06. ANIN

19.3K 1.2K 30
                                    


Tidak di Revisi

Re post. 01. Mei.2021

Selamat membaca...

Saat kain berwarna putih polos membungkus mu,
Saat itu juga aku terakhir melihat mu mama

-anin-

***

Tak ada lagi yang bisa menjadi sandaran seorang Anin ketika sang mama pergi untuk selama lamanya menghadap sang ilahi.

Hati Anin hancur  ketika mengetahui mamanya pergi meninggalkan dirinya sendiri Kini Anin benar benar sendiri, tak ada lagi seseorang yang akan ia tunggu kepulangannya di rumah.

Di saat berduka hanya para sahabat dan tetangga yang berada di rumahnya menemaninya merasakan duka Anin.

Tak ada sanak saudara yang menemaninya mengikhlaskan kepergian sang mama, jangankan saudarah. Ayah, dan keluarga Ayah serta Ibupun ia tak punya. Miriskan?

Anin menatap Nisan bertukiskan nama Mamanya, dengan perlahan Tangan Anin terukur membelai Nisa milik mamanya, "Ma.. Kenapa Mama Pergi? Hiks..."

"Anin di sini Hiks.. hanya sendiri Ma, kenapa mama pergi? Hiks.."

"Anin tidak Hiks.. Punya siapa Siapa lagi Ma.. hiks.. Anin nggak Punya Papa, Saudaran dan sekarang hiks.. Anin sudah tidak punya Mama Hiks.. satu Hiks.. satunya yang Anin Hiks.. punya."

"Kuat dan ikhlaskan kepergian mama mu sayang, agar ia tenang ketika tertidur panjang" bisik seorang wanita berjilbab. Umi Aisyha.

Bagaimana bisa aku harus kuat? Kalau tempatku bersandar kini tak ada lagi?

Bagaimana aku bisa ikhlas saat hatiku tak ingin???

"Semua yang hidup akan mati, hanya doa dan keikhlasanlah yang bisa kamu lakukan sayang" ucap Umi Aisyha lagi seakan tau apa yang di hati Anin

Para sahabat Anin hanya terdiam melihat hancurnya sahabat mereka di saat bertambahnya umur ia harus kehilangan satu satunya alasan ia selalu tersenyum ceriah.

Mereka syok ketika polisi menjelaskan penyebab kematian mama anin semalam, polisi sudah menjelaskan jika kematian mama anin murni karna kecelakaan bukan di rencanakan atau lainnya, mobil yang menabrak mama anin telah di amankan polisi sedangkan sang pengemudi sudah di masukkan kepenjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya

"Semua terlalu tiba tiba" ucap Devan

"Iya." sambung dinda

"Itulah hidup, Tuhan yang memberi Tuhan juga yang mengambil." ucap Natal

"Semua sudah takdir dari Dari Allah, sebuah kematian sudah di garis olehnya, kita sebagi manusia hanya bisa mendoakan dan mengikhlaskan saja" ucap Aisyha

"kita sebagai sahabat harus di samping Anin untuk menguatkannya" sambung Aisyha membuat ketiga sahabatnya mengangguk mengerti

Anin dan lainnya serta para tetangga mengantar jenasah Mama Anin ke pamakaman tempat peristirahat terakhir mama anin.

"Mama hiks.. hiks... Mama.." tangis Anin

"Anin, ayo pulang" ajak Umi Aisyah yang sedari tadi masih setia menemani dan memeluk Anin yang sedang berduka.

"Kenapa Tuhan Sangat jahat padaku umi?" Tanya anin

"Jangan bicara begitu sayang, ambil hikmah dari apa yang terjadi" nasihat umi Aisyah.

"Tegar sayang, mama kamu tidak akan tenang jika kamu begini, kuat dan perlihatkan pada mama kamu kalau kamu anak yang tegar dan kuat" lanjut umi aisyah menyemangati Anin

***

Anin sekarang berada di kamar mamanya bau wangi khas mamanya tercium di hidung anin, ia duduk di ranjang milik mamanya menatap kosong kearah bingkai Foto mamanya.

Sahabat Anin masih ada di rumahnya lebih tepatnya di ruang tamu.

Sedangkan para tetangga sudah pulang setelah selesai pemakaman Mama Anin.

"BRAK..."

Suara benda jatuh membuat Anin tersentak Ia menatap bingkai foto yang berada di meja rias mamanya yang entah kenapa tiba tiba terjatuh.

Anin segera beranjak dari duduknya dan segera memungut bingkai fotoh yang jatuh, dengan segera Anin menyingkirkan pecahan kaca bingkai foto namun tangannya terhenti ketika melihat ada foto lain di bingkai itu

Mata Anin membola ketika melihat foto yang lain. Foto dimana mamanya memakai baju pengantin bersama seorang pria yang ia yakini Ayahnya. Foto pernikahan Kedua orangtuanya.

"Jadi dia ayahku?"

"Jadi dia yang mama maksud?, dia yang tak menginginkan aku dan mama?"

"Jika ia, aku akan berdoa tidak akan bertemu dengannya selama lamanya, jika ia tak menginginkan ku maka aku juga tak menginginkannya, aku bisa tanpa mu papa, seperti kau bisa tanpa aku dan mama" ucap anin penuh emosi dan tekat

***

Bersambung...

Terharu nggak sih baca chapter ini??

Masih banyak salah..

Jangan lupa.. 🔊🔊🔊

Voted and comentnya.. 😄😄😄

Jangan 🙅🙅🙅 ada SIDER 🙊🙊🙊 Di antara kita 👫👬👭

Byebye👋👋👋

Minggu : 01.04.2018

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang