Selamat membaca...
Given menatap putrinya yang duduk menyendiri di pinggir kolam berenang sudah tiga hari putrinya hanya duduk diam dengan tatapan kosong dan itu membuatnya hatinya tersiksa dan tak terasa Air matanya mengalir.
Ayah mana yang akan bahagia melihat putrinya yang selalu ceria kini hanya selalu menyendiri dan menangis dalam diam, tak ingin berbagi rasa yang ia rasakan?.
Dengan menghapus Air matanya Given melangka mendengan pelan kearah putrinya. Anin.
"Sayang"
Panggil Given pada Anin, ia mengelus rambut Anin membuat Anin yang diam dalam tatapan kosong tersentak.
Anin menatap Given "Jangan melamun sendiri" ucap Given
Given memeluk Anin "Jika ingin menangis, menangsilan, itu lebih baik."
"Dan akan lebih baik kanu menangis dengan suara mu dari pada kau menangis dalam diam mu"
"Papa tersiksa melihat putri papa seperti ini" ucap Given tanpa sadar ia menitihkan air matanya.
Anin yang merasakan Air mata Given terjatuh segera melepaskan peluk 'kan Given padanya, tangan Anin terulur menghapus Air mata Given.
"Jangan menangis Pa" ucap Anin,
Anin memeluk Given membuat tangan Given memeluknya juga hari Anin tersiksa melihat papanya Menangis.
"Bagaimana papa tidak Nangis Kalo seseorang yang menjadi alasan Papa untuk tersenyum selalu menyendiri dan menangis dalam diamnya?" Tanya Given.
"Maaf, Anin buat Papa sedih karna Anin" ucap Anin
"Papa jangan sedih lagi ya?" Pinta Anin sambil melepaskan pelukkannya lalu menatap Given
Given tersenyum lalu mengangguk "asal Putri papa tidak sedih lagi" ucap Given.
"Iya Pa." ucap Anin,
Anin lembali memeluk Given mencari kehangatan dalam pelukkan yang sejak lama ia rindukan
"Ekhm"
Sebuah suara deheman seseorang membuat Anin melepaskan Peluk 'kan-nya pada Given lalu menatap sang pemilik suara tersebut. Bintang.
"Ada yang main peluk pelukkan nggak ngajak Kakaknya" ucap Bintang
Anin tersenyum lalu berdiri dan memeluk kakaknya
"apa sebahagia ini rasanya punya seorang Papa, dan kakak, Ma? Anin senang punya mereka tapi Anin akan sangat senang jika Ada Mama di antara kita. Maaf Kalo Anin egois ma." Batin Anin
Given tersenyum melihat putrinya kembali tersenyum, rasanya beban yang ada di bahunya terangkat seketika, ketika melihat senyun putrinya.
"Ih.. Liven nggak di Ajak Peluk Pelukkan" ucap Liven tiba tiba datang bersama Adit. Kakak pertamanya.
Anin melepaskan peluk 'kan-nya pada Bintang lalu memeluk Liven, setelah itu memeluk Adit. Membuat Adit begitu merasakan kebahagian ketika Adik kecilnya memeluk dirinya
"Syukurlah dia sudah kembali tersenyum" batin Adit
"Oh Iya Nin" ucap Liven ketika melihat Anin sudah selesai berpelukkan dengan Adit.
"Sahabat kamu kemari mereka Ada di ruang tamu" ucap Liven.
Liven sengaja memanggil sahabat Anin datang ke Mansion Andjaya, tanpa perduli peraturan yang mengatakan 'orang orang tak penting di larang ke Mansion Andjaya'
Lagi pula Ini juga untuk Anin dan ia sudah minta izin sama Papanya selaku Anak pertama Andjaya dania juga sudah minta izin opanya Selaku pemilik Mansion dan pembuat Aturan. Opanya langsung mengangguk ketika ia minta izin membawa sahabat Anin
KAMU SEDANG MEMBACA
A N I N. (Re-post)
Teen Fiction_ANIN VERSI PERTAMA_ Kepindahan Anin di sekolah barunya serta Kematian mamanya. membawa Anin bertemu sahabat di masa kecilnya bukan hannya bertemu sahabat lama, ia juga di pertemukan dengan sesosok Papa yang tak pernah ia miliki sewaktu kecil. Apa y...