EPILOG

18.1K 1K 60
                                    

Re-up ; Sabtu,23.April202

Vote dan komen jangan lupa. 😁😁😁

Setelah ini, akan aku up cerita lainnya. Baik cerita lama mau pun cerita baru.




Selamat membaca.

Anin menatap makam mamanya sendu sudah lama ia tak mengunjungi makam mamanya ini.

Doapun di panjatkan oleh Anin dan lainnya ketika berada di makam Milik Orang terkasih.

"Mama Anin datang" ucap Anin setelah habis berdoa

Anin mengusap Nisan milik mamanya masih terasa sesak di dadanya mengingat Mamanya yang pergi untuk selama lamanya di saat ia bertambah umur.

"Mama" ucap Anin

Anin terdiam sejenak

"Mama. Anin Kangen Mama" ucap Anin sambil mengusap Air matanya

"Maaf Anin yang belum bisa membanggakan mama"

"Maaf Anin yang selalu nakal. Dan tidak pernah mendengar ucapan Mama"

"Maaf Anin yang selalu buat Mama khawatir"

"Maaf Anin yang selalu menyakiti hati Mama dengan perilaku Anin"

"Ma__" ucap Anin terhenti karna air mata yang sudah mengalir deras

"Terima kasih untuk semuanya Ma"

"Kasih sayang Mama"

"Waktu Mama dan semuanya Ma. Terima kasih. Maaf Anin tidak sempat membuat Mama bahagia tapi Anin janji Anin akan buat mama Bangga di sana"

"Doa Kan Anin mama" ucap Anin.

Air mata Anin terjatuh semakin deras terjatuh ia teringat saat saat Mamanya mengusap rambutnya penuh sayang, saat mamanya yang mengomelinya karna selalu berkelahi dan masih banyak lagi hal hal yang lainnya.

"Sudah sayang" ucap Given sambil mengelus rambut Anin

"Oh. Iya Ma"

"Anin dapat juara Loh..." ucap Anin sambil terkekeh di ikuti Air matanya yang jatuh

"Mama pasti Banggakan?" Ucap Anin

Given membawa putrinya kedalam dekapannya menenangkan putrinya yang sudah tak bisa berhenti menangis

Adit dan Bintang menatap Senduh Makam Mama Tirinya tak ada kata kata yang terucap di kedua pria itu namun Air mata mereka mewakili perasaan rindu mendalam mereka terhadap Mama tiri mereka

Sedangkan Liven? Ia tak tahu harus Apa. Apa ia harus berucap seperti Anin atau menangis seperti dua kakaknya.

"Aku sudah menepati ucapanku waktu itu Sayang. Aku datang bersama Putri dan ketiga putra kita" batin Given

"Adit" panggil Given

Adit menatap Papanya lalu mengangguk "Mama" ucap Adit

"Adit datang lagi" ucap Adit lagi

"Adit datang sama Adek Bibi" ucap Adit sambil menatap Bintang. Bibi panggilan kesayangan Andin terhadap Bintang

"Sama Liven. Liven sudah besar Ma"

Adit menatap Liven yang dari tadi diam. ia tahu adiknya tidak tahu harus apa

"Liven kesayangan mama sudah besar. Dia sudah tamat SMA Ma. Dia dapat juara. sama seperti Anin"

"Mama"

"Adit Minta restu. Adit akan menikah beberapa bulan lagi. Tapi pernikahan Adit tidak di sini Ma. Pernikahan Adit akan di laksanakan di luar Negeri"

A N I N. (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang