56. ANiN

14K 1K 83
                                    

Part ini khusus Devan

Selamat membaca...

Devan terduduk di depan Ruang Kepala Sekolah bersama Anin yang duduk menyandar kepalanya di bahu Devan.

Mereka tadi di keluarkan di Ruang Kepala Sekolah karna membuat keributan dan menganggu para orangtua yang sedang menghadap satu polisi yang berniat membawa mereka.

"Van Lo kenapa Sih. Diam dari tadi? Lo juga nggak bisa tahan emosi Lo" tanya Anin

"Gue nggak apapa Nin" jawab Devan

"Kalo ada apapa lo bilang Aja nggak usah sok nggak apaapa" ketus Anin

Devan menghembuskan Nafasnya "Gue Merasa bersalah sama Bokap Gue Nin" ucap Devan

"Gue selalu ngecewain, buat dia malu dengan kenakalan gue, dia selalu belain gue meski gue yang salah. Dan apa yang gue balas sama kebaikan dia? Gue hanya bisa buat kesalahan lagi dan lagi" ucap Devan

Anin mengangkat kepalanya di bahu Devan dan menatap Devan yang terlihat sedih. Tak seperti Devan yang biasanya.

"Gue bahkan ninggalin dia sendiri di rumah padahal gue tahu dia sendirian di rumah" lanjut Devan

"Gue pengen jadi anak baik tapi___" ucap Devan terhenti

"Gue terlalu kecewa Sama ayah Gue"

"Gue kecewa karna dia nggak pernah kasih tahu apa alasannya bercerai dengan nyokap gue, dan gue nggak di beri izin buat ketemuan sama dia" ucap Devan tanpa sadar Air matanya terjatuh

Devan segera menghapus Air matanya ketika melihat orangtua mereka keluar Ruang Kepala Sekolah

"Lo bisa Van, kalo Lo mau jadi Anak baik" ucap Anin

"Kalo menurut gue, Lo lebih Baik tanya sama Ayah Lo kenapa Dia cerai sama Nyokap Lo dan kenapa nggak ngizinin lo ketemu sama nyokap Lo"

"Semua pasti Ada alasannya Van" ucap Anin

Anin berdiri dan berjalan mendekat kearah Papanya yang kini tersenyum kecil ketika melihatnya. Senyum yang jarang di perlihatkan pada orang lain namun senyum papanya selalu Anin lihat.

Devan menatap Anin yang sedang memeluk Papanya dalam hati kecilnya ia iri dengan Anin yang mau menerima Papanya meski ia pernah tumbuh tanpa papanya.

"Van Ayo Pulang" ajak Reyhan tiba tiba membuat Devan tersentak dan menoleh kearah Ayahnya yang sedang tersenyum hangat padanya.

Devan ikut tersenyum kecil melihat tatapan penuh sayang yang selalu Ayahnya perlihatkan padanya dari ia kecil sampai sekarang.

"Iya yah" jawab Devan sambil berdiri dari duduknya

Reyhan mulai masuk kedalam Mobilnya meninggalkan Devan yang berdiri di depan pintu mobil.

"Van mau pulang sama Ayah?" Tanya Reyhan namun tak ada jawaban membuat Reyhan menghembuskan nafasnya

Reyhan tahu. Devan masih marah dan kecewa padanya. Namun tak bisakah Anaknya itu tidak mencuekinnya? Ayah mana yang tak merasa sedih jika putranya marah dan kecewa berkepanjang pada dirinya?

Reyhan sengaja tak memberitahu alasan dirinya dan Mami Devan bercerai semua itu Demi kebaikkan Devan.

Ia tak mungki menceritakan hal yang sebenarnya? Bilang pada Devan 'Ayah dan Maminya bercerai hanya karna Maminya sudah menikah dan punya Anak?, dan tak mungkin ia beritahu kalau Devan putra kesayannya hadir karna kesalahan kedua orangtuanya'

Begitupun Alasan ia tak mengizinkan Devan mencaritahu kalau kenapa ia tak boleh bertemu dengan Maminya karna ia takut Devan sedih ketika mengetahui Alasannya tersebut.

"Van mau naik motor Devan?" Tanya Reyhan

"Devan mau pulang bareng Ayah" jawab Devan membuat Menatap putranya tak percaya "benar?" Tanya Reyhan

"Iya" jawab Devan "apa boleh?" Tanya Devan

Reyhan mengangguk pertanda 'iya boleh' hati Reyhan begitu bahagia mengetahui putranya mau pulang bersama dirinya meski bukan pulang ke Rumah.

Dvan masuk kedalam Mobil Ayahnya. Suasana dalam mobil begitu sunyi hanya ada suara mesin mobil yang terdengar Devan dan Reyhan tak bersuara sedikitpun begitupun sang supir yang fokus kearah jalan.

Suasana sunyi membuat Devan mengantuk dan tak lama Devan tertidur dengan posisi kepalanya bersandar di laca Mobil.

Reyhan tersenyum kecil melihat putranya sudah terlelap dengan perlahan Reyha memindahkan kepala Devan dari kaca mobil ke arah bahunya.

Reyhan menghembuskan nafasnya ia mengusap kepala Devan dengan lembut seperti hal yang biasa ia lakukan pada Devan kecilnya dulu, Devan kecil yang sukanya mengekori dirinya.

Devam kecil yang selalu menyayanginya kini sudah tumbuh menjadi Devan yang membencinya namun tak Apa semua ini demi kebaikkan Devan, ia tak ingin putranya merasa tak di sayangi oleh Maminya atau dirinya

"Ayah Rela menerima kekecewaan dan kemarahan mu Nak, itu lebih baik dari pada Ayah harus melihat Kamu bersedih karna alasan itu" ucap Reyhan

"Ayah rela kau menjauhi Ayah. meski Ayah hanya bisa melihatmu dan mengawasimu dari kejauhan saja" Reyhan mengeulus rambut Devan penuh kasih

"Ayah harap kamu tidak akan merasa kecewa pada dirimu sendiri ataupun bersedih ketika suatu saat Nanti kau mengetahui semuanya" ucap Reyhan

Air mata Reyhan tterjatuh di atas kepala Devan ia terus mebgelus rambut Devan tanpa menyadari bahwa Devan tidak tidur sedari tadi melainkan hanya menutup matanya saja.

***

Bersambung...

Typo dll

Siapa yang tertarik buat Grub di WA?

Yang tertarik silakan chatting Nanti saya tambahkan

Byebye👋👋👋

Selasa 08.04.2018

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang