dia tidak kaget dengan keputusan pihak Sekolah yang mengeluarkannya. Anin sadar. Dirinya sudah telalu banyak melanggar peraturan sekolah.
"Baguslah anak itu di keluarkan, saya sudah lelah menghadapi kenakalannya"
"Iya anak itu selalu saja membuat onar, dari terlambat, sampai berkelahi dengan laki laki dan lainnya"
Anin hanya bisa mengakat kedua bahunya ketika mendengar beberapa bisikkan para guru lain tentang dirinya
Dengan langkah pasti Anin pergi dari sekolah lamanya itu tanpa harus pamit dari siapapun.
Siapa yang ingin di pamitkan? Teman? Sahabat? Tidak.
Anin tidak memiliki teman ataupun sahabat di sekolah ini.
Bukan Anin yang tak ingin mempunyai teman, tapi mereka yang enggan berteman dengannya. Jngankan berteman menyapa saja mereka tidak, tapi bukan berarti ia tidak memiliki sahabat atau teman. Anin memiliki teman bahkan sahabat, tapi bukan di sekolahn ini melainkan di sekolah lain.
Aneh? Iya itulah dia Shakiela Anindiya Tidak mempunyai teman di sekolahnya sendiri tapi memiliki teman serta sahabat di sekolah lain.
***
Seorang wanita mentap tajam kepada seorang gadis yang di depannya. Wanita itu memijit pelipisnya karna kelakuan gadis di depannya ini, gadis yang tak lain putri wanita itu.
"Astaga Anin, ini kenapa sampai di keluarkan di sekolah?" Wanita itu bertanya sembari mencoba menahan emosinya.
"Maaf ma."
"Kenapa bisa telat tadi? bukannya tadi kamu berangkat sebelum jam enam? Ini lagi muka kamu... Penuh memar."
Mama Anin menekan bagian memar yang ada di wajah Anin membuat gadis itu meringisi kesakitan.
"Anin nggak sengaja terlambat Ma, tadi Anin habis bantuin nenek tua yang kesusahan bawa belanjaannya___"
"Dan soal memar ini, tadi ada anak cowok jelek jelekin Anin, ya Anin tonjok. Terus di balas tonjokkan" jawab anin sejujurnya.
Anin memang benar tadi pagi sebelum ke sekolah ia bertemu dengan wanita tua yang kesusahan bawa belanjaannya, karna tidak tega Anin memutuskan membantu wanita tua itu.
Hal itu mengakibatkan Anin terlambat masuk sekolah. Untuk memar di wajahnya, tadi dia sempat berkelahi ketika seorang siswa di sekolahnya mengatainya dengan kasar cuman karna penampilannya yang urakkan.
Karna tak terima Anin memukulnya tersebut dan terjadilah perkelahian.
"Namanya nenek nenek sudah tua pastinya Anin," cibir mamanya membuat Anin cengengesan tidak jelas.
"Mama akan cariin sekolah baru untuk kamu," putus mama Anin membuat Anin mengangguk pasra
Anin menghembuskan nafasnya, lalu beranjak menuju kamarnya meninggalkan mamanya yang menatap kepergiannya.
***
Byebye👋👋👋
Sabtu : 23.03.2018
KAMU SEDANG MEMBACA
A N I N. (Re-post)
Teen Fiction_ANIN VERSI PERTAMA_ Kepindahan Anin di sekolah barunya serta Kematian mamanya. membawa Anin bertemu sahabat di masa kecilnya bukan hannya bertemu sahabat lama, ia juga di pertemukan dengan sesosok Papa yang tak pernah ia miliki sewaktu kecil. Apa y...