23. ANIN

17.1K 958 35
                                    

Re-post : Sabtu.19.06.2021

Selamat membaca...

apa yang pernah kau lakukan akan berbalik padamu

Maka nikmati apa yang akan terjadi nantinya.

***

Tidur Anin terusik ketika merasakan sinar matahari yang menerpa wajahnya. Dengan perlahan Anin mengerjab matanya. "Buset Gue tidur ampe pagi."

Anin segera bangun dari tidurnya dan dengan cepat ia masuk kedalam kamar mandi, setelah selesai Anin keluar dari kamar mandi dengan seragam sudah lengkap.

"keluar nggak ya?"

Anin terus terusan mondar mandir di depan pintu kamarnya hingga suara pintu terbuka membuat ia berhenti mondar mandiri.

"Wah, anak ayah sudah bangun ternyata" ucap Given ketika mendapati putrinya sudah rapih. Ralat sedikit rapih, karna dasi yang Anin pakai belum tertata rapih.

Given maju dan merapikan dasi putrinya, setelah ia mengecup dan membawa Anin turun untuk sarapan bersama.

Kedatangan Given dan Anin membuat semua mata yang ada di meja makan menatap mereka. Adit dan Bintang, tersenyum lebar ketika melihat kedatangan Adik perempuan mereka, mereka segera memberi kecupan pada Anin ketika Anin sudah duduk di antara mereka.

Seorang pria berseragam sama dengan Anin menatap Anin dengan dahi berkerut.

"LO..." tunjuk pria itu membuat semua menatap pria itu. "Lo kan yang nonjok Gue waktu itu" ucapnya.

Anin menatapnya dan berfikir sejenak lalu mengangguk "kalau ia kenapa?" Tanya Anin.

"Anin pukul Eca?" Tanya Adit membuat Reza, Atau biasa di panggil Eca. Sepupu Anin mengangguk.

"Lah salah sendiri lo gangguin gue, yah gue tonjok" ucap Anin santai.

Reza mencibir "gue nggak nyangka kalau cewek yang selalu di bilang cewek jadi-jadian, sepupu gue." gumam Reza.

"Gue lebih nggak nyangka cowok aneh kayak lo jadi sepupu gue," balas ketus Anin

"Ekhm."

Dehem opa Anin.  Suasan yang sempat menghangat akibat Anin dan Reza menjadi dingin.

"Berasa makan di kuburan gue," ucap Anin tanpa sadar.

"Ini.." Given seraya memberikan uang beberapa lembar uang jajan berwarna merah pada Anin, "ini kebanyakan pa" ucap Anin.

"Nggak apapa, bagi papa uang ini nggak cukup buat Putri papa jajan."

"Nggak sedikit apanya. Gue bisa beli bakso gerobak bakso dengan uang segini banyak" gumam Anin yang masih di dengar oleh semua orang.

"Sudah ambil aja. Sana berangkat, nanti supir papa yang antar, dan jemput kamu."

Anin mengangguk pasra dan berdiri dari duduknya, ia mengambil tangan papanya lalu menyalaminya, bukan hanya papanya, paman, serta kakak sepupu yang lebih tua darinya ia lakukan termasuk opanya.

Opa Anin hanya terdiam ketika Anin menyalaminya dengan sopan, hanya Anin yang melakukan hal tersebut, Anak serta cucunya tidak pernah melakukan hal itu karna marah pada dirinya, dan didikkannya yang tak pernah mengajarkan cara menghormati orangtua pada Anaknya hingga Anak dan cucuknya tak terbiasa mencium tangannya.

Anin melewati Tika begitu saja ketika selesai menyalami opanya membuat Tika mendengus "kamu nggak nyalamin mama kamu?" Tanya Tika sok manis.

Anin menatap Datar pada Tika "mama?" Tanya Anin

"Mama aku baru meninggal, apa kamu Arwa mama Aku yah?" Tanya Anin dengan wajah yang di polos poloskan.

"Tapi Arwa mama kok Jelek yah?, kayak badut keberatan perhiasan" ejek Anin membuat hampir semua orang di sana tertawa.

"Benar, Mami kayak badut" sambung Naufal, adik tiri Anin,

dan rasanya Reza, ingin tertawa terbahak bahak sekarang ketika melihat wajah Tika yang memerah karna kesal dengan ucapan Anin.

"Pa, Anin pergi dulu, Assalamu'alaikum" salam Anin lalu pergi dari hadapan mereka di ikuti Reza.

Sepeninggalan Anin dan Reza. Tika mulai mengeluarkan cibiran cibiran untuk Anin yang membuat hampir semua yang ada di sana panas mendengarkannya.

"DIAM TIKA!" bentak Given.

Given berdiri dari duduknya membawa Naufal tanpa pamit pergi meninggalkan yang lainnya

"Huff..." terdengar hembusan nafas dari Vera Adik Given

"Vera pamit dulu pa." pamit Vera, Vera segera pergi di ikuti oleh dua ponakan lakinya, Adit, dan bintang yang akan berangkat kantor.

***

Mobil mewah yang Anin naiki sudah dekat dengan gerbang sekolah dan seperti beberapa hari yang lalu, ketika ia pertama di antar ke sekolah oleh supir papanya, Anin meminta turun sebelum sampai di sekolah dan dengan patuh sang supir menngikuti keinginan nona mudanya.

"ANIN" teriak Adinda ketika melihat Kedatangan Anin, di ikuti kedua sahabat lainnya mereka segera berlari mendekat kearah Anin.

"Lo kemana aja beberapaa hari ini?" Tanya Adinda kesal.

"Maaf" hanya itu kata yang bisa Anin ucapkan

"Kami mencari mu di rumah mama kamu tapi kamu nggak ada" jelas Aisyah

"Oh.. itu aku tinggal sama papa" ucap Anin membuat semua menatapnya.

"Kenapa nggak kasih tahu?" Tanya Natal. "Dan kenapa bisa di sana?"

"Maaf." Jawab Anin "semua terlalu mendadak" lanjutnya ia tak ingin menjelaskan Alasan kenapa ia sampai bisa di rumah papanya

"Sudahlah. Yang penting Anin sudah ada" ucap Aisyah.

"Ayo ke kelas bel sudah bunyi tu" ajak Adinda ketika mendengar suara bel memulainya pelajaran telah berbunyi.

***

Bersambung...

Segini dulu yah.. nanti di lanjutkan di nextnya nggak lama updatenya ko. Mungkin malam sudah update lagi.

IG
Nuryunus99

Byebye👋👋👋

Kamis : 19.04.2018

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang