34. ANIN

15.2K 967 36
                                    

Repost 11 Agustus 2021

Selamat membaca...

Hari sudah menjelang sore, Anin keluar dari kamarnya menuju lantai bawa. Langkah Anin terhenti di tengah tangga ketika melihat dan mendengar suara tangis Naufal di ruang keluarga.

"Aufal Kenapa?" Tanya Anin. Ia memang memanggil Naufal dengan Aufal.

Anin menatap dua pengasuh Naufal meminta jawaban atas pertanyaan-nya

"Tuan muda ingin keluar Nona," jawab salah satu pengasuh Naufal.

"Kenapa nggak keluar aja? Anak kecil kayak Aufal itu harus di biarkan bermain di luar rumah, asal harus di awasi." Ucap Anin

Anin mengambil Ahli Naufal dari gendongan salah satu pengasuhnya, membawa Naufal keluar rumah di ikuti dua pengasuh Naufal.

"Nona mau kemana?" Tanya Rio yang mendapati Anin berdiri di depan Pintu.

"Aku ingin mengajak Aufal main di taman dekat sini" jawab Anin.

"Boleh 'kan?" Tanya Anin.

Rio menatap Anin lalu pada Naufal yang ada di gendongan Anin. "Boleh nona, tapi dua pengasuh itu harus ikut dan empat pengawal" Jawab Rio

Anin mengangguk meski ia merasa Rio berlebihan menyuruh ia keluar dengan pengawal yang menurut Anin tak penting, tapi karena ia keluar dengan Naufal maka Anin mengiya 'kan saja.
.
.
.
Mata Naufal berbinar ketika ia, Anin dan lain-nya sampai di taman dekat Mansion mereka tinggal. Anin menurun 'kan adik-nya. Naufal. Dan dengan segera Naufal berlari begitu senang dan di ikuti dua pengasuh dan dua pengawal.

Anin duduk di salah satu bangku taman dengan dua pengawal yang berdiri dengan jarak jauh di belakang-nya, ia tersenyum menatap Naufal yang begitu bergembira berada di luar Ruangan.

Bosa duduk sendiri Anin berdiri dan menatap dua pengawal yang siap mengikuti-nya.

"Kalian di sini saja, aku hanya akan ke toilet" ucap Anin.

Dua pengawal itu saling menatap lalu mengangguk dan mebiark 'kan Anin berjalan sendiri.

Anin melangkah sambil menatap sekeliling Taman, mata Anin terpaku pada dua pria yang tak asing lagi bagi-nya. Arryo dan sahabatnya.

"Dua penghianat saling menyayangi" ujar Anin, sambil menatap sahabat Aryo yang sedang memeluk pinggang seorang gadis dengan mesra-nya.

Anin menghembus 'kan Nafasnya guna menghilang 'kan sesak di dada-nya, Anin segera beranjak dari tempat ia berdiri sebelum Aryo dan sahabat Aryo melihat kebaradaanya. Namun sayang sahabat Aryo sempat melihat Anin tanpa Anin ketahui.

"Anin" gumam sahabat Aryo

"Anin?" Tanya Aryo yang sempat mendengar gumaman sahabat-nya

"Mana?" Tanya Aryo sambil mencari cari keberadaan Anin

"Kesempatan buat habisi tu cewek kalo dia ada di sini tanpa Devan" ucap Aryo tanpa menyadari tangan sahabat-nya terkepal ketika mendengar ucapan-nya.

"Sampai kapan-pun gue nggak akan biarin lo nyentuh Anin, meski lo adalah sahabat gue" batin Sahabat Aryo.
.
.
.

"Ka Anin dari mana?" Tanya Naufal ketika mendapati Anin yang berjalan mendekati-nya.

"Dari toilet" jawab Anin

"Aufal pulang yuk" ajak Anin

Naufal menatap Anin lalu menatap suasana taman yang sudah mulai sunyi karna hari sudah makin sore. Ia mengangguk dan merentang 'kan kedua tangan-nya pada Anin pertanda minta di gendong.

Anin tersenyum lalu menggendong Naufal dengan senang hati "ternyata begini rasa-nya kalau punya saudara yang bisa di sayang dan di ajak main, dan menghabis 'kan hari sore bersama" batin Anin.

***

Bersambung..

Sampai sini dulu yah..

Esok aja next-nya, nanti double Up. 😊😊😊

Jangan lupa Voted and Coment...

Byebye👋👋👋

Jum'at : 27.04.2018

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang